TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Denpasar Bakalan Punya Mini Museum Dapur Tradisional Bali

Semoga lancar ya

Paon atau dapur tradisional Bali. (disbud.bulelengkab.go.id)

Denpasar, IDN Times – Provinsi Bali akan memiliki museum mini Paon (dapur) Bali yang dibangun oleh Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional di Jalan Kecak Kelurahan Tonja, Kecamatan Denpasar Utara. Mengawali pembangunan ini, Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan, Jumat (24/6/2022) lalu. Mengapa Bali harus membangun museum dapur tradisional? Berikut ini alasannya.

Baca Juga: 9 Fakta Tenun Gringsing Desa Adat Tenganan Karangasem

Baca Juga: 7 Jenis Sanksi Adat di Bali, Ada yang Sudah Ditinggalkan

1. Paon Bali akan memajang peralatan masak Bali

IDN Times/Wayan Antara

Cok Ace melihat, dapur tradisional di Bali banyak yang mengalami modernisasi. Sehingga sudah kehilangan keaslian tradisi leluhurnya. Untuk mengembalikan tradisi itu, IPB Internasional kemudian menginisiasi pembangunan Paon Bali yang sesuai dengan tradisi.

“Nantinya Paon Bali ini juga akan dijadikan mini museum sebagai tempat menyimpan alat-alat masak tradisional Bali. Selain juga digunakan untuk kursus singkat memasak makanan tradisional Bali bagi pelajar internasional yang belajar di Bali,” terangnya.

Rencana pembangunan Paon Bali ini terdiri dari angkul (pintu masuk tradisional Bali), bale panjang (untuk memajang alat-alat masak tradisional Bali, dan jineng (lumbung padi tradisional Bali).

2. Peta pergeseran tren pariwisata di Bali, sehingga perlu perlindungan tradisi dan budaya

Ilustrasi Dekorasi Dapur (IDN Times/Sunariyah)

Cok Ace menyampaikan, pandemik COVID-19 semakin menyadarkan arah perkembangan pariwisata. Terutama ke mana tren pariwisata Bali ke depannya. Tanda-tanda pergeseran tren pariwisata Bali ini telah ada sejak beberapa dekade yang lalu. Kondisi ini telah disadari, sehingga Pemerintah Provinsi Bali menerbitkan peraturan dan kebijakan sebagai upaya perlindungan alam, budaya serta tradisi Bali.

“Kalau kita lihat fenomena saat ini, tren yang dikembangkan adalah pariwisata berbasis lingkungan. Walaupun sebenarnya kalau di Bali, yang dimaksud lingkungan tidak hanya lingkungan alam namun juga budaya Bali," ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya