Tips Memilih Kain Tenun Endek Bali Menurut UMKM Tinizhop

Denpasar, IDN Times - Kain Tenun Endek Bali ternyata telah tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional lho. Pencatatan ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM RI pada 22 Desember 2020 lalu.
Sebagai upaya pelestarian Kain Endek Bali, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali atau Kain Tenun Tradisional Bali. Surat edaran ini juga berisi komitmen agar mendukung produk lokal di Bali. Lalu bagaimana kondisi dan tips memilih Kain Endek Bali? Ini selengkapnya
1. Usaha berkembang positif

Pemilik usaha Kain Endek Bali Tinizhop, Ni Putu Tini Purwanti (35 tahun), menjelaskan kondisi usahanya tergolong berkembang positif pada awal tahun. Awal tahun 2025 ini, Tini mendapat pesanan seragam.
“Ada saja, awal tahun ada orderan seragam. Jadi, lumayan,” kata Tini saat dihubungi IDN Times, pada Sabtu (8/3/2025).
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) milik Tini berdiri pada Oktober 2019. Lima tahun berjalan, Tini telah mengikuti berbagai kegiatan pameran dan pelatihan.
“Februari pameran di Jakarta. Sangat bersyukur,” ujar Tini.
2. Berasal dari pengrajin lokal

Kain yang dijual Tini berasal dari pengrajin lokal di kampung halamannya, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Para pengrajin adalah ibu-ibu penenun dari desanya. Adanya surat edaran menggunakan produk Endek Bali, bagi Tini sangat membantunya dan para pengrajin.
“Dengan adanya kebijakan menggunakan produk Endek lokal Bali, kami sangat setuju. Karena selain membantu UMKM, juga melestarikan budaya Bali,” kata Tini.
3. Tips memilih Kain Endek Bali

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli Kain Endek Bali. Tini membagikannya bagaimana tips memilih Kain Endek Bali.
“Tips memilih Tenun Endek dengan melihat kualitas serat atau sisir ketebalan. Jika Bali seratnya 80,” kata Tini.
Menurut Tini, serat kain 80 itu berarti seratnya lebih padat sehingga lebih awet. Hingga saat ini Tini masih berjejaring dengan para ibu penenun di Kabupaten Klungkung. Sebagai pemilik usaha sekaligus desainer motif Kain Endek Bali, Tini berharap agar ekosistemnya semakin lestari.