TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RSUD Klungkung Kesulitan Merujuk Pasien yang Perlu Terapi Oksigen 

Dampak dari kelangkaan ketersediaan oksigen di Bali

Tabung oksigen di RSUD Klungkung. (Dok.IDNTimes/Humas RSUD Klungkung)

Klungkung, IDN Times - RSUD Klungkung mulai mengalami kesulitan untuk merujuk pasien yang membutuhkan terapi oksigen, baik ke RSUD Sanglah maupun ke beberapa rumah sakit lainnya di Bali. Hal ini lantaran terbatasnya persediaan oksigen gas maupun cair di beberapa rumah sakit di Bali.

Lalu apa yang akan dilakukan oleh pihak RSUD Klungkung untuk mengatasi persoalan ini? 

Baca Juga: Stok Oksigen Menipis, Ketua PERSI Bali: Semua Direktur RS Dag Dig Dug

Baca Juga: Polda Bali Kawal Pengiriman 71 Ton Oksigen Liquid ke 10 Rumah Sakit

1. Kondisi ini dialami oleh hampir semua rumah sakit di Bali

Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Dirut RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kesuma, saat dikonfirmasi menjelaskan, pasien yang sulit untuk dirujuk merupakan pasien yang membutuhkan terapi oksigen. Dalam beberapa hari ini mulai ada keterbatasan pasokan oksigen ke beberapa rumah sakit di Bali.

"Kondisi ini hampir dialami oleh semua rumah sakit di Bali. Kondisinya sama. Jadi yang sulit kami rujuk itu yang membutuhkan terapi oksigen," ujar dr I Nyoman Kesuma, Kamis (22/7/2021).

Sementara untuk pasien yang tidak membutuhkan terapi oksigen, masih mudah untuk dirujuk selama ada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan.

"Kalau pasien yang non terapi oksigen, sampai saat ini masih mudah kami rujuknya," jelasnya.

2. RSUD Klungkung terakhir kali mendapat pasokan oksigen pada Selasa 13 Juli 2021

Ilustrasi tabung oksigen medis. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi).

Pihak RSUD Klungkung mengaku terakhir kali mendapat pasokan oksigen cair dan gas dari produsen pada Selasa (13/7/2021) malam lalu. Sampai saat ini, RSUD Klungkung tidak kunjung mendapatkan pasokan oksigen untuk pasien, padahal ketersediaanya sudah kian menipis.

"Oksigen cair sudah habis sekarang. Kami hanya manfaatkan oksigen gas yang masih tersisa," jelas Kesuma.

Guna menghemat penggunaan gas, pihaknya melakukan pemantauan atau memonitor pasien secara intens.

"Jika kondisi pasien baik, kami turunkan oksigenya. Jika saturasi sudah normal, bisa kami lepas tanpa terapi oksigen. Sehingga penggunaan oksigen bisa lebih efisien," jelasnya.

Baca Juga: Rumah Sakit di Bali Disarankan Bisa Mandiri Penuhi Kebutuhan Oksigen 

Berita Terkini Lainnya