Ma'ruf Amin Sebut Khilafah Bukan Ditolak, Tapi Tertolak

Sepakat gak kamu?

Badung, IDN Times - Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) V di Hotel Westin, Nusa Dua, resmi ditutup oleh Wakil Presiden terpilih, Ma'ruf Amin, Rabu (21/8) malam. Dalam kesempatan itu, Ma'ruf Amin menyinggung soal khilafah. Di hadapan peserta, ia menjelaskan mengapa khilafah tidak cocok di Indonesia.

Menurutnya, paham khilafah ini harus ditangkal di Indonesia. Pasalnya tidak cocok dan tak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan oleh para pendiri bangsa.

"Tapi kenapa khilafah ditolak? Saya bilang bukan ditolak tapi tertolak, kenapa? Karena tak bisa masuk. Ini tak perlu ditolak memang tertolak. Karena menyalahi kesepakatan. Kita Indonesia sudah didirikan satu kesepakatan, oleh karena itu dalam perspektif islam disebut negara kesepakatan," ungkapnya.

Ia mengakui khilafah memang Islami. Namun sistem negara lain sepeti kerajaan dan republik juga Islami. Sehingga khilafah bukan sistem negara tunggal dalam Islam.

"Kenapa ditangkal? Apakah tak Islami? Menurut saya khilafah itu Islami karena dulu ada khilafah abasiah diterima oleh alim ulama. Tapi yang Islami bukan hanya khilafah, Kerajaan juga Islami. sekarang masih ada, Saudi misalnya diiterima juga," ujar Ma'ruf.

"Kerajaan hasimiyah di Jordan diterima oleh ulama, yang Islami juga Keamiran, seperti Uni Emirates Arab, Qatar, Kuwait, itu diterima juga, yang Isalmi juga republik. Selain Indonesia juga ada Mesir. Kurang apa ulama di Mesir ada Al Azar. Ada juga Republik Pakistan, Republik Turki. Artinya di dunia Islam republik juga diterima," jelasnya.

Untuk itu ia berharap kepada PKB dan NU menjadi yang terdepan untuk menangkal hal semacam ini. Peran agar tak terjadi perpecahan karena perbedaan.

"Sebagai partai yang lahir dari NU, harus ambil peran yang disuarakan dalam deklarasi Bali menjaga negara Indonesia dari perpecahan dan ketidakutuhan, baik karena faktor yang sifatnya kesukuan kedaerahan maupun dengan adanya ideologi yang menyimpang dari kesepakatan-kesepakatan yang diberikan oleh pendiri bangsa," pesannya.

Baca Juga: 5 Fakta dan Guyonan Menarik Selama Pembukaan Muktamar PKB di Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya