5 Penyebab Semua Keluarga Ingin Ikut Kamu Wisuda

Jika kamu wisuda tanpa didampingi satu pun anggota keluarga tentu ada perasaan sedih. Semua temanmu setidaknya ditemani orangtua atau saudara. Dirimu bisa sampai merasa seakan-akan gak punya keluarga. Baik kamu berjalan sendirian ke lokasi wisuda maupun nanti keluar gedung setelah selesai rasanya menjadi tak percaya diri.
Gak ada keluarga yang menyambutmu dengan wajah semringah. Dirimu tidak tahu mesti berfoto bersama siapa. Kamu hendak langsung pulang, rasanya juga pasti aneh dan mengenaskan sekali. Sebab seluruh orang berlama-lama mengambil foto dulu bareng keluarga masing-masing.
Namun, bagaimana kalau keluargamu malah ingin ikut semua ke acara wisudamu? Bukan hanya ayah, ibu, dan kakak atau adik. Tapi juga tante, om, kakek, nenek, bahkan keponakanmu yang masih kecil-kecil. Meski mungkin ada rasa malu apabila dirimu membawa rombongan besar, pahami dulu alasan mereka berharap bisa ikut.
1. Masih jarang bahkan belum ada sarjana di keluargamu

Coba cek kembali latar belakang pendidikan saudara-saudaramu. Apakah sudah ada dari mereka yang bergelar sarjana? Atau malah kamu sarjana pertama tidak hanya di keluarga kecilmu, tetapi juga dalam keluarga besar? Kalau betul sarjana masih langka bahkan belum ada dalam keluargamu, wajar antusiasme mereka begitu kuat.
Kamu adalah kebanggaan dalam keluarga. Bagi mereka, tidak terlalu penting apa jurusanmu dan berapa IPK-mu. Dirimu bukan lulusan terbaik pun tak masalah. Kamu sudah berhasil mengukir rekor baru dalam hal pendidikan di dalam keluarga.
Barangkali mereka tak menyangka akhirnya ada seorang sarjana di tengah-tengah keluarga. Dengan datang beramai-ramai ke acara wisudamu, mereka berharap bakal terinspirasi. Pemandangan dirimu mengenakan toga bisa menjadi penyemangat saudara-saudaramu buat berkuliah dan menjadi sarjana juga.
2. Sekalian jalan-jalan

Kalau kamu perantau, keluarga di kampung halaman mungkin punya dua rencana. Selain menghadiri wisudamu yang menjadi acara inti, mereka juga ingin sekalian jalan-jalan setelahnya. Makin jauh dirimu merantau demi menuntut ilmu, makin keluarga penasaran dengan kotamu.
Siapa tahu ke depan ada lagi anggota keluarga yang ingin berkuliah atau bekerja di kota tempatmu mencari ilmu. Apabila mereka ingin jalan-jalan, kamu mesti menjadi pemandu wisata. Masalahnya, ini juga berarti pembengkakan biaya.
Keluargamu tentu perlu kendaraan buat jalan-jalan. Apabila tak ada kendaraan pribadi, berarti dirimu mesti mencari mobil sewaan. Bahkan penginapan boleh jadi dibutuhkan. Bicarakan soal ini dengan keluargamu sebelum mereka berangkat. Jangan sampai acara jalan-jalan justru mengecewakan lantaran kurangnya persiapan.
3. Kapan lagi bisa foto bareng di momen terbaik?

Sebagai keluarga tentu sudah banyak momen istimewa yang dilalui bersama. Di setiap acara kumpul keluarga apalagi hari raya, kalian juga berfoto bersama. Bahkan kalian bikin video dengan berbagai konsep yang menarik. Tapi umumnya orang hanya satu kali menjadi sarjana.
Kalaupun nantinya dirimu berkuliah lagi pasti melanjutkan ke S2, maka berfoto bareng di hari wisudamu terasa penting sebagai kenang-kenangan keluarga. Andai pun kamu bukan perantau sehingga nanti bisa langsung berfoto bersama di rumah, suasananya sudah berbeda.
Latar belakang foto bukan kampusmu. Lebih-lebih jika dirimu perantau. Saat kamu pulang kampung tentu sudah tidak memakai toga. Foto bareng di kampus dengan penampilan lengkapmu sebagai wisudawan cuma bisa dilakukan di satu hari itu.
4. Kalau ramai-ramai jadi lebih percaya diri

Apabila orangtuamu belum terbiasa menghadiri wisuda, datang berdua saja barangkali tidak percaya diri. Keduanya bingung hendak bertanya pada siapa. Memang ada kamu, tapi biasanya nanti wisudawan dan keluarga dipisah. Orangtuamu bisa bingung mencarimu setelah acara selesai.
Tambahan anggota keluarga meningkatkan kepercayaan diri mereka. Ibaratnya, daripada bingung berdua, mending bingung bersama lebih banyak orang. Apalagi kalau orangtuamu tinggal ayah atau ibu. Ia hendak datang seorang diri tentu terasa ada yang kurang.
Pun ketika ayah atau ibu melihatmu diwisuda barangkali amat terharu. Kalau ada beberapa anggota keluarga yang ikut, ia bakal lebih kuat menahan tangis. Jika pun ayah atau ibumu tak kuasa menahan air mata, ada orang yang segera menenangkannya.
5. Bentuk apresiasi sekaligus dukungan untuk masa depanmu

Mereka suportermu selama ini dan untuk selamanya. Meski bagi banyak orang momen wisuda sudah biasa, keluarga cuma ingin kamu tidak kehilangan makna di hari yang spesial ini. Mereka ingin dirimu tahu bahwa setiap kerja kerasmu dalam belajar diapresiasi setinggi-tingginya.
Bukan hanya oleh pihak kampus, tetapi juga seluruh anggota keluarga. Mereka tak sampai hati apabila dirimu merasa usaha meraih prestasi gak ada artinya di mata mereka. Boleh jadi beramai-ramai datang ke acara wisuda sudah dilakukan untuk setiap anggota keluarga.
Pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam keluargamu. Kelulusanmu layak diapresiasi. Sekaligus mereka mendukungmu buat meraih masa depan yang lebih baik. Di mana pun kamu bekerja nanti, mereka kembali siap untuk menjadi suportermu yang paling setia.
Gak perlu malu apabila banyak keluargamu ingin ikut ke acara wisuda. Cukup batasi jumlahnya sesuai kapasitas kendaraan. Plus beri tahu bahwa undangan hanya berlaku untuk dua orang. Jika keluarga yang ikut lebih dari itu, artinya sisanya mesti menunggu di luar.