Generasi Muda Maluku di Bali Dituntut Meneladani Pattimura

Badung, IDN Times - Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL) menyelenggarakan peringatan kelahiran Pattimura yang ke-208 tahun di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, belum lama ini. Ketua Panitia, Robby Sinay, mengatakan peringatan ini tidak hanya dimaknai untuk mengenang kembali perjuangan sang pahlawan. Tetapi juga diharapkan memberikan energi positif bagi anak muda Maluku yang berada di perantauan untuk terus mengingat sejarahnya, dan mempererat kekeluargaan warga asal Maluku di Bali.
"Pattimura itu perjuangannya luar biasa ya. Semangatnya, perjuangannya untuk membela masyarakat Maluku saat penjajahan itu. Jangan sampai kita warga-warga Maluku tidak tahu sejarahnya seperti apa," terangnya.
1. Generasi muda diharapkan meneladani perjuangan pahlawannya

Menurut Robby Sinay, keberadaan warga Maluku di Bali ini diharapkan dapat membawa kebaikan bagi orang lain sebagai wujud meneladani semangat Pahlawan Pattimura. Saat ini, banyak anak muda Maluku di Bali yang dilibatkan dalam berbagai kegiatan positif, agar semangat Pattimura tidak luntur dari dada mereka, mulai edukasi sejarah hingga kesenian.
"Perlu kita ingatkan ke generasi-generasi muda. Semangatnya bukan untuk berperang lagi tapi kita membuat hal-hal positif," terangnya.
2. Sikap positif dapat dilakukan melalui kesenian

Ketua Umum Ikatan Keluarga Maluku (IKEMAL), Semuel Uruilal, mengatakan untuk melestarikan budaya Maluku di Bali, pihaknya memaksimalkan peran sanggar seni Kalega yang terletak di Jalan Dukuh Sari, Kelurahan Sesetan. Sanggar ini mewadahi generasi muda warga Maluku untuk melestarikan budaya mereka di perantauan, misalnya tari-tarian.
"Lumayan (generasi muda yang ikut sanggar) kalau rutin, sebulan sekali," ungkapnya.
3. Tarian Maluku melambangkan semangat leluhur

Pelaku Seni Tari Cakalele asal Pulau Ambon, Vino Morgano (32), bercerita membutuhkan persiapan sekitar tiga bulan untuk memerankan sosok Kapitan Pattimura, yang kemudian menari bersama 16 orang lainnya. Tarian adat itu ia pelajari di Sanggar Kalega. Laki-laki yang bekerja sebagai satpam ini berpendapat, Pattimura memiliki ciri khas dalam berperang.
Parang yang digunakan dalam tarian melambangkan semangat leluhur. Setidaknya lebih dari tiga jenis aksesori yang digunakan di antaranya Kulibia (pernak-pernik) bisa dari kerang, Kain Berang, bulu ayam, Alang-Alang atau Rutu-Rutu, Salawaktu atau tameng kayu besi.
"Ini belum semuanya. Belum sepenuhnya. Kalau di adat kami, di sana tiga hari tiga malam," katanya.