Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tantangan Anak Muda Membangun Usaha Rintisan Lingkungan di Bali

nexus.jpg
Program Associate New Energy Nexus Indonesia, I Kadek Alamsta Suarjuniarta (berdiri dengan kemeja biru terang).. (IDN Times/Yuko Utami)
Intinya sih...
  • Tim usaha rintisan lingkungan harus seimbang gender dan melibatkan anak muda.
  • Menyuarakan masalah lingkungan harus didukung data, fakta, dan solusi yang akurat.
  • Tata kelola usaha rintisan jangan diabaikan, integritas adalah kunci utama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Denpasar, IDN Times - Peluang bisnis startup atau usaha rintisan berbasis lingkungan cukup menjanjikan di Bali, sebagai solusi atas berbagai masalah akibat aktivitas manusia seperti sampah, limbah, emisi, dan sebagainya. Tapi di satu sisi, keberlanjutan usaha rintisan belum sepenuhnya kokoh karena menghadapi tantangan modal dan struktural.

Program Associate New Energy Nexus Indonesia, I Kadek Alamsta Suarjuniarta, mengatakan keberhasilan usaha rintisan lingkungan dapat dilihat dari berbagai faktor. Saat memulai usaha rintisan berbasis lingkungan, proses pencarian masalah menjadi sangat krusial.

“Takutnya kita sudah bikin proposal BMC (Business Model Canvas) bagus, tapi masalahnya ini ngawang-ngawang, masalahnya saat dijalankan gak bakal pas ketemu pembeli ataupun customer (pelanggan) nanti,” kata Alamsta dalam diskusi di City of Aventus Denpasar Selasa kemarin, 30 September 2025.

Kalau anak muda ingin membangun usaha rintisan berbasis lingkungan, selain perhatikan masalah, apa lagi yang jadi kunci penting? Simak selengkapnya cerita dari Alamsta.

1. Komposisi tim usaha rintisan lingkungan harus mengutamakan kesetaraan gender

ilustrasi kesetaraan gender (vecteezy.com/chaylek)
ilustrasi kesetaraan gender (vecteezy.com/chaylek)

Alamsta yang kerap menyeleksi proposal usaha rintisan lingkungan menilai, komposisi tim usaha rintisan berbasis lingkungan amat krusial. Baginya, kesetaraan gender amat penting untuk membangun usaha rintisan berbasis lingkungan. Keseimbangan anggota antara perempuan dan laki-laki adalah kunci implementasi ruang usaha yang setara.

“Satu anggota timnya, tim pertama. Karena kami lihat kalau timnya hanya laki-laki itu kami bakal tolak, karena tidak ada partisipasi perempuan,” ujarnya.

Selain kesetaraan gender, memulai usaha rintisan berbasis lingkungan dapat mengajak anak muda. Alamsta menyampaikan, anak muda punya banyak peluang karena keleluasaan waktu dan stamina yang lebih prima saat menerima proses bimbingan ide bisnis atau inkubasi.

2. Menyuarakan masalah lingkungan, harus dilengkapi data, fakta, dan solusi

ilustrasi data literacy (freepik.com/our-team)
ilustrasi data literacy (freepik.com/our-team)

Alamsta melanjutkan, menyuarakan masalah lingkungan dalam bentuk usaha rintisan harus berbekal data, fakta, dan solusi. Ia mencontohkan, saat presentasi proposal usaha lingkungan berkaitan dengan emisi, harus disertakan dengan kalkulasi yang akurat.

Selain kalkulasi, deskripsi data dalam bahasa yang mudah dipahami akan menambah nilai usulan. Menurutnya, gagasan membangun usaha rintisan tidak melulu soal keuntungan. Keberlanjutan gagasan bisnis rendah karbon dengan menularkan semangat pelestarian lingkungan menjadi nilai berharga,

“Perlu kita bareng-bareng nih buat nge-sounding (menyuarakan) tentang aspek lingkungan, aspek rendah karbon, ESG (environmental atau lingkungan, social atau sosial, governance atau tata kelola) dan lainnya ini harus digalakkan,” tutur Alamsta. 

Alamsta tak menampik kegagalan usaha rintisan lingkungan juga membayangi. Namun, antisipasi atas bayang-bayang kegagalan dapat diupayakan melalui kolaborasi dan tata kelola bisnis yang penuh kesadaran serta tanggung jawab iklim.

3. Tata kelola usaha rintisan jangan dikesampingkan, integritas adalah wajah utama

ilustrasi keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi keuangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Setelah penemuan masalah, lengkapi dengan analisis data dan fakta, serta tanggung jawab atas lingkungan. Alamsta menyampaikan, tata kelola bisnis usaha rintisan amat krusial. Ia mengamati, usaha rintisan baru acap kali mengesampingkan tata kelola ini.

“Memang untuk yang baru merintis itu acap sekali disampingkan (tata kelola). Karena mereka tujuan awalnya gimana sih bisnis ini ataupun produk ini laku di pasar,” kata dia.

Tata kelola usaha rintisan, satu di antaranya persoalan keuangan. Pembukuan dan akuntansi yang baik adalah pemahaman teknis yang harus diterapkan usaha rintisan. Proses inkubasi dan pendampingan usaha rintisan berbasis lingkungan turut menjadi bahan ajar pelatihan. Ia menegaskan, aspek tata kelola ini begitu krusial, sebab bertalian erat dengan integritas usaha rintisan itu sendiri.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us

Latest News Bali

See More

Hotel di Bali Pengin Pasang PLTS Atap Tapi Harus Ada Insentif Fiskal

01 Okt 2025, 14:13 WIBNews