Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Minim Peminat, Pemuda Tabanan Didorong Mencintai Pertanian

Pertanian di Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Pertanian menjadi tulang punggung dalam mewujudkan swasembada pangan. Kabupaten Tabanan sendiri dijuluki sebagai Lumbung Padi Bali karena memiliki luas lahan sawah lebih dari 20 ribu hektare.

Namun, generasi muda menganggap menjadi petani bukanlah pilihan karier yang keren, sehingga sangat minim ditekuni oleh mereka. Untuk meningkatkan minat generasi muda terhadap pertanian, Balai Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XV melakukan kegiatan budaya di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel. Kegiatan ini juga sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda.

1. Wujudkan ikrar Sumpah Pemuda yaitu cinta tanah dan air

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Abi Kusno (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Abi Kusno, mengatakan dipilihnya DTW Jatiluwih dalam merayakan Sumpah Pemuda karena di dalamnya ada hamparan sawah luas yang masuk dalam warisan budaya Unesco.

"Ini juga sekaligus mewujudkan salah satu ikrar sumpah pemuda yaitu cinta tanah dan air," ujarnya, Senin (28/10/2024).

Abi menilai, generasi muda beranggapan menjadi petani bukanlah pilihan karier yang keren.

"Untuk itu lewat kegiatan perayaan Sumpah Pemuda di DTW Jatiluwih, kami mendorong pemuda untuk mencintai pertanian," katanya.

2. Pertanian dikombinasikan dengan budaya

Lahan sawah di Jatiluwih, Tabanan (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Pertanian tidak hanya sebatas menjual hasil panen padi. Jika dikombinasikan dengan budaya, pertanian bisa menjadi daya tarik wisata seperti halnya di Jatiluwih. Lewat sistem subaknya, Jatiluwih menjadi daya tarik wisatawan mancanengara (wisman).

Manajer DTW Jatiluwih, Ketut Purna, mengatakan dengan adanya kegiatan perayaan Sumpah Pemuda yang digelar Balai Pelestarian Kebudayaan, tentunya semakin menarik wisatawan untuk datang.

"Terlebih ada pertunjukan budayanya. Saat ini rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara di DTW Jatiluwih mencapai 1200-1500 orang per hari. Bisa mencapai 2000 orang per hari di peak season," paparnya.

Jumlah kunjungan ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat kunjungan 600-800 orang per hari.

3. Petani didorong mendapatkan kredit karbon

Ilustrasi petani perempuan. (IDN Times/Yuko Utami)

Selain berkolaborasi dengan budaya, pertanian juga bisa menghasilkan kredit karbon yang bisa dijual ke perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Facebook maupun Pertamina.

Purna menjelaskan, sebelum mendapatkan kredit karbon ini, petani harus menerapkan pertanian organik.  Saat ini pihak manajemen DTW Jatiluwih sedang mendorong penerapan pertanian organik ini.

"Kami targetkan bertahap, yaitu 25 persen setiap tahun. Sehingga dalam empat tahun bisa mencapai 100 persen," kata Purna.

Ia melanjutkan dengan penerapan pertanian organik, padi akan menyerap karbondioksida atau CO2 ke tanah, dibuang melalui air dan laut. Penentuan penyerapan CO2 ini akan dilakukan tim ahli dan ditetapkan sebagai karbon kredit.

Karbon kredit bisa dijual ke perusahaan besar yang memerlukan surat bukti pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Satu hektare sama dengan empat karbon kredit. Satu karbon kredit dihargai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. Sementara di DTW Jatiluwih ini luas lahan sawahnya mencapai 300 hektare. Jadi pendapatan untuk karbon kredit ini bisa mencapai Rp2 miliar lebih," katanya.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ni Ketut Wira Sanjiwani
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us