Sejumlah Siswa SMK di Bali Mengaku Tidak Pernah Cek Kesehatan

Denpasar, IDN Times - Siti Revisa Melia Putri (16) terkejut ketika mengetahui kedua matanya minus hampir satu. Revisa, begitu sapaan karibnya, mengaku sejauh ini tulisan di papan kelasnya nampak jelas terbaca. Perempuan kelas 10 jurusan layanan perbankan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Denpasar ini, mengaku tidak pernah melakukan cek kesehatan secara mandiri. Revisa bercerita, program cek kesehatan gratis ini adalah cek kesehatan pertamanya.
“Sebelumnya gak pernah (cek kesehatan), gak pernah ke RS (rumah sakit) sih. Kalau ada penyakit, baru ke RS dan periksa,” kata Revisa kepada IDN Times di halaman SMKN 2 Denpasar, Rabu (13/8/2025).
Senada dengan Revisa, Wilda Hasanah Husna, siswi kelas 10 jurusan layanan perbankan ini juga tidak pernah cek kesehatan. Seperti apa cerita mereka menjalani program cek kesehatan gratis? Baca selengkapnya di bawah ini.
1. Dari empat siswa yang ditemui IDN Times, tiga di antaranya baru pertama kali cek kesehatan

Wilda, begitu nama panggilannya, akan ke RS jika seandainya mengidap sakit seperti demam, batuk, dan lainnya. Jadi, cek kesehatan di sekolah pada Rabu, 13 Agustus 2025 adalah kali pertamanya. Ia menjalani berbagai pengecekan dalam program gratis ini.
“Waktu masuk tadi ditanyain tentang data-data, kita punya penyakit apa. Terus selesai itu, kita disuruh lihat tinggi badan sama berat badan. Disuntik buat lihat gula darahnya, cek tensi, dan cek mata,” ujar Wilda di halaman sekolah.
Perempuan berusia 16 tahun ini juga mengidap minus. Namun berbeda dengan Revisa, Wilda telah mengetahui penyakitnya itu tetapi kerap enggan menggunakan kaca mata. Tenaga kesehatan yang memeriksanya meminta Wilda lebih sering memakai kacamata.
2. Rizki cek kesehatan mandiri bersama keluarganya, rutin olahraga

Selain Wilda dan Revisa, Veronika Angelina siswi kelas 10 jurusan akuntansi juga baru pertama kali cek kesehatan. Keluarganya tidak pernah mengajak cek kesehatan secara mandiri. Ia hanya rutin mengecek tinggi dan berat badan di rumah.
“Pertama kali sih saya cek kesehatan dan pertama kali mendapatkannya,” kata Angelina sambil mengantre di barisan siswi lainnya.
Rizki Eka Adiputra (16), siswa kelas 10 jurusan layanan perbankan, bersyukur hasil cek kesehatan di sekolah masih sama dengan hasil cek kesehatan mandiri bersama keluarganya setahun lalu. Rizki mengaku rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang seperti sayuran, protein daging dan telur.
“Mata normal, juga gak ada minus. Saya berharap konsisten menjaga kesehatan tubuh,” kata Rizki.
3. Ada 2120 siswa di Bali mendapat layanan cek kesehatan gratis

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, mengatakan target cek kesehatan gratis untuk siswa di Bali sebanyak 740 ribu orang. Khusus untuk siswa ada 17 daftar pemeriksaan kesehatan, dengan durasi pengecekan 10 menit per orang.
“Jadi untuk siswa mulai dari TK sampai SMK, SMA itu target kita untuk tahun ini,” kata Anom kepada awak media di SMKN 2 Denpasar, pada Rabu (13/8/2025).
Anom menerangkan, dari pemeriksaan kesehatan gratis ini, jika ada siswa yang harus dirujuk, puskesmas akan membuatkan surat rujukannya agar dapat diperiksa lebih lanjut. Meskipun cek kesehatan gratis baru diluncurkan hari ini di SMKN 2 Denpasar, tapi secara keseluruhan ada 2120 orang siswa se-Bali yang sudah cek kesehatan gratis.
“Dari sebagian besar laporannya ada kebugaran, jarang bergerak. Terus teknisnya yang kesehatan mata,” kata Anom.
Sejauh ini belum ditemukan kasus diabetes lewat cek kesehatan gratis ini. Pihaknya belum dapat memberikan rincian hasil laporan menyeluruh cek kesehatan gratis di Bali. Ia akan melaporkannya nanti secara resmi.