Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Perhumasan Harus Menjadi Pejuang Fakta

Ketua Umum Perhumas Indonesia, Boy Kelana (Dok.IDN Times/istimewa)

Badung, IDN Times - Dalam pertemuan World Public Relations Forum (WPRF) yang digelar di Bali pada 19-22 November 2024, Perhumas Indonesia berkomitmen menjadikan komunikasi sebagai mesin perubahan yang positif dan bermakna, serta menjangkau setiap sudut masyarakat. Ketua Umum Perhumas Indonesia, Boy Kelana, mengatakan saat ini hubungan masyarakat telah berkembang lebih dari sekadar komunikasi strategis.

“Sebagai anggota dari asosiasi PR global, Perhumas berkomitmen untuk mendukung misi penting ini. Karena itu kami mendorong pemimpin dunia untuk menjadikan komunikasi sebagai mesin perubahan yang positif,” ungkapnya.

1. Kontribusi Indonesia dalam ekosistem PR dipertanyakan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Menurut Boy, seluruh anggota Perhumas Indonesia memiliki kesempatan untuk membentuk narasi yang membangun kepercayaan, menginspirasi harapan, dan menyatukan orang-orang menuju solusi yang berkelanjutan. World Public Relations Forum juga akan mengeksplorasi kontribusi Indonesia terhadap ekosistem PR yang berkelanjutan dan tangguh.

"Kami percaya bahwa keberlanjutan sangat penting bagi masa depan pendekatan lapangan kami yang tidak hanya menghormati lingkungan, tetapi juga ekosistem sosial yang menopang kepercayaan dan pemahaman publik,” jelasnya.

2. Pentingnya komunikasi yang bertanggung jawab

ilustrasi meeting (pexels.com/fauxels)

Praktisi humas dan juga komunikasi juga dituntut harus bisa menginspirasi dunia yang semakin kompleks dan kaya akan informasi, yakni dengan menjaga kepercayaan. Kepercayaan yang tentu saja didasarkan pada satu prinsip utama, yaitu komunikasi yang bertanggung jawab.

“Komunikasi yang bertanggung jawab berarti kita harus mampu mengelola informasi dengan bijak, menghindari penyebaran berita palsu, dan memastikan bahwa kita berkontribusi dalam diskusi yang konstruktif, mempromosikan inklusi dan keragaman,” jelas Boy.

Praktisi komunikasi dan humas harus terus mengeksplorasi tren, inovasi, dan praktik terbaik dalam hubungan masyarakat. Karena tujuan bersama adalah menggunakan kekuatan komunikasi untuk mendorong perubahan positif.

3. AI dapat dimanfaatkan untuk pekerjaan humas

ilustrasi Artificial Intelligence (pixabay.com/tungnguyen0905)

Sementara itu, Presiden Global Alliance, Justin Green, mengungkapkan lanskap komunikasi saat ini sudah berubah dengan hadirnya kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence). Namun, kecerdasan buatan juga dianggap tidak akan bisa menggantikan pekerjaan manusia.

“AI tidak akan mengambil pekerjaan. Orang yang tidak tahu cara menggunakan AI akan kehilangan pekerjaan. AI tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya membeli rumah. Memiliki keluarga yang tumbuh besar di rumah itu, dan kemudian kehilangan rumah itu karena bencana alam. Masa depan kecerdasan buatan adalah kecerdasan emosional,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Global Alliance dan seluruh anggotanya juga terikat oleh kode etik global dan prinsip-prinsip penggunaan AI yang etis dan bertanggung jawab, yang akan membawa pekerjaan humas ke masa depan. Sehingga pihaknya berpesan kepada semua pihak agar menjadi pejuang fakta daripada fiksi.

Share
Topics
Editorial Team
Ayu Afria Ulita Ermalia
Irma Yudistirani
Ayu Afria Ulita Ermalia
EditorAyu Afria Ulita Ermalia
Follow Us