DPW LDII Bali Bagikan Daging Kurban Menggunakan Besek

Diberikan untuk mereka yang kurang mampu

Denpasar, IDN Times – Perayaan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah/2020 di Gedung Serbaguna Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali di Jalan Padang Griya II Nomor 1, Padangsambian, Denpasar Barat ditandai dengan pemotongan tujuh ekor sapi dan 12 ekor kambing.

Total hewan kurban yang dipotong oleh warga LDII se-Bali pada Jumat (31/7/2020), sebanyak 93 ekor sapi dan 217 ekor kambing. Kesemuanya tersebar di 24 titik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten/Kota, Pengurus Cabang (PC) atau tingkat kecamatan hingga pengurus Anak Cabang (PAC) atau tingkat kelurahan/desa.

“Memang ada penurunan sekitar 15 persen karena memang tahun ini, di COVID pandemik ini, hewan kurban itu naik harganya. Karena banyak sapi-sapi dari petani dibawa ke Jakarta. Dan sini menjadi langka,” ungkap Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Bali Haji Hardilan.

1. Terapkan protokol kesehatan saat pemotongan hewan kurban

DPW LDII Bali Bagikan Daging Kurban Menggunakan BesekPenyelembelihan hewan kurban di Gedung Serbaguna Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bali (IDN Times/Ayu Afria)

Hardilan menuturkan rangkaian proses kurban ini diawali dengan penyembelihan hewan kurban dengan mengimplementasikan adaptasi tatatan era baru. Dicerminkan dari penerapan protokol kesehatan, di antaranya pengecekan suhu badan memasuki area, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

“Petugas khusus ini keliling menggunakan pengeras suara mendatangi orang yang berdekatan. Setiap orang diingatkan agar tidak terlalu dekat,” terangnya.

Selain itu, saat proses pemotongan, digunakan alat khusus yang dibuat oleh warga LDII tanpa perlu melibatkan banyak orang saat memotong sapi.

Meski jumlah hewan kurban tahun ini menurun, namun menurut Wakil Ketua DPW LDII Bali lainnya, Haji Agus Purmadi, ukuran sapi tahun ini juga lumayan besar dengan bobot badan rata-rata 350 kilogram.

2. Daging dibagikan menggunakan besek

DPW LDII Bali Bagikan Daging Kurban Menggunakan BesekBesek yang digunakan untuk mengemas daging kurban (IDN Times/Ayu Afria)

Ia lanjut menuturkan, sebagai wujud konsistensi LDII terhadap pengurangan bahaya kantong plastik, daging dibagikan dengan menggunakan besek (anyaman dari bambu berbentuk segi empat). “Nanti pengepakannya juga menggunakan besek sehingga akan mengurangi kantong plastik,” jelasnya.

Diperkirakan nantinya setiap paket seberat 0.5 hingga 1 kilogram, tergantung dari daftar yang sudah ada. Upaya ini sebagai langkah turut serta LDII dalam menjaga kerusakan lingkungan akibat bahaya plastik. Selain itu juga sesuai aturan Pemerintah Provinsi Bali melalui Pergub Nomor 97/2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai dan Peraturan Walikota Nomor 36/2018 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik.

3. Daging kurban dibagikan tidak hanya untuk muslim saja

DPW LDII Bali Bagikan Daging Kurban Menggunakan BesekDaging kambing yang sudah selesai dikuliti (IDN Times/Ayu Afria)

Dalam pembagian daging kurban ini, Hardilan yang saat itu juga didampingi dengan Haji Agus Purmadi dan sekretarisnya, Sabila menyatakan bahwa daging kurban ini diberikan kepada mustahik atau orang yang memerlukan seperti fakir miskin atau orang kurang mampu. Apalagi di tengah pandemik saat ini yang memberikan dampak luar biasa.

“Dalam pembagian daging kurban itu, kami tidak melihat muslim, nonmuslim. Jadi yang membutuhkan dan yang meminta dengan melihat data sebelumnya. Tidak melihat agamanya, sukunya, organisasinya,” terangnya.

Daging kurban juga dibagikan kepada semeton krama Bali yang atau saudara warga asli Bali di sekitar Kantor DPW LDII Bali. Ini sudah menjadi agenda menahun, di mana LDII juga mewujudkan toleransi, kerukunan, dan persaudaraan dengan semeton Bali.

Pihak DPW LDII Bali akan menggerakkan petugas untuk membagikan ke rumah-rumah warga yang memerlukan dan tidak menggunakan kupon untuk menghindari risiko penularan COVID-19.

4. Pengamanan melibatkan Desa Padangsambian Bersatu

DPW LDII Bali Bagikan Daging Kurban Menggunakan BesekSalah satu anggota patroli Padangsambian Bersatu. (IDN Times/Ayu Afria)

Perwakilan dari anggota patroli Desa Padangsambian Bersatu, Anak Agung Putu Astawa, mengungkapan bahwa toleransi ini memang sudah terjalin sekitar tahun 2012. Hubungan yang terjalin ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Padangsambian. Setiap Hari Raya Umat Muslim (sekarang Idul Adha) petugas Desa Padangsambian Bersatu juga diminta membantu untuk berpartisipasi dalam pengamanan.

“Sekitar enam orang yang bisa menghadiri. Seharusnya itu satu regu itu kami ada 12 orang,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya