Seorang Panwascam di Karangasem Mendadak Hilang Ingatan

Karangasem, IDN Times - Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Rendang, Karangasem, I Gede Artana (52), mengalami hilang ingatan saat mengawal tahapan rekapitulasi di tingkat kecamatan. Ia kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Sanjiwani, Gianyar.
1. Awalnya dibawa ke puskesmas setempat dan pulang. Namun kondisinya makin menurun

Ketua Bawaslu Bali, I Ketut Ariyani, mengatakan yang bersangkutan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar. Sebelumnya, ia sempat menjalani rawat jalan di puskesmas setempat. Tapi karena kondisinya terus menurun, akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Sanjiwani, Senin (6/5) lalu.
"Waktu drop pernah diajak periksa ke Puskesmas Rendang, tapi balik ke rumah lagi. Tapi karena terus kondisinya drop dirujuk ke rumah sakit," terang keluarga Artana kepada anggota Bawaslu yang menjenguknya.
2. Bawaslu Bali berharap agar Artana segera diberikan kesembuhan

Ariyani berharap agar Artana segera diberikan kesembuhan. Menurutnya, Bawaslu RI sudah menginstruksikan kepada Bawaslu Bali untuk mendata jajaran pengawas yang meninggal, sakit, atau mengalami musibah sampai cacat.
Dari data yang ia punya, jajaran Bawaslu Bali diketahui meninggal dua orang, satu orang kecelakaan patah tulang, dan satu orang mengalami hilang ingatan, yaitu Artana.
Untuk yang meninggal akan diberikan santunan sebesar Rp36 juta. Prosesnya nanti akan dilakukan verifikasi data, baik yang sakit maupun yang meninggal. Namun untuk yang sakit masih menunggu verifikasi.
3. Sudah sakit sejak distribusi

Wayan Sudarma, rekan kerja korban, menjelaskan Artana memang sudah mengalami sakit saat tahapan distribusi logistik. Kendati demikian, ia tetap menjalankan tugasnya saat Pemilu tanggal 17 April lalu. Kemudian tanggal 18 hingga 26 April ia masih mengawal rekapitulasi.
"Tanggal 16 April saya bersama beliau sempat patroli menemui teman-teman Pengawas TPS hingga pukul 03.00 dini hari. Lanjut tanggal 17 April satu hari penuh sampai tanggal 18 April mengawal tahapan pemungutan dan penghitungan," papar Sudarma.
4. Ngotot bekerja meski kelelahan

Saat pengawasan rekapitulasi di kecamatan itulah Artana terlihat kelelahan. Ia sudah disarankan supaya istirahat, tapi tetap ngotot bertahan dengan alasan biar tuntas. Akhirnya tanggal 2 Mei, ia benar-benar drop.
"Berdasarkan diagnosa yang saya dapatkan dari pihak keluarga, katanya ginjalnya kekeringan. Makanya sampai cuci darah," cerita Sudarma.
Sudarma berharap rekannya segera diberikan kesembuhan. "Beliau memang betul-betul tanggung jawab dengan tugas. Sudah sakitpun tetap memaksakan diri," ujarnya.