Disnaker Bali Ungkap PT MAG Diamond Tak Berizin, Aktivitas Ilegal
Diduga menipu perekrutan PMI ke Jepang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Badung, IDN Times - Korban penipuan yang diduga dilakukan oleh PT MAG Diamond sepakat datang ke Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali pada Jumat (23/9/2022) pagi. Kedatangan tersebut diungkapkan oleh koordinator para korban, Ni Luh Djelantik, sebagai upaya audiensi dengan Kadisnaker dan ESDM Provinsi Bali sebagai tindak lanjut kejadian tersebut.
Beberapa korban ada yang sudah menunggu hampir 3 tahun namun sampai saat ini tidak berangkat. Sebanyak 350 korban ini merupakan akumulasi gelombang tahun 2019, gelombang tahun 2020, gelombang tahun 2021, dan gelombang tahun 2022. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Baca Juga: Suara Warga Bali Korban Penipuan Kerja ke Jepang, Kini Utang Menumpuk
1. Korban sepakat mengumpulkan berkas sebagai bukti ke tahap berikutnya
Sebagai koordinator para korban, Ni Luh Djelantik menyampaikan bahwa ia mendapatkan kabar awal mula kejadian ini dari orang yang dipanggil Sensei Bobi (Koordinator Tim Sakura Bali). Bahwa ada 350 orang menjadi korban perekrutan PMI dari PT MAG Diamond yang beralamat di Jalan Mertanadi, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Pesan itu ia terima melalui WhatsApp pada September 2022 dan kemudian sepakat bertemu. Usai mendengarkan kronologi kejadian, dua hari kemudian Ni Luh Djelantik berangkat ke Jakarta untuk menyampaikan hal ini ke Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, tepatnya pada 19 September 2022.
“Menyampaikan kondisi yang dialami anak-anak ini dan juga memberi masukan kepada Kementerian agar ke depannya hal ini tidak terjadi lagi,” jelasnya pada Kamis (22/9/2022) malam.
Sebanyak 272 dokumen para korban telah dikumpulkan, yakni berupa tanda terima, invoice, kontrak kerja, perjanjian, dan bukti transfer. Berkas-berkas ini nantinya akan digunakan sebagai bukti untuk melengkapi pelaporan ke tahap hukum selanjutnya.
Ditambahkan oleh Sensei Bobi bahwa perekrutan ini sudah dilakukan sejak tahun 2019 dengan tujuan negara Jepang dan Australia. Korbannya tidak hanya di Bali, akan tetapi juga dari pulau lainnya.