Viral Video Perkelahian Remaja SMP Diusut Polsek Denpasar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Denpasar, IDN Times-Dunia pendidikan di Bali kembali dihebohkan dengan video viral perkelahian dua remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP) di salah satu lapangan yang di ketahui di wilayah Denpasar Barat. Atas kejadian tersebut pihak kepolisian mengamankan 2 orang pelajar yang terlibat.
Kapolsek Denpasar Barat, Kompol I Gusti Agung Made Ari Herawan mengatakan bahwa setelah dilakukan pertemuan mediasi, kedua belah pihak akhirnya berdamai.
Baca Juga: Polda Bali Ungkap Motif Rekrutmen Bajing Kids di Denpasar
Baca Juga: Kelompok Bajing Kids Resmi Bubar, Ada Surat Pernyataan
1. Video rekaman perkelahian antara pelajar viral
Kompol I Gusti Agung Made Ari Herawan mengatakan hasil penyelidikan diketahui lokasi perkelahian berada di lapangan Astagina, Kecamatan Denpasar Barat. Dan video diambil pada Kamis (20/7/2023) pukul 15.30 Wita. Dalam video tersebut terekam dua remaja yang berkelahi, dengan disaksikan oleh 5 orang teman-temannya.
"Setelah Unit Reskrim melakukan penyelidikan dan pemeriksaan diketahui dua remaja yang berkelahi berinisial GTB (13) dan INBS (13) merupakan pelajar kelas VIII," jelasnya.
2. Tidak terima tangannya dipukul saat bercanda dalam kelas
Dua remaja tersebut ternyata merupakan satu sekolah SMP Negeri di wilayah Kuta. Mereka berkelahi usai pulang sekolah, karena dipicu bercandaan saat berada di kelas. Salah satu pelaku tidak terima tangannya di pukul.
"Penyebabnya karena saat GTB dan INBS bercanda dalam kelas. GTB tidak terima saat INBS memukul tangannya sehingga akhirnya saling tantang untuk berkelahi di lapangan," jelasnya.
3. Keduanya berdamai dalam pertemuan mediasi yang digelar
Menindaklanjuti hal tersebut Polsek Denpasar Barat kemudian mengelar pertemuan klarifikasi video. Pertemuan ini melibatkan pelajar tersebut beserta orangtua, pihak sekolah, perbekel Desa Padangsambian Klod dan juga Kadus Padangsumbu Kaja. Dan diselenggarakan pada Jumat (21/7/23) kemarin dengan tujuan untuk menyamakan persepsi baik pihak orangtua, sekolah, dan juga desa adat dalam peran mengawasi anak-anak.
"Kami telah mengelar pertemuan. Adik-adik juga harus bisa melihat situasi, gunakan media sosial dengan baik dan jika ada masalah di sekolah segara dilaporkan kepada guru, agar bisa diselesaikan," ungkapnya.
Setelah dimediasi, kedua remaja bersama orangtuanya sepakat berdamai dan saling memaafkan.