Alasan Warga Denpasar Masih Suka Beli Motor Bekas, Bukan Cuma Harga

- Widodo menjual 5-6 motor bekas sebulan dengan harga di bawah Rp5 juta, paling diminati oleh pekerja proyek. Calon pembeli diingatkan untuk memperhatikan kondisi mesin, fisik kendaraan, serta kelengkapan surat sebelum membeli.
- Fahmi lebih memilih motor bekas dengan merek tertentu karena pertimbangan harga yang lebih terjangkau dan kekuatan rangka serta mesin yang sudah terbukti. Biaya perawatan motor bekas juga relatif murah.
- Sulis memilih membeli sepeda motor bekas karena ingin tampil berbeda dari kebanyakan orang. Ia selalu mempertimbangkan kelengkapan surat serta keistimewaan motor yang dijual.
Denpasar, IDN Times - Di tengah maraknya peluncuran model baru sepeda motor dari berbagai merek, minat masyarakat Denpasar terhadap motor bekas ternyata masih cukup tinggi. Salah satu warga Kota Denpasar, Widodo, menekuni bisnis jual beli motor bekas sejak beberapa tahun terakhir. Usaha sampingannya ini bahkan dijalankan lintas provinsi.
"Di Denpasar minat masyarakat membeli motor bekas terutama jenis motor custom masih bagus. Kebanyakan membeli motor bekas karena budget, di sana untungnya," tuturnya pada Senin (3/11/2025).
1. Membeli sepeda motor bekas dari pemilik pertama

Widodo mengungkapkan, dalam sebulan ia bisa menjual lima hingga enam unit sepeda motor dengan harga di bawah Rp5 juta. Menurutnya, permintaan terbesar datang dari para pekerja proyek. Meski begitu, ia tetap mengingatkan calon pembeli agar memperhatikan kondisi mesin, fisik kendaraan, serta kelengkapan surat seperti BPKB dan STNK sebelum membeli.
Salah satu pelanggan, Dwi, mengaku sudah dua kali membeli motor bekas dari Widodo. Motor pertama yang dibelinya adalah tipe japstyle karena masih dalam kondisi bagus dan berasal dari tangan pertama. Ia juga membeli Kawasaki Ninja yang mesinnya masih optimal dan juga dari pemilik pertama. Menurut Dwi, membeli motor dari tangan pertama bisa meminimalkan modifikasi, sehingga keaslian kendaraan tetap terjaga.
"Suka aja. Soalnya yang awal itu custom. Suka juga modelnya pas nemu di dia. Kalau motor keluaran sekarang ya maaf. Maaf ya saya kurang greget," ungkapnya.
2. Membeli motor bekas karena pertimbangan harga

Sementara itu, Fahmi mengaku tidak pernah membeli sepeda motor baru. Ia lebih memilih motor bekas dengan merek tertentu. Keputusannya itu didasari oleh pertimbangan harga yang lebih terjangkau, serta kekuatan rangka dan mesin yang sudah terbukti. Motor bekas tersebut digunakannya untuk beraktivitas sehari-hari mencari nafkah di Bali.
Menurut Fahmi, biaya perawatan motor bekas juga relatif murah. Ia hanya mengeluarkan dana sekitar Rp50 ribu hingga Rp250 ribu untuk perbaikan. "Kalau aku selalu (beli bekas). Iya selalu Suzuki. Kadang dapat harga Rp3 juta sampai Rp15 juta," ujarnya.
3. Mengincar sepeda motor bekas yang orisinil dan istimewa

Salah satu warga Kota Denpasar, Sulis, mengaku memilih membeli sepeda motor bekas karena ingin tampil berbeda dari kebanyakan orang. Sebagai pembeli, ia selalu mempertimbangkan kelengkapan surat serta keistimewaan motor yang dijual. Sulis juga lebih tertarik pada motor yang masih orisinal sesuai keluaran pabrikan.
"Biar beda dengan orang kebanyakan yang beli sepeda motor baru dengan jenis dan tipe yang sama. Motor impian saya Kawasaki Ninja Karbu 250 CC 2 silinder CBU Thailand antara tahun 2008-2012," ungkapnya.
Sementara itu, Eko menjelaskan bahwa jika pembeli beruntung mendapatkan motor bekas yang istimewa, orisinal, dan dengan kilometer rendah, biaya perbaikan bisa lebih minim. Umumnya, perawatan hanya mencakup servis rutin seperti ganti oli dan penggantian beberapa suku cadang penting.
"Biaya perawatan awal sepeda motor bekas masih terjangkau yang penting kita dapat motor yang istimewa," terangnya.


















