TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gubernur Bali Resmi Meminta Pelindo III Hentikan Reklamasi Benoa

Bagaimana pendapatmu tentang langkah Gubernur Bali, guys?

IDN Times/Irma Yudistirani

Denpasar, IDN Times - Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyebut 17 hektare eksosistem hutan bakau (Mangrove) di areal proyek reklamasi Pelabuhan Benoa hancur. Untuk itu ia secara resmi meminta kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menghentikan reklamasinya di area seluas 85 hektare tersebut.

Baca Juga: Gubernur Bali Koster Minta Arak Bali Dilegalkan: Bir Saja Dipasarkan

1. Ia meminta Pelindo III memulihkan ekosistem bakau di area reklamasi

Dok.IDN Times/ Istimewa

Koster mengungkapkan, areal yang diminta untuk dihentikan reklamasinya seluas 85 hektare. Setelah dihentikan, ia meminta agar Pelindo lll memulihkan kerusakan lingkungan dan ekosistem mangrove tersebut.

"Iya secepatnya (Pemulihan terhadap kerusakan lingkungan dan ekosistem)," kata Koster saat menggelar konferensi pers, Minggu (25/8).

2. Jika tak segera dihentikan, Gubernur Bali akan melapor kepada pihak yang berwenang meski itu proyek nasional

IDN Times/Daruwaskita

Ia mengaku tidak akan memberikan toleransi meski itu merupakan proyek nasional. Karena menurutnya proyek tersebut merusak lingkungan. Jika nanti tak segera dihentikan, pihaknya akan melaporkannya kepada pihak berwenang.

"Itu dampaknya kayak begitu, 17 hektare, udah banyak (Ekosistem rusak) dan lihat sendiri. Kalau lewat sana para masyarakat atau penumpang yang menuju Bandara Ngurah Rai yang lewat sana itu marah," kata Koster.

Baca Juga: Proyek Reklamasi Benoa Berjalan 88 Persen, Pelindo: Kami Pelajari Dulu

3. Mengapa baru dilakukan sekarang?

Facebook.com/forbali13

Koster sendiri berujar mengapa baru dilakukan sekarang, karena proyek tersebut terjadi saat dirinya belum menjabat sebagai Gubernur Bali. Ke depan, ia meminta proyek apapun jika merusak lingkungan agar dikaji ulang.

"Karena dari dulu ini barangnya (Reklamasi) dan bikinnya sebelum saya," ungkap Koster.

"Kalau bertentangan tidak, kalau merusak alam, iya tidak cocok. (Kerugian) belum dihitung. Pokoknya pemandangan (Kawasan Benoa) jadi jelek saja. Kalau pariwisata di tempat lain, tidak boleh merusak lingkungan," imbuhnya.

Baca Juga: Jokowi Ingin Teluk Benoa Tak Direklamasi

Berita Terkini Lainnya