Mahasiswa UNUD Olah Limbah Organik Jadi Bahan Eco Enzyme, Cegah PMK 

Bagikan Eco Enzyme untuk warga di Desa Undisan, Bangli

Bangli, IDN Times - Provinsi Bali selain masih menghadapi pandemik COVID-19, juga sedang berjuang menghadapi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Beberapa upaya pemotongan hewan hingga vaksinasi pencegahan telah dilakukan oleh instansi terkait.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Udayana (Unud) juga melibatkan diri untuk membantu masyarakat pulih dari kondisi ini. Mereka menggelar penyuluhan pembuatan cairan eco enzyme untuk mencegah wabah PMK di Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.

Baca Juga: Daftar Kasus PMK di Bali, Paling Banyak Menyerang Sapi di Buleleng

1. Cairan eco enzyme diyakini membantu penyembuhan ternak yang terkena PMK

Mahasiswa UNUD Olah Limbah Organik Jadi Bahan Eco Enzyme, Cegah PMK Mahasiswa KKN melakukan penyuluhan terkait penanganan PMK di Desa Undisan, Kabupaten Bangli. (Dok.IDN Times/istimewa)

Menurut Tim Penyuluh, Wayan Gabler, penggunaan cairan eco enzyme dapat membantu penyembuhan hewan ternak yang terpapar wabah PMK. Hal ini diketahui dari hasil beberapa sosialisasi ke sejumlah desa.

“Ketika kami melaksanakan penyuluhan ke beberapa desa, ada testimoni dari peternak maupun penyuluh bahwa tingkat kesembuhan dan pencegahan lebih baik. Dari pengakuan mereka, eco enzyme ini sangat bermanfaat,” ungkapnya, pada Senin (8/8/2022).

Bahan eco enzyme dibuat menggunakan limbah organik yang difermentasi. Dari proses fermentasi ini, dihasilkan kandungan disinfektan. Kandungan alkohol atau senyawa kimia asam tersebut diyakini mampu membantu penyembuhan ternak yang terkena PMK.

“Eco enzyme dibuat dengan limbah organik yang difermentasi sehingga mengandung alkohol dan senyawa kimia. Cara penggunaan untuk pencegahan PMK adalah dengan menyemprotkannya di kandang ternak” ungkapnya.

2. Mahasiswa KKN semprot kandang ternak warga

Mahasiswa UNUD Olah Limbah Organik Jadi Bahan Eco Enzyme, Cegah PMK Mahasiswa KKN melakukan penyuluhan terkait penanganan PMK di Desa Undisan, Kabupaten Bangli. (Dok.IDN Times/istimewa)

Sementara itu, Wakil Koordinator Desa, Kadek Mahesa Gunadi, mengatakan selain menggelar penyuluhan dan praktik pembuatan eco enzyme, mahasiswa KKN juga melakukan penyemprotan kandang milik warga. Mereka membagikan 40 botol eco enzyme secara gratis kepada masyarakat yang hadir.

Menurutnya eco enzyme yang dibagikan cukup untuk menyemprot 100 kandang karena dicampur menggunakan air dengan takaran 1 botol eco enzyme dan 30 liter air.

“Kami berikan bantuan eco enzyme sebanyak 40 botol. Cukup untuk menyemprot 100 kandang ternak. Eco enzyme kami bagikan secara gratis kepada masyarakat yang hadir,” ungkapnya.

3. Fokus pada pencegahan penyakit PMK di Desa Undisan

Mahasiswa UNUD Olah Limbah Organik Jadi Bahan Eco Enzyme, Cegah PMK Mahasiswa KKN melakukan penyuluhan terkait penanganan PMK di Desa Undisan, Kabupaten Bangli. (Dok.IDN Times/istimewa)

Kadek Mahesa Gunadi mengungkapkan bahwa tahun ini menjadi tahun pertama KKN yang turut dalam penanganan wabah PMK karena direkomendasikan oleh pihak universitas.

“Masing-maisng KKN mempunyai caranya masing-masing untuk penanganan PMK. Tapi kami di Desa Undisan memilih untuk menggunakan eco enzyme karena murah dan ramah lingkungan dengan bahan-bahan dari sampah rumah tangga,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara, Sang Putu Dika Nugraha, mengatakan sebanyak 64 orang yang terdiri dari Peternak Simantri, PKK, pemuda, dan mahasiswa KKN Unud se-Kecamatan Tembuku, terlibat dalam penyuluhan ini.

Kepala Desa Undisan, I Ketut Suardikayasa, mengatakam menyambut baik program KKN Unud ini. Menurutnya sejauh ini belum ada ternak warga di Desa Undisan yang terkena PMK. Namun diakuinya ada beberapa ternak yang terindikasi gejala PMK.

“Kami menyambut baik program ini karena ada beberapa ternak di sini yang terindikasi PMK. Sehingga sangat perlu untuk dilakukan upaya pencegahan,” ungkapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya