Siaran Acara di TV Bukan Satu-satunya Hiburan Warga Tabanan

Siaran TV analog di rumahmu udah mati belum, guys?

Tabanan, IDN Times - Pemerintah Pusat resmi menghapus siaran televisi (TV) analog dan beralih ke siaran TV digital secara bertahap. Masyarakat dituntut menggunakan set top box (STB) untuk menangkap siaran TV digital. Alat ini seharga Rp200 ribu per unit di pasaran.

Beberapa warga di Kabupaten Tabanan yang memiliki TV analog mengaku akan membeli STB jika ada uang. Jika tidak, mending sekalian tidak menonton TV. Lagi pula jarang menonton acara di TV.

Baca Juga: 15 Ribu KK Miskin Tabanan Diusulkan Dapat Bantuan STB

1. Kalau lagi santai, Iin lebih melihat handphone meskipun televisi di warungnya menyala terus

Siaran Acara di TV Bukan Satu-satunya Hiburan Warga TabananWarga Tabanan memutar siaran TV di TV analog (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Pedagang kuliner lalapan di Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Iin (45), biasanya menonton acara di TV analog. TV berukuran 14 inci tersebut diletakkan di warung untuk menemaninya selama berjualan, dan menghibur pelanggan yang menunggu pesanan. Saat ditanya mengenai penghapusan siaran TV analog, Iin menanggapinya dengan santai.

"Kalau ada uang, beli alatnya. Kalau belum, ya masih ada handphone buat hiburan," ujarnya, Kamis (10/11/2022).

Mengeluarkan uang sebesar Rp200 ribu untuk membeli STB cukup berat bagi dirinya. Lagi pula, ia tidak terlalu memperhatikan TV karena sibuk berjualan. TV di warungnya dbiarkan terus menyala.

"Sibuk membuat pesanan dan melayani pelanggan. Kalaupun santai, biasanya lebih lihat handphone. Jadi sebenarnya meski tidak ada siaran TV tidak masalah," tutur Iin.

2. Sudah tiga tahun tidak menonton TV

Siaran Acara di TV Bukan Satu-satunya Hiburan Warga TabananIlustrasi TV Analog. (pexels.com/Huỳnh Đạt)

Jika Iin sering menyalakan TV analognya selama berjualan, namun tidak dengan Ella (26). Warga asal Kecamatan Selemadeg yang tinggal di Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, ini mengaku tidak pernah menyalakan TV analog di kosannya. Jadi, ada atau tidaknya siaran TV, tidak terlalu berpengaruh pada dirinya.

"Sekitar tiga tahun sepertinya saya tidak lagi nonton TV. Jangan-jangan TV-nya sudah rusak karena lama tidak dinyalakan."

Ia mengakui tidak sempat menonton TV karena sibuk bekerja. Dia lebih memilih langsung istirahat setelah pulang kerja di restoran cepat saji daerah Tabanan.

"Pulang kerja, makan, dan mandi, lalu langsung istirahat. Palingan cuma lihat handphone sebentar sebelum tidur. Tidak pernah nonton TV," katanya.

3. Hanya menonton satu saluran TV yang gambarnya jernih

Siaran Acara di TV Bukan Satu-satunya Hiburan Warga Tabananunsplash.com/ZachVessels

Hal berbeda dipaparkan Ima (48), warga Dauh Peken, Kecamatan Tabanan. Ia justru akan membeli STB jika siaran TV analog benar-benar dihapus, karena kebetulan dirinya ada rejeki. Ima lambat laun menyukai tayangan acara dakwah atau sinetron di satu saluran saja. Ia tidak pernah sekalipun mengganti salurannya meskipun jarang menonton.

"Satu saluran saja. Alasannya karena saluran itu paling jernih gambarnya," terangnya.

Seandainya tidak ada TV, Ima masih ada hiburan lain. Tinggal ambil handphone, buka platform hiburan TikTok atau konten-konten di YouTube. Beres!

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya