Pesan Veteran Bali, Rakyat Masih Banyak yang Miskin

Denpasar, IDN Times - I Gusti Bagus Saputra mengenakan jas dengan berbagai lencana berjejer rapi. Kaca mata hitam membuat penampilan veteran perang itu semakin modis. Saputra adalah veteran perang sebelum kemerdekaan Indonesia. Kini, Saputra menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Bali.
Sambil duduk di kursi berwarna putih, Saputra berkata perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-80 sudah semestinya terlaksana. Ia bercerita, perayaan ini sebagai rasa memiliki terhadap perjuangan seluruh pejuang merebut kemerdekaan Indonesia.
“Sekarang sudah 80 tahun merdeka. Diperlukan perhatian terhadap refleksi keadaan-keadaan dan situasi sekarang ini. Banyak rakyat yang masih miskin,” kata Saputra kepada IDN Times di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Minggu (17/8/2025).
1. Saputra berpesan agar pemerintah mengutamakan kebijakan pro rakyat

Tubuh Saputra masih tampak bugar saat usianya tak lagi muda. Veteran berusia 95 tahun ini mengatakan, masih banyak rakyat yang kekurangan menghidupi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan. Ia juga menyoroti kondisi kesehatan dan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Kekurangan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan banyak PHK. Diperlukan perhatian pemerintah supaya menjurus lebih mengutamakan kebijakan yang pro rakyat,” tutur Saputra.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, angka kemiskinan ekstrem di Indonesia tahun 2025 tercatat sebesar 2,38 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebanyak 23,85 juta orang.
2. Pengampu kebijakan jangan hanya mementingkan partai dan golongan

Ia melanjutkan, Indonesia dengan keberagamannya harus terjaga utuh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saputra berpesan agar pengampu kebijakan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat. Menurutnya, rakyat berhak menjalani kehidupan bernegara dengan menganut kepercayaan masing-masing.
Ia menegaskan agar pendidikan juga menjadi aspek utama yang harus diperhatikan pemerintah. Baginya, pendidikan adalah jalan menuju anak muda berkembang untuk memimpin Indonesia di tahun-tahun mendatang. Menurutnya, untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, pengampu kebijakan tidak hanya mementingkan kepentingan golongan dan partai saja.
“Pendidikan yang betul-betul jiwa karakter pro rakyat. Jangan hanya kepentingan golongan dan sebagainya. Jangan hanya kepentingan partai dan sebagainya,” tegasnya.
3. Tantangan sekarang berbeda, ingat keunikan daerah dan jangan menyerah

Sementara Wakil DPD LVRI Bali, I Made Suderana, mengatakan generasi muda Indonesia, khususnya Bali, agar tidak menyerah terhadap keadaan. Nilai-nilai perjuangan para pejuang di masa lalu dapat diserap generasi muda.
Suderana mencontohkan masa-masa melawan penjajah, harus berpikir kreatif untuk memukul mundur penjajah, seperti menggunakan senjata dengan keunikan daerah.
“Percaya kepada kemampuan sendiri. Kalau senjata kurang, gunakanlah senjata budaya, keris, tombak. Bilamana perlu dengan bambu runcing,” ujar Suderana sambil mengepalkan tangan.
Suderana kini berusia 86 tahun. Dengan semangat berkobar, ia menegaskan agar anak muda tidak lupa pada sejarah. Baginya, sejarah menjadi tekad agar tetap setia kepada bangsa dan negara.