10 Ungkapan Kekinian Bahasa Bali Paling Sering Digunakan

Dalam Bahasa Bali terdapat beberapa kosakata yang tidak ada dalam kamus resmi, namun sering digunakan. Kosakata yang berbentuk ungkapan ini biasanya berkembang mengikuti zaman atau tren. Ungkapan ini muncul dari suatu kebiasaan, pementasan seni, atau diucapkan dalam iklan. Seperti apa ungkapan kekinian dalam Bahasa Bali yang sering digunakan saat ini?
1. Kecer

Kecer memiliki arti uang. Contoh dalam kalimat adalah Pak Wayan lakar luas meburuh pang maan kecer anggon taun baruan. Artinya adalah Pak Wayan pergi bekerja supaya dapat uang untuk tahun baru.
2. Magocekan

Kata magocekan sering digunakan untuk menyebutkan sedang bermain sabung ayam atau tajen. Contoh dalam kalimat adalah Komang pragat megocekan dogen gaene kanti telah pipisne. Komang kerjaannya bermain sabung ayam saja sampai duitnya habis.
3. Mantig Cina

Mantig Cina bukan ungkapan rasis y,a melainkan digunakan untuk orang yang sedang bermain kartu ceki. Hal ini karena dalam permainan ini terdapat kartu dengan nama Cina. Contoh dalam kalimat adalah Made dueg ye mantig Cina, pragat menang dogen gaene. Artinya adalah Made pintar bermain kartu ceki, selalu saja menang.
4. Bu Erik atau Mek Nik

Bu erik atau mek nik merupakan sebutan untuk selingkuhan (perempuan). Ungkapan ini dipopulerkan oleh Wayang Cenk Blonk. Contoh dalam kalimat adalah Ketut ketara pesu ajak mek nik dibi sanja. Ketut ketahuan keluar (kencan) dengan selingkuhannya kemaren malam.
5. Laklak puun

Laklak puun (jajan laklak yang gosong) merupakan ungkapan kekinian untuk menyebutkan alat kelamin perempuan atau vagina. Contoh dalam kalimat adalah nak muani asal taen ngasanin laklak puun pisaga jeg prejani engsap ajak kurenan jumah. Artinya adalah para pria kalau sudah pernah merasakan alat kelamin tetangga, langsung lupa dengan istri di rumah.
6. Tirta pengenteg sebeng
![Arak Bali. (Instagram.com/['arakbrembalidewisri']](https://image.idntimes.com/post/20221229/arak5-c7c8a956c08d5240d23a9803c984bd4e-5df58b6b2836ac752c1524a27024f324.jpg)
Tirta pengenteg sebeng merupakan sebutan atau ungkapan untuk arak atau minuman keras lainnya. Pengenteg sebeng artinya tidak malu atau cuek. Hal ini karena saat mabuk minuman keras atau arak akan membuat seseorang berani tampil di depan umum atau cuek tanpa rasa malu.
Contoh dalam kalimat adalah sebilang lakar ngarap ogoh-ogoh, teruna-teruna di banjar pragat meli tirta pengenteh sebeng. Artinya adalah setiap akan mengarak ogoh-ogoh, para pemuda di banjar selalu beli arak atau minuman keras.
7. Nas berit nas beringket

Nas berit merupakan ungkapan rasis untuk pendatang yang berasal dari wilayah timur. Nas berit artinya kepala atau rambutnya keriting. Biasanya ungkapan ini digunakan untuk menunjukkan kekesalan terhadap pendatang dari wilayah timur. Contoh dalam kalimat adalah buin nas berit ngae uyut di jalane. Artinya adalah lagi orang timur bikin masalah di jalan.
8. Olog-olog pong

Olog-olog pong digunakan untuk menyebutkan seseorang yang bertubuh besar namun lemah secara fisik. Sering juga olog-olog pong untuk orang yang terlihat seperti orang yang bodoh. Contoh dalam kalimat adalah awak dogen gede ganggas, jeg asline olog-olog pong. Artinya adalah tubuh saja yang besar, tapi aslinya lemah.
9. Pis ne goloh

Pis (pipis) ne goloh ini ungkapan untuk orang yang royal atau senang memberikan uang kepada orang lain atau bisa juga untuk orang yang bisa dengan mudah mengeluarkan uang tanpa perhitungan. Contoh dalam kalimat adalah Pak Bondan alih tagihin punia ogoh-ogoh, pis ne goloh to. Artinya adalah Pak Bondan saja cari minta sumbangan ogoh-ogoh, gampang keluar duitnya.
10. Stel peleng

Stel peleng itu bukan untuk bengkel roji untuk roda ya. Stel peleng arti sebenarnya adalah mengatur (stel) kepala bagian samping (peleng). Biasanya ungkapan ini digunakan untuk memberikan pelajaran kepada seseorang yang dirasa sering berbuat onar atau bandel. Contoh dalam kalimat adalah De Raka jeg pragat ngae uyut, orahin ye mai kal stel peleng ndas ne! Artinya adalah De Raka selalu membuat keributan, suruh dia ke sini mau saya kasih pelajaran.
Penggunaan kosakata atau ungkapan kekinian di atas biasanya digunakan dalam bahasa pergaulan. Tapi sebaiknya hindari menggunakan ungkapan atau kosakata di atas dalam percakapan formal karena nanti bisa dianggap tidak sopan.


















