Wawali Denpasar ungkap Sejarah Relasi Megawati dan Jaya Negara

Denpasar, IDN Times - Prosesi pelebon Ibunda Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dan I Gusti Ayu Bintang Darmawati alias Bintang Puspayoga, dihadiri oleh sederet pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ketua Umum DPP sekaligus Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Megawati Soekarnoputri, hadir melayat di Jalan Padma, Penatih, Kota Denpasar, Senin (04/8/2025) pagi.
Sementara, Wakil Wali Kota (Wawali) Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, mengatakan kedatangan Megawati didampingi Hasto Kristiyanto, Prananda Prabowo, serta jajaran dewan pimpinan pusat PDIP sebagai solidaritas setelah Kongres ke-VI PDIP di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung tanggal 1-2 Agustus 2025.
“Saya belum ketahui, mungkin karena bertepatan waktunya juga, jadi menyesuaikan. Karena Ibu (Megawati) sebelum tanggal 1, di tanggal 29 sudah ada di Bali,” kata Arya saat ditanya soal perpanjangan kunjungan Megawati di Bali.
Sebagai rekan Jaya Negara, Arya berkata Ibunda Jaya Negara adalah pekerja keras. Semasa muda, Almarhumah Jero Samiasa adalah penjual banten untuk menyokong kebutuhan keluarga.
“Almarhumah adalah seorang permepuan yang menghidupi keluarga dan anak-anaknya. Itu semua dihidupi melalui menjual banten,” ujar Arya di Jalan Padma, Kota Denpasar, Senin (4/8/2025).
Saat ditanya posisi keluarga Jaya Negara di mata Megawati, Arya mengungkapkan relasi keduanya berkaitan dengan sejarah lahirnya PDIP di Bali.
“Berangkat dari Puri Satria yang mana Puri Satria ada sosok Anak Agung Puspayoga dan juga suami dari Bintang Puspayoga,” kata dia.
Ia melanjutkan, kelahiran PDIP di Bali berangkat dari Puri Satria. Setelah Kongres 2 Agustus 2025 kemarin, Bintang Puspayoga juga ditunjuk sebagai Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPP PDIP.