TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Senator Australia Sebut Jalan Bali Banyak Kotoran Sapi, Ini Faktanya

Gubernur Bali menyebut Senator Australia berbohong

Kondisi sapi berkeliaran di Jalan Teuku Umar Barat, Kecamatan Depasar Barat pada Mei 2020. (IDN Times/Ayu Afria)

Denpasar, IDN Times – Senator Australia, Pauline Hanson, melalui kanal YouTube pribadinya, pada 5 Agustus 2022, mengatakan bahwa kotoran sapi berceceran di jalan di Bali. Kondisi tersebut menurutnya berisiko tinggi menularkan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada wisatawan.

Cattle shit on the ground. People walk on that shit. That shit then brought back in their clothing and on their person and back in this country (Kotoran sapi di jalanan. Orang-orang menginjaknya. Lalu kotoran itu lengket di pakaian mereka dan orang-orang itu kembali ke negara ini),” ucap Pauline Hanson. 

Wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali disebut berisiko menginjak kotoran sapi tersebut dan menularkan PMK ke Australia. Pernyataan itu pun ditampik oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster. Bagaimana sesungguhnya kondisi kenyataan di lapangan setelah Senator Australia menghina Bali? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Propam Polda Bali Periksa Ratusan Personel Polresta Denpasar, Ada Apa?

1. Pemerintah Provinsi Bali minta bukti tuduhan soal kotoran sapi

Senator Australia, Pauline Hanson. (Tangkapan layar video)

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bali, I Wayan Koster, saat di Nusa Dua, Kabupaten Badung, menegaskan bahwa tuduhan itu bohong. Pihaknya juga menantang Pauline Hanson untuk membuktikan tuduhannya yang diungkapkan dalan video berdurasi 11.01 menit berjudul Pauline Hanson responds to Misleading Murray-Foot and Mouth Disease. Ia juga menduga Pauline Hanson belum pernah datang ke Bali dan asal ngomong.

“Bohong. Itu bohong. Bohong. Nggak ada. Di bilangnya ada PMK. PMK di Bali sudah habis. Sudah nggak ada PMK lagi,” tegasnya pada Senin (8/8/2022).

Koster juga menyebutkan bahwa Bali menjadi daerah yang paling cepat menuntaskan wabah PMK ini. Saat ini diakuinya juga sudah tidak ada kasus PMK di Bali. Meskipun Koster menantang Pauline untuk membuktikan pernyataannya, namun ia mengaku tidak akan melakukan protes secara resmi ke pihak Australia.

Kondisi sapi Bali di wilayah Kabupaten Tabanan. (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, yang kerap disapa Cok Ace, saat ditemui di Kuta, Kabupaten Badung, pada Kamis (28/7/2022) lalu mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah mengantisipasi penyebaran PMK di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dengan cara menyediakan karpet disinfektan.

“Saya sudah memberikan rilis ke Australia. (terkait) Ya, langkah-langkah kita di Bali. Ya, kami sudah menutup pasar-pasar hewan,” terangnya.

2. Sebelum wabah PMK, di Bali cukup mudah dijumpai ternak sapi yang diliarkan

Kondisi sapi berkeliaran di Jalan Teuku Umar Barat, Kecamatan Depasar Barat pada Mei 2020. (IDN Times/Ayu Afria)

Lalu bagaimana konsidi ternak sapi di Bali sebelum PMK melanda? Dari pantauan di lapangan, sebelum PMK mewabah di Bali, di beberapa titik, memang terlihat ternak sapi diliarkan begitu saja. Misalkan di wilayah Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, tampak segerombolan sapi lalu lalang di jalan raya, baik pada siang hari maupun malam hari.

Sapi-sapi tersebut telihat begitu santai dan tak takut saat ada manusia yang berlalu lintas di sekitar lokasi. Memang tidak jarang juga ditemukan kotoran sapi di pinggir jalan raya tersebut.

Kondisi ternak sapi di wilayah TPA Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan pada Juni 2016. (IDN Times/Ayu Afria)

Sesungguhnya ternak sapi yang diliarkan di Bali tidak sulit ditemui. Satu di antaranya adalah di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, di Kecamatan Denpasar Selatan, di wilayah Kuta Selatan, bahkan di wilayah Fakultas Sastra, Universitas Udayana.

3. Sejak wabah PMK, tidak terlihat ada sapi yang diliarkan

Kondisi sapi Bali di wilayah Kabupaten Karangasem pada Desember 2019. (IDN Times/Ayu Afria)

Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada, pada Sabtu (2/7/2022) lalu, di kantornya membenarkan penyebaran wabah PMK telah sampai ke Provinsi Bali sejak Juni 2022 lalu dengan jumlah kasus sebanyak 63 kasus.

Kasus pertama kali ditemukan di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Kemudian ditemukan kembali di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Dengan adanya kasus PMK di Bali, Wayan Sunada mengatakan Bali telah menghentikan pengiriman ternak sapi dan ternak potensi penular PMK ke luar Bali.

Pemotongan sapi terinfeksi PMK di wilayah Denpasar Barat. (Dok.IDN Times/Polresta Denpasar)

Selain itu, telah dilakukan upaya stamping out, penutupan pasar hewan, vaksinasi, disinfeksi kandang, dan memberlakukan lockdown bagi ternak tersebut.

Total populasi ternak sapi di Bali saat wabah tersebut adalah sebanyak 558.653 ekor sapi. Dengan dominasi jumlah ternak terjangkit terbanyak di Kabupaten Karangasem, Buleleng, dan Kota Denpasar. Sejak PMK melanda, sampai saat ini, sudah tidak terlihat sapi-sapi diliarkan.

Berita Terkini Lainnya