Masuk Bulan Desember, 3 Alasan Denpasar Belum Diguyur Hujan

Denpasar panas nih

Denpasar, IDN Times – Suhu udara di wilayah Denpasar akhir-akhir ini memang terasa sangat panas pada siang hari. Sudah masuk bulan Desember, Kota Denpasar juga belum turun hujan. Sementara di beberapa wilayah Bali lainnya sudah mulai hujan.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mencatat, sebagian wilayah Bali telah memasuki awal musim hujan. Selain itu suhu permukaan laut di sekitar wilayah Bali pada Selasa (3/12), antara 29 hingga 32 derajat celcius. Juga massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 mb (3000 meter).

Berikut ulasannya:

1. Suhu cuaca di seluruh Pulau Bali berkisar 24 sampai 35 derajat celcius

Masuk Bulan Desember, 3 Alasan Denpasar Belum Diguyur HujanIDN Times/Ayu Afria

Cuaca wilayah Bali terhitung Selasa (3/12), secara umum cerah berawan, dengan suhu berkisar antara 24 hingga 35 derajat celcius. Kelembaban diperkirakan berkisar antara 55 hingga 92 persen.

Angin umumnya bertiup dari arah Tenggara-Barat Daya dengan kecepatan berkisar 4 sampai 32 kilometer per jam. Pun tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar 0,5 hingga 1,25 meter. Lalu perairan Selatan Bali berkisar antara 0,75 sampai 2 meter. Sedangkan di Selat Bali berkisar antara 0,25 sampai 2 meter dan di Selat Lombok berkisar 0,5 sampai 2 meter.

“Cuaca cerah berawan, Namun potensi hujan ringan terjadi tidak merata di wilayah Bali bagian utara dan tengah pada siang sampai sore hari,” jelas Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, M Taufik Gunawan.

2. Sudah masuk bulan Desember potensi hujan tidak merata. Wilayah Denpasar masih kering

Masuk Bulan Desember, 3 Alasan Denpasar Belum Diguyur HujanPixabay.com/nmqseps

Menurut prakirawan cuaca BMKG Wilayah III Denpasar, Putu Agus Dedy Permana, secara umum masuknya musim penghujan di wilayah Bali memang tidak selalu sama. Hal ini karena kondisi geografis di setiap wilayah berbeda-beda.

Wilayah Bali bagian tengah seperti Tabanan, Badung dan Gianyar bagian utara akan lebih dulu memasuki musim penghujan. Kemudian diikuti oleh wilayah lainnya. Sedangkan yang terakhir memasuki musim penghujan adalah Nusa Penida dan Buleleng bagian barat. Musim hujan secara umum di Indonesia dan khususnya wilayah Bali, mengalami keterlambatan.

Terlambatnya musim hujan di wilayah Indonesia termasuk Bali, disebabkan beberapa faktor di antaranya:

  1. Angin Timuran masih dominan, di mana massa udara kering dari benua Australia masih memengaruhi wilayah Bali
  2. Adanya Fenomena DM (Dipole Mode) positif yaitu anomali Suhu Muka Laut Samudera Hindia tropis bagian barat lebih besar daripada di bagian timurnya. Di mana temperatur air laut di pantai timur Afrika dan Samudera Hindia bagian barat mengalami peningkatan dibandingkan di sebelah barat Sumatera. Sehingga aliran massa udara basah bergeser menuju pantai timur Afrika dan Samudera Hindia bagian barat
  3. Masih adanya Siklon Tropis “KAMMURI” di wilayah Belahan Bumi Utara (sebelah Timur Piliphina) menyebabkan konsentrasi massa udara basah yang seharusnya menuju ke wilayah Indonesia, sebagian bergeser menuju ke daerah bertekanan rendah tersebut.

3. Denpasar terasa panas, posisi matahari masih berada di wilayah belahan bumi selatan

Masuk Bulan Desember, 3 Alasan Denpasar Belum Diguyur HujanKlikdokter.com/dr.saraelsisewijono

Permana juga menjelaskan mengapa akhir-akhir ini cuaca Bali, khususnya wilayah Denpasar, terasa sangat panas. Kondisi suhu tinggi yang terjadi di wilayah Bali ini disebabkan oleh posisi matahari yang masih berada di wilayah belahan bumi Selatan, di mana energi atau sinar matahari yang diterima menjadi lebih banyak daripada di belahan bumi utara.

Sesuai dengan sifat material di mana daratan lebih cepat menyerap dan melepas panas. Maka di siang hari penyinaran matahari yang diserap daratan menjadi lebih tinggi. Sedangkan sifat lautan yang lambat menyerap panas, maka pada malam hari lautan akan melepaskan panas yang diterimanya ke atmosfer.

“Itulah mengapa pada malam hari terasa gerah atau panas juga tetap dirasakan,” terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya