'Jeritan' 2 Korban Bom Bali Mendengar Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir

Mereka saksi hidup dan tidak bisa melupakan tragedi bom Bali

Denpasar, IDN Times - Keputusan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyetujui pembebasan narapidana terorisme Abu Bakar Ba'asyir menuai polemik.

Sebagian mendukung karena alasan kemanusiaan, namun banyak juga yang menolak karena melukai hati para korban terorisme itu sendiri. Seperti yang diungkapkan korban bom Bali, Thiolina Marpaung. Berikut ini tanggapannya saat IDN Times mengunjungi rumahnya.

1. Ia adalah korban langsung Bom Bali 1

'Jeritan' 2 Korban Bom Bali Mendengar Pembebasan Abu Bakar Ba'asyirReuters via kiamaindependent.com.au

Thiolina Marpaung baru saja sampai di kediamannya Jalan Pakisaji, Gang 2 Nomor 1 saat IDN Times mengunjunginya. Ia merupakan korban langsung atas tragedi Bom Bali 1. Akibat kejadian itu, sebagian wajahnya mengalami cacat. Lensa mata sebelah kanannya rusak, dan mata sebelah kirinya kemasukan kaca.

Masih terngiang di ingatannya. Ia dan dua temannya, Dewa Ketut Rudita Widia Putra dan Gatot Indro Suranto, baru pulang menemui klien di wilayah Kuta, Kabupaten Badung. Saat itu Rudita yang menyetir mobil. Sedangkan Lina duduk di kursi tengah sendirian dan Gatot duduk di depan, samping Rudita.

Selama perjalanan pulang, Rudita melajukan mobilnya ke arah Jalan Legian. Seperti hari-hari biasanya, arus di jalan itu kondisinya sedang macet dan mobil bergerak sangat lambat.

Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat kencang. Bahkan percikan api terlihat dari kap mesin mobil. Saat itulah ia langsung tak sadarkan diri. Saat tersadar, ia tidak mampu melihat apapun dan matanya terasa perih.

"Seperti ada benda yang menancap di mata, dan itu dari pecahan kaca mobil," katanya menjelaskan.

Lina langsung dibawa ke rumah sakit di Denpasar dan menjalani perawatan mata. Namun karena lukanya cukup serius, ia harus menjalani perawatan di Jakarta Eye Center (JEC). Tapi peralatan di JEC kurang lengkap, ia kembali dipindahkan lagi ke Rumah Sakit Khusus Mata Aini.

Sementara Gatot dan Rudita yang satu mobil dengan Lina mengalami luka bakar.

Baca Juga: TKD Sebut Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir Tak Pengaruhi Suara di Bali

2. Lina mengaku sudah memaafkan

'Jeritan' 2 Korban Bom Bali Mendengar Pembebasan Abu Bakar Ba'asyirIDN Times/Imam Rosidin

Kendati demikian, ia kini sudah memaafkan semuanya. Ia tak lagi membenci orang-orang yang membuat dirinya harus rutin sebulan sekali ke dokter untuk memeriksakan matanya. Saat IDN Times menanyakan soal kebebasan Ba'asyir, ia langsung menjawab tegas bahwa secara pribadi tak mempermasalahkannya, dan setuju atas sikap yang diambil pemerintah.

"Pertama beliau (Ba'asyir) sudah tua sekali dan umur segitu harusnya tempatnya bukan di penjara. kemudian ditambah lagi secara kemanusiaan di umur segitu sakit-sakitan," ungkapnya.

Ia menilai, manusia tidak memiliki hak untuk memberikan pembalasan pada orang-orang yang berbuat jahat. Sebab menurutnya, semua pembalasan itu datangnya dari Tuhan.

"Jika kita ikut membalasnya dengan hukuman, maka tak ada bedanya kita dengan mereka," terangnya.

3. Langkah Jokowi dinilai bukan keputusan politis

'Jeritan' 2 Korban Bom Bali Mendengar Pembebasan Abu Bakar Ba'asyirAbu Bakar Ba'syir segera dibebaskan dari penjara. (Facebook.com/yusrilihzamhd2)

Keputusan Jokowi tersebut menurutnya juga bukan hal yang politis menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Mungkin karena waktunya yang berdekatan, membuat masyarakat berspekulasi terkait keputusan ini.

"Politis gak? Kalau soal waktunya tidak ada masalah dan saya kira tidak soal itu. Tetapi karena waktu dikeluarkan momennya pas lagi kampanye, seolah masyarakat menganggap Jokowi mau cari muka jelang Pemilu. Ini lebih karena kondisinya Ba'asyir yang kurang sehat," tegasnya.

4. Masih ada yang belum memaafkan

'Jeritan' 2 Korban Bom Bali Mendengar Pembebasan Abu Bakar Ba'asyirIDN Times/Imam Rosidin

Terkait banyaknya yang pro dan kontra, ia menilai hal tersebut wajar saja. Menurutnya, tiap individu memiliki pola pikir yang berbeda. Ia juga menyebutkan kalau masih ada keluarga maupun korban bom Bali yang belum bisa memaafkan para pelaku sampai saat ini.

"Ini saya mengatakan atas nama pribadi, karena tak bisa dipungkiri teman-teman yang lain masih ada yang belum bisa memaafkannya," jelasnya.

5. Kesaksian dan tanggapan korban Bom Bali, I Dewa Ketut Rudita Widia Putra

'Jeritan' 2 Korban Bom Bali Mendengar Pembebasan Abu Bakar Ba'asyirDok.IDN Times/Istimewa

Lain halnya dengan korban bom Bali 1, I Dewa Ketut Rudita Widia Putra. Temannya Lina ini justru mengaku kecewa atas putusan yang diambil Jokowi. Menurutnya, Jokowi harus memikirkan perasaan para korban bom Bali lainnya.

"Saya sangat kecewa banget. Saya sebagai korban ingin menuntut mereka dan hukumnya harus selesai. Dari berita yang saya baca, kalau alasannya demi kemanusiaan tidak sreg banget ya. Namun kalau menurut saya, kasus teroris harusnya ada pertimbangan khusus," katanya saat dihubungi, Senin (21/1) malam.

Ia lalu menceritakan secara singkat bagaimana kondisinya saat bom Bali. Ia tengah mengemudikan mobil yang ditumpangi oleh Lina dan Gatot. Saat ledakan itu terjadi, ia merasa tersetrum hebat dan langsung tak sadarkan diri.

Ketika tersadar, ia melihat tangannya terjepit pintu mobil. Ia bahkan tidak melihat Gatot dan Lina berada di dalam mobil. Mobil yang ia pakai tersebut terbakar. Entah dapat kekuatan dari mana ia akhirnya berhasil meloloskan diri dan menerobos kobaran api.

Ia dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, dan ternyata Gatot ditemukan terluka cukup parah. Gatot sendiri mengalami kerusakan paru-paru dan pecahan kaca di kepalanya.

Beruntungnya, ketiga orang tersebut selamat dari tragedi bom Bali dan menjadi saksi hidup.

Baca Juga: 4 Poin Penting & Alasan Jokowi Bebaskan Abu Bakar Ba'asyir

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya