Bali Destinasi Industri Pernikahan Hingga Taraf Internasional

- Bali sebagai destinasi industri pernikahan, dengan pangsa pasar domestik dan internasional.
- Tren pernikahan personal di Bali tahun 2025, seperti intimate wedding party dan personalized wedding di private villa.
- Konsep wedding yang berkembang dari forest wedding hingga konseptual personalized wedding, serta fokus BWA pada pengembangan industri pernikahan di Bali.
Denpasar, IDN Times - Head Committee and Event Director of Bali Wedding Fair (BWF) Ferdiansyah King mengungkap, Bali merupakan destinasi industri pernikahan. Pangsa pasar industri pernikahan di Bali tidak hanya orang-orang Indonesia, namun juga warga negara asing.
"Bali ini punya potensi. Vendor-vendor sudah bagus semua, tapi tidak ada expo. Kemudian customer pun banyak dan selalu join di luar Bali. Ini bukan cuma domestik, tapi ke internasional juga," terangnya pada Jumat (21/3/2025).
Oleh karena itu, dia menilai, ajang BWF itu dapat digunakan para vendor untuk saling memperbaiki kekurangan masing-masing sehingga menjadi lebih profesional. BWF kali ini diselenggarakan selama tiga hari di The Meru Sanur dan diramaikan sebanyak 102 vendors wedding.
1. Wedding trend 2025 di Bali: personalized

Ferdiansyah King juga menjelaskan, wedding trend di tahun 2025, terutama di Bali adalah personalized. Artinya, event sakral pernikahan dihadiri lebih sedikit orang.
Kecenderungannya, kata dia, personalized wedding dilaksanakan di private villa. Trend lain adalah intimate wedding party dengan hanya mengundang kelluarga dan saudara-saudara dengan jumlah rata-rata 100 sampai 200 orang.
"Zaman sekarang literally personalized, banyak formatnya, banyak bentuknya, mulai paling simple essential wedding. Jadi (tamu undangan) kurang lebih 30-50 orang," terangnya.
Sementara itu, Director of Sales & Marketing The Meru, Haryadi Satriono mengatakan, The Meru juga dapat menjadi venue wedding dengan berbagai konsep mulai dari wedding dengan jumlah tamu banyak maupun intimate wedding. "Di sini (The Meru) area kami cukup luas jadi banyak lokasi-lokasi yang bisa kami gunakan untuk wedding," terangnya.
2. Ada pengaruh stylish dan konseptor dalam industri pernikahan

Lebih lanjut, Ferdiansyah mengatakan, wedding party saat ini tidak lagi mempersoalkan indoor maupun outdoor. Pertimbangan tersebut mulai banyak digunakan mulai tahun 2000-an.
Pada tahun 2017 konsep forest wedding banyak diminati. Begitu juga pada tahun 2018 dengan konsep castle. Ketika telah memasuki tahun 2022 dan 2023 dengan campur tangan stylish dan konseptor mulai muncul tematik personalized.
"Sekarang itu lebih ke konseptual wedding. Tergantung mempelainya. Jadi setiap pesta bisa macam-macam," terangnya.
3. Dinas Pariwisata Bali mendukung perkembangan industri pernikahan

Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan dan SDM Dinas Pariwisata Provinsi Bali, AA Istri Vera Laksmi Dewi mengatakan, Bali Wedding Association (BWA) fokus pada pengembangan industri pernikahan di Bali dengan tujuan memajukan bisnis pernikahan profesional.
Para vendor yang hadir di BWF juga berkesempatan mendapatkan berbagai informasi dan meningkatkan standar layanan. Hal itu, menurut dia, menyumbang geliat pariwisata di Bali--secara tidak langsung.
"Saya berharap, BWF ini dapat memberikan memberikan informasi terkini tentang tren terbaru dalam industri pernikahan termasuk dekorasi, venue, catering dan layanan fotografi. Sebagai penghubung atau networking antara vendor dan calon pengantin untuk memungkinkan mereka membangun hubungan yang saling menguntungkan, dan untuk promosi vendor," kata dia.