Sejarah Pura Luhur Besikalung, Warisan Budaya di Tabanan

Hari Raya Pagerwesi jatuh pada Rabu, Budha Kliwon, Wuku Sinta. Pagerwesi memiliki kaitan dengan Hari Raya Saraswati. Pada hari suci ini, umat Hindu memuja Sang Hyang Pramesti Guru sebagai guru alam semesta. Pagerwesi bermakna agar setiap umat memiliki pagar ilmu pengetahuan yang kuat, untuk menghindari diri dari hal-hal negatif.
Pada Hari Pagerwesi, ada beberapa pura yang melakukan upacara atau piodalan (Hari peringatan berdirinya bangunan suci). Satu di antaranya Pura Besi Kalung. Berikut adalah fakta-fakta tentang Pura Luhur Besi Kalung.
1. Pura ini berada di tengah hutan lindung

Dilansir dari Kebudayaan.kemdikbud.go.id, Pura Luhur Besi Kalung berada di Desa Babahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Lokasinya di lereng Gunung Batukaru, tepatnya lereng sebelah selatan. Pura ini berada di tengah hutan lindung.
Pura Luhur Besi Kalung menyajikan alam yang sejuk, dan dikelilingi oleh beragam pohon seperti Pohon Jepun, Pohon Cempaka, Pohon Cemara, Pohon Bunut, Pohon Pule, Pohon Kayu Rasa Mala, hingga Pohon Nangka. Pura Luhur Besi Kalung berbatasan dengan Desa Jatiluwih di sebelah Utara, Desa Pakraman Ulu di sebelah Selatan, Sungai dan Subak Umaduwi di sebelah Timur, dan Subak Jatiluwih di sebelah Barat. Pura ini milik dan diempon (dikelola) oleh Desa Adat Babahan.
2. Sejarah Pura Luhur Besi Kalung

Menurut Prasasti Pura Luhur Besi Kalung, pura ini didirikan sekitar abad IX hingga XII Masehi. Nama Besi Kalung awalnya dari kata CalaSilunglun yang memiliki makna bale suci. Nama ini kemudian berubah menjadi Sikalung. Dari Sikalung berubah lagi menjadi Besi Kalung. Hal ini disebutkan dalam Prasasti Babahan I tahun Saka 839 (917 Mahesi) yang tersimpan di Pura Puseh Jambelangu, Desa Adat Bolangan.
Nama Besi Kalung juga dikaitkan dengan keberadaan Lingga yang ada di area utama pura. Lingga ini memiliki suara nyaring seperti besi saat dipukul. Lingga ini memiliki hiasan lingkaran di bagian atas, mirip dengan kalung. Hal inilah yang membuat pura ini disebut dengan nama Pura Luhur Besi Kalung.
3. Memiliki tiga pura utama

Pura Besi Kalung memiliki peninggalan zaman prasejarah. Hal ini dapat dilihat dari batu-batu yang ditata mirip dengan punden berundak. Punden berundak pertama sebagai pelinggih Ida Betara Besi Kalung, punden berundak kedua sebagai pelinggih Ida Betara Puseh Besi Kalung, dan punden berundak ketiga sebagai pelinggih Ida Betara Batur Besi Kalung. Punden berundak ini ditetapkan sebagai warisan budaya.
Terdapat tiga pura utama yang berada di area Pura Luhur Besi Kalung. Ketiga pura tersebut adalah Pura Besi Kalung, Pura Puseh Besi Kalung, dan Pura Batur Besi Kalung. Ketiga pura ini saling berkaitan satu dengan lainnya.
4. Pura Luhur Besi Kalung berkaitan dengan Pura Luhur Batukaru

Keberadaan Pura Luhur Besi Kalung di lereng Gunung Batu Karu ternyata memiliki kaitan dengan keberadaan Pura Luhur Batukaru yang berstatus sebagai Pura Sad Khayangan. Pura Luhur Batukaru sering disebut sebagai Pucak Kedaton atau Kerajaan tertinggi. Pura Luhur Besi Kalung sering disebut sebagai Jajar Kemiri dan Catur Loka Pura Luhur Batu Karu. Jajar Kemiri merupakan jaringan yang memiliki kekuatan seperti kemiri, tidak mudah lapuk dan kuat. Jajar Kemiri sering disebut sebagai perangkat pembantu dari Pucak Kedaton.
Beberapa pura yang termasuk Jajar Kemiri Pura Luhur Batukaru adalah Pura Muncak Sari dan Pura Tamba Waras (di sebelah kanan), Pura Petali dan Pura Luhur Besi Kalung (di sebelah kiri). Pura Muncak Sari memiliki fungsi sebagai penghasil kebutuhan umat manusia seperti sandang, pangan, dan papan. Pura Tambawaras sebagai kekuatan untuk memberikan kesehatan secara lahir dan batin. Pura Pucak Petali sebagai sumber tuntunan untuk berbuat adil dan bijaksana. Sedangkan Pura Luhur Besi Kalung untuk memohon kekuatan-kekuatan suci sebagai penuntun kehidupan.
Pura Luhur Besi Kalung adalah situs cagar budaya yang merupakan bagian dari Situs Warisan Budaya Dunia. Saat piodalan berlangsung, umat dari berbagai daerah di Bali akan bersembahyang di Pura Luhur Besi Kalung.