Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penderita HIV di Denpasar Takut Jujur Kepada Keluarganya

ilustrasi HIV (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi HIV (IDN Times/Mardya Shakti)

Denpasar, IDN Times - Peran media dianggap penting dalam melawan stigma negatif Orang Dengan HIV (ODHIV) atau Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA), terutama di wilayah Bali. Stigma tidak hanya dialami oleh penderita. Keluarga penderita juga terkena stigma. ODHA di Bali, Tias, bercerita dirinya berupaya untuk tetap menjaga rahasia tersebut dari suami, anak dan keluarga besarnya atas statusnya yang positif HIV. Stigma dan diskriminasi masih membayangi pikirannya jika status penyakitnya itu diketahui. Ia merupakan Pekerja Seks Perempuan (PSP) selama berrtahun-tahun. Ia mengakui menderita penyakit itu sejak menjadi PSP di Papua.

"Aku dulu dari Jaya Pura, di sana aku divonis sama dokter. Divonis, langsung pulang. Terus aku terjun ke Bali, ketemu bapak di kafe itu. Terus aku minta dites, ternyata positif. Emang aku minta," terangnya.

1. Tias ingin terus survive dan menyadarkan sesama PSP

ilustrasi HIV AIDS (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi HIV AIDS (IDN Times/Aditya Pratama)

Tias awalnya tidak menduga akan terjangkit penyakit ini. Ia kemudian pindah ke Bali dan bekerja sebagai PSP di Sanur selama empat tahun. Kemudian pindah ke Jalan Teuku Umar selama 5 tahun sampai sekarang. Hingga akhirnya tes yang dilakukan di Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja pada tahun 2016 memvonisnya positif HIV. Dengan mengakses layanan tersebut dan mengikuti program pengobatan, Tias bisa bertahan hingga saat ini.

"Teman-teman saya itu sampai meninggal. Cuma dideteksi positif tetapi tidak dikasih tahu sakit apa. Mati temanku tiga dari sana (Papua)," katanya.

Pengalaman pahit mendorong Tias untuk ikut serta dalam penjangkauan. Apalagi ketika temannya meninggal, tapi tak seorang pun bersedia memandikan jenazahnya. Tias juga ikut menyosialisakikan pentingnya penggunaan kondom.

"Untuk teman-teman juga, kami selalu menyediakan penjangkauan ke lokalisasi-lokalisasi itu. Teman-teman yang baru selalu kami ajak tes di sini," jelasnya.

2. Faktor ekonomi menjadikan PSP sulit lepas dari potensi risiko

ilustrasi HIV (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi HIV (pexels.com/Anna Shvets)

Kendati positif HIV, tapi bekerja sebagai PSP adalah pilihannya. Tias dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya dari hasil ini. Setidaknya dalam sebulan, ia mampu memegang uang Rp15 juta per bulan dengan melayani empat orang setiap hari. tarifnya pun beragam, mulai dari Rp250 ribu. Suaminya pn mengetahui kondisi tersebut.

"Bisa Rp10 juta, Rp15 juta," terangnya.

Dengan iming-iming jumlah penghasilan dibandingkan dengan penghasilan normal, misalnya Rp2 juta per bulan, Tias merasa keadaan ini justru berbanding terbalik.

3. Keberadaan Yayasan Kerti Praja didedikasikan untuk pengendalian penyakit di tengah warga

Yayasan Kerti Praja
Layanan di Klinik Utama WM Medika Yayasan Kerti Praja (IDN Times/Ayu Afria)

Yayasan Kerti Praja berdiri pada 1992. Pendirinya adalah Prof dr Dewa Nyoman Wirawan. Yayasan ini terletak di Jalan Raya Sesetan Nomor 270, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Tujuan pendirian yayasan ini satu di antaranya untuk mencegah penyakit menular dan tidak menular di tengah warga melalui pendidikan kesehatan, perlindungan khusus, diagnosis dini, dan pengobatan segera. Selain itu, juga memberikan pelayanan klinis yang terjangkau bagi warga berpenghasilan rendah dalam pelayanan kesehatan dasar seperti pelaynan IMS dan HIV/AIDS.

Yayasan ini terdapat satu orang dokter spesialis kulit dan kelamin, tiga orang dokter umum, dua orang bidan, dua orang petugas laboratorium, dan staf lainnya hingga bagian keamanan. Dengan pelayanan tersebut, Pengelola Program HIV Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja, Dewa Nyoman Suyetna, berharap warga ataupun kelompok rentan sadar untuk turut memeriksakan statusnya.

"Yang paling susah sebenarnya adalah secara umum HIV itu masih ada stigma, masih ada diskriminasi," terangnya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan Resmi Menjadi WBTB

14 Okt 2025, 13:53 WIBNews