Sisi Lain KEMBALI20, Banyak Karya Gambarkan Kondisi Pandemik COVID-19 

Wadah perayaan sastra, seni, budaya, dan kuliner

Gianyar, IDN Times – Perayaan sastra, seni, budaya, dan kuliner Kembali 2020: Rebuild Bali Festival digelar secara digital selama 11 hari sejak 29 Oktober 2020 hingga 8 November 2020. Acara tersebut menghadirkan 100 nama pembicara baik penulis, seniman, chef, petani, serta sosok-sosok penting dalam industri kreatif dan kuliner.

Pendiri dan Direktur KEMBALI20, Janet DeNeefe mengungkapkan bahwa program-program yang ia hadirkan selama minggu pertama festival mendapatkan sambutan yang luar biasa. Pada minggu kedua festival, KEMBALI20 juga menghadirkan deretan program yang spesial untuk para pecinta seni, budaya, dan kuliner.

“Kami mendapat sambutan yang luar biasa. Ini merupakan pengalaman pertama bagi kami menyelenggarakan festival selama 11 hari berturut-turut,” ungkap Janet DeNeefe.

Baca Juga: KEMBALI 2020: A Rebuild Bali Festival Segera Hadir 29 Oktober 2020

1. Hadirkan film pendek menyoroti kemampuan beradaptasi masyarakat Bali selama pandemik

Sisi Lain KEMBALI20, Banyak Karya Gambarkan Kondisi Pandemik COVID-19 KEMBALI20 yang dilakukan secara digital sukses digelar selama sebelas hari (Dok.IDN Times/UWRF)

Berbeda dengan tahun sebelumnya, KEMBALI 2020 tahun ini dilaksanakan digital di tengah pandemik COVID-19. Festival yang diprakarsai oleh Yayasan Mudra Swari Saraswati ini juga memproduksi seri film dokumenter pertamanya yakni Stories from the Field. Dalam film pendek tersebut digambarkan bagaimana sisi lain Bali yang jarang terekspos.

Stories from the Field  berisi lima film pendek yang menyoroti kemampuan beradaptasi masyarakat Bali selama pandemik. Film tersebut diputar perdana di situs festival dan di Festival Hub @Taman Baca pada Sabtu (07/11/2020).

Pemutaran film bersifat terbatas dan dihadiri hanya oleh warga lokal di Ubud dengan kapasitas 30 orang. Kehadiran mereka untuk menonton film disesuaikan dengan protokol kesehatan COVID-19.

2. Minggu pertama, KEMBALI20 disempurnakan dengan pendongeng legendaris asal Bali

Sisi Lain KEMBALI20, Banyak Karya Gambarkan Kondisi Pandemik COVID-19 "Namaku Sita" KEMBALI20 yang dilakukan secara digital sukses digelar selama sebelas hari (Dok.IDN Times/UWRF)

Sesi pertama festival KEMBALI20 dengan Main Program: Keeping Bali’s Folklore Alive yang dibuka Kamis (29/10/2020) secara digital ini, ditandai dengan penampilan pendongeng legendaris Bali, Made Taro dan putranya yang juga mengikuti jejak ayahnya, Gede Tarmada. Dalam sesi ini penonton diajak untuk mendengar sisi menarik dari dongeng dan cerita rakyat serta menikmati lantunan gamelan yang dimainkan oleh para pembicara.

Sementara itu, pada bagian pertunjukan yakni Tribute to Sapardi: Namaku Sita, penari Ubud sekaligus antropolog Dewa Ayu Eka Putri merepresentasikan puisi Namaku Sita dalam sebuah tarian yang indah dan mendalam. Sajak tersebut merupakan puisi terakhir yang dibacakan almarhum Sapardi Djoko Damono untuk Ubud Writers & Readers Festival.

3. Pekan kedua, banyak inspirasi muncul dari pandemik COVID-19

Sisi Lain KEMBALI20, Banyak Karya Gambarkan Kondisi Pandemik COVID-19 "Les is More" KEMBALI20 yang dilakukan secara digital sukses digelar selama sebelas hari (Dok.IDN Times/UWRF)

Deretan program KEMBALI20 pada pekan kedua semakin beragam. Pada Jumat (6/11/2020), penonton dapat menikmati sesi Main Program: Art as Hope During A Crisis. Menampilkan pelukis Bali dengan gaya Kamasan, Mangku Muriati dan ilustrator profesional Bali, Monez. Keduanya berbagi cerita bagaimana pandemik telah memengaruhi dan menginspirasi proses kreatif mereka.

Di hari yang sama juga, Main Program: James Oseland: In the Search of Cradle of Flavour membagikan kisah perjalanannya dalam pencarian restoran, kios di pinggir jalan, dan masakan rumahan terbaik di dunia. James Oseland merupakan jurnalis kuliner sekaligus penulis buku masak.

Sementara pada Sabtu (7/11/2020), ditampilkan tayangan pentingnya cerita dan seni dalam pembangunan perdamaian oleh konsultan untuk Girls Opportunity Alliance and Leaders: Asia Pasific Program dari Obama Foundation, Maya Soetoro-Ng.

KEMBALI20 juga menghadirkan penulis trilogi terlaris Crazy Rich Asians, Kevin Kwan, yang mengulas buku terbarunya Sex and Vanity. Penonton juga diajak untuk menjelajahi industri kreatif yang berkembang pesat di Indonesia serta mempelajari bagaimana berinvestasi di dalamnya dapat mendukung generasi muda bangsa selama masa krisis. Hal tersebut disampaikan oleh brand activist atau pegiat perubahan sosial di dalam bisnis sekaligus produser film, Handoko Hendroyono dalam sesi Investing in Indonesia’s Creative Industries.

Pada hari terakhir festival Minggu (8/11/2020), penonton disuguhi 40 tahun perjalanan musik, buku, dan bagaimana isolasi telah memengaruhi kreativitas. Materi ini dibawakan oleh David Byrne, vokalis, penulis, dan pembuat film Talking Heads dalam Main Program: American Utopia.

4. Festival dimaknai pula dengan cooking challenge

Sisi Lain KEMBALI20, Banyak Karya Gambarkan Kondisi Pandemik COVID-19 Ilustrasi diskusi di Ubud Writers & Readers Festival

Sukses dengan Cooking Challenge: Ibu Susi & Chef Bart yang menghadirkan Susi Pudjiastuti dan Bart van Olphen, KEMBALI20 juga menghadirkan Teater Kuliner: Cooking Challenge: Kaka Slank & Chef Aga pada Sabtu (7/11/2020).

Selain dari main program, festival KEMBALI20 juga menghadirkan beberapa acara menarik lainnya di antaranya Stand-Up Comedy for Change oleh stand-up comedian terkemuka di Indonesia, Sakdiyah Ma'ruf, peluncuran buku karya Leila S. Chudori berjudul The Sea Speaks His Name, pertunjukan musik dan seni di akhir pekan kedua festival yakni Afternoon Storytelling bersama Made Taro dan Gede Tarmada, serta poetry and dance bersama Ni Ketut Putri Minangsari.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya