5 Novel Tema Persahabatan Lintas Generasi, Ringan dan Filosofis
Bagi kamu yang sedang mencari bacaan ringan, kamu bisa memilih novel bertema persahabatan. Cerita-cerita tentang hubungan antar tokoh yang hangat dan lucu membuat genre ini dapat dinikmati oleh beragam kalang. Ditambah persahabatan lintas generasi jadi tambahan tema unik novel.
Selain menghibur, novel bertema persahabatn lintas generasi menawarkan kisah yang related dengan kehidupan sehari-hari. Dari konflik kecil yang lucu atau perbedaan sudut pandang dari yang muda dan yang tua. Berikut beberapa rekomendasi novel yang menceritakan pertemanan beda generasi, cukup ringan untuk dibaca saat waktu luang.
1. Pasta Kacang Merah
Pasta Kacang Merah adalah novel karya penulis Jepang, Durian Sukegawa. Novel ini berlatar di sebuah toko kecil di pinggiran Tokyo. Sentaro sebagai tokoh utama menjual dorayaki. Sentaro sendiri merupakan laki-laki muda yang hidupnya hampa dan terpaksa menjalankan toko.
Suatu hari, seorang nenek tua bernama Tokue melamar kerja sebagai pegawai paruh waktu di toko Sentaro. Awalnya Sentaro ragu untuk memperkerjakan Tokue karena tangannya bengkok dan sudah berusia tua. Namun, Tokue memiliki keahlian untuk membuat pasta kacang merah, yang diberi nama anko.
Dengan anko buatan Tokue, toko Sentaro menjadi populer dan banyak didatangi pelanggan. Sentaro kemudian banyak belajar dari Tokue, bukan hanya memasak saja, tetapi juga cara menghargai proses, waktu, dan momen. Persahabatan lintas generasi terjalin antara Sentaro dan Tokue.
2. The One and Only Ivan
The One and Only Ivan merupakan novel karya Katherine Applegate. Novel ini sangatlah unik karena menceritakan tokoh-tokoh berupa hewan. Sudut pandang novel diceritakan dari tokoh Ivan, seekor gorilla yang sudah tinggal selama 27 tahun di dalam kandang, di sebuah mal. Ia hidup bersama beberapa hewan lain seperti Stella seekor gajah tua dan Bob seekor anjing liar.
Suasana kandang mal tempat Ivan dan kawan-kawannya tinggal berubah ketika kedatangan Ruby, seekor bayi gajah. Sayangnya, Ruby diperlakukan kasar oleh pemiliknya. Hal ini membuat Ivan dan kawan-kawannya menaruh simpati pada Ruby dan bertekad membantu Ruby.
3. The Door to Door Bookstore
The Door to Door Bookstore merupakan novel berbahasa Jerman yang ditulis oleh Carsten Henn. Cerita berfokus pada Carl Christian Kollhof yang bekerja di toko buku tua. Setelah toko tutup, Carl membungkus buku dan mengantarkannya pada para pelanggan istimewa. Para pelanggan ini lebih memilih untuk menyendiri di rumah mereka dengan berbagai alasan. Datanglah Schascha, gadis kecil berusia sembilan tahun yang berkepribadian ceria. Ia membantu Carl menata dan menjual buku.
Lambat laun, hubungan Carl dan Schascha menjadi sebuah persahabatan yang menciptakan kehangatan dan humor. Persahabatan mereka gak hanya mengubah hidup mereka sendiri, tetapi juga hidup para pelanggan Carl.
Novel ini juga membahas tentang seni memilih buku sebagai alat penyembuhan emosional atau bibilioterapi. Tindakan sederhana Carl yang mengantarkan buku menjadi bentuk kasih sayang dan terapi yang mampu menyelamatkan jiwa-jiwa yang terisolasi. Salah satu novel yang wajib dibaca para pencinta buku.
4. Na Willa
Ditulis oleh Reda Gaudiamo, novel Na Willa berlatar tahun 1960-an. Novel ini diceritakan dari sudut pandang Na, seorang anak perempuan yang cerdas, polos, dan terkadang sinis terhadap dunia orang dewasa. Novel ini gak memiliki sebuah plot besar dengan konflik tunggal, tetapi sekumpulan kisah dari observasi Na terhadap kehidupan sehari-harinya di Willa, tempat ia tinggal.
Dalam novel ini, Na berinteraksi dengan berbagai jenis orang dewasa seperti para asisten rumah tangga. Ia menjalin ikatan tulus dan non-hierarkis dengan para ART. Dari mereka, Na belajar tentang kehidupan luar dari sudut pandang orang dewasa yang jauh lebih tua darinya.
Novel ini mirip dengan The Door to Door Bookstore, tetapi dalam versi lebih ringan. Kamu akan menyelami bagaimana sudut pandang seorang anak dan orang dewasa bisa berbeda. Dan seorang Na, berusaha memahami kompleksitas kehidupan orang dewasa dari kacamata anak kecil.
5. Tuesdays with Morrie
Novel ini merupakan sebuah memoir yang ditulis oleh seorang jurnalis, Mitch Albom. Mitch cukuplah sukses dan kaya raya, tetapi hidupnya terasa hampa karena terlalu fokus pada karir dan materi. Kisah dimulai saat Mitch bertemu dengan Morrie Schwartz, dosen sosiologi di kampusnya dahulu.
Sayangnya, Morrie yang sudah tua mengali penyakit saraf yang secara progresif akan melumpuhkan tubuhnya, hingga ia tak bisa bernapas. Mitch kemudian mengunjungi Morrie dengan rutin di setiap hari selasa. Pertemuan ini menjadi kelas tanpa buku teks, dan hanya membahas seputar makna kehidupan.
Bagi Mitch, Morrie bukan sekadar sahabat, tetapi mentor yang bijaksana. Morrie mewariskan filosofi berharga tentang hidup kepada Mitch yang telah lama kehilangan nilai-nilai kemanusiaan di dalam hidupnya.
Persahabatan gak selalu terjalin di antara orang-orang yang sebaya. Namun, juga kedekatan lintas usia yang didorong oleh pengalaman, empati, dan keterbukaan hati. Melalui dinamika antara karakter muda dan karakter tua, kamu sebagai pembaca bisa melihat bagaimana setiap generasi membawa sudut pandang yang unik.
