COVID-19 dan DBD Masih Hantui Masyarakat, Keluarga Jadi Garda Depan
Ingat. DBD juga sama berbahayanya lho
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tabanan, IDN Times - Ketika semua orang fokus terhadap penanganan COVID-19, penyakit infeksi lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) jadi sedikit terlupakan. Meski penanganan utama kedua penyakit ini sama-sama dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), namun untuk DBD memerlukan penanganan khusus. Yaitu melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) setiap satu minggu sekali.
Namun karena pandemik COVID-19 melarang kegiatan berkumpul, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Tabanan untuk sementara ini tidak menggelar gerakan serentak (Gertak) PSN, yang biasanya digelar setiap satu minggu sekali. Karena itu selama pendemik COVID-19, tugas juru pemantau jentik (Jumantik) keluarga menjadi garda depan dalam melindungi keluarga terhadap DBD.
Baca Juga: Penting Gak Sih Masker di Tengah COVID-19? Begini Reaksi Siswi Tabanan
1. Kasus DBD masih menghantui Tabanan. Dalam waktu enam bulan tahun ini saja ada 325 kasus
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, mengatakan selama enam bulan tahun ini kasus DBD di Tabanan tercatat ada 325 kasus. Masing-masing:
- Januari: 18 kasus
- Februari: 56 kasus
- Maret: 84 kasus
- April: 53 kasus
- Mei: 67 kasus
- Juni: 47 kasus.
Meski kasus DBD mengalami penurunan, menurut Suratmika bukan berarti masyarakat mengendurkan kewaspadaannya. Terlebih saat ini juga ada pandemik COVID-19.
"Tetap waspada. Kuncinya menerapkan PHBS dan melakukan PSN rutin seminggu sekali," katanya.
Baca Juga: Vakum Karena Pandemik, 13 Ribuan Anjing di Tabanan Akhirnya Divaksin