Padi dan Lahan Penggaraman di Klungkung Diterjang Banjir Rob

Padahal sawahnya baru berusia satu bulan

Klungkung, IDN Times - Ombak tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah Bali pada Rabu (27/5) lalu membuat para petani di Dusun Sidayu, hingga Dusun Lepang khawatir. Sebab para petani setempat melihat lahannya diterjang air laut, sehari setelah kejadian atau Kamis (28/5). Padi yang mereka tanam terendam air laut dan terancam gagal panen.

Padi dan Lahan Penggaraman di Klungkung Diterjang Banjir RobIDN Times/Wayan Antara

Baca Juga: Bali Selatan Akan Terjadi Fenomena Banjir Rob, Hati-hati Ya

1. Jarak sawah sekitar 50 meter dari pesisir

Padi dan Lahan Penggaraman di Klungkung Diterjang Banjir RobIDN Times/Wayan Antara

Seorang petani asal Desa Sidayu, Sudartana, mengungkapkan tinggi ombak yang terjadi Rabu (27/5) mencapai sekitar enam meter. Air laut meluber dan menggenangi lahan pertanian di pesisir Pantai Sidayu hingga Pantai Lepang di Desa Takmung.

"Padahal jarak sawah sudah sekitar 50 meter dari pesisir. Tapi Kemarin (27/5) saking kerasnya ombak, air laut sampai meluber hingga ke lahan pertanian warga," jelas Sudartana, saat ditemui di lahan pertaniannya, Kamis (28/5).

Baca Juga: Tidak Ada Pertunjukan Tarian Jika Bali Terapkan Normal Baru

2. Usia padi baru satu bulan

Padi dan Lahan Penggaraman di Klungkung Diterjang Banjir RobIDN Times/Wayan Antara

Sudartana hanya bisa pasrah melihat kondisi ini. Apalagi padi di lahan pertaniannya baru berusia satu bulan. Sehingga kemungkinan tidak dapat berkembang dengan baik.

"Jika terendam air laut, nanti padinya akan menguning dan mati," jelasnya.

Dari perkiraannya, ada belasan hektare lahan pertanian di Dusun Sidayu hingga Lepang kena dampak banjir rob.

"Padi itu sangat rentan. Sedikit saja terendam air laut bisa mati. Ini sudah terancam gagal panen," ungkapnya.

3. Banjir rob juga menerjang petani garam di pesisir Desa Kusamba

Padi dan Lahan Penggaraman di Klungkung Diterjang Banjir RobIDN Times/Wayan Antara

Tidak hanya merugikan petani sawah, ombak besar yang terjadi Rabu (27/5) juga merusak lahan penggaraman milik petani garam di pesisir Desa Kusamba, Klungkung.

"Semuanya hancur, lahan penggaraman tergerus air laut. Tempat menjemur garam juga hancur," ungkap petani garam asal Desa Kusamba, Dewa Chandra, Kamis (28/5).

Ia sudah beberapa kali pindah lahan penggeraman, dan saat ini tidak tahu lagi harus bagaimana. Mereka tidak dapat memproduksi garam, karena lahannya hancur diterjang ombak.

"Kalau pindah lagi, keluar biaya lagi. Kami harap pemerintah bisa memberi solusi ke kami para petani garam yang kian hari kian susah," ungkapnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya