5 Jenis Kayu yang Dipakai Bahan Bangunan Suci Hindu Bali

Proses sembahyang umat Hindu di Bali berlangsung di pura maupun sanggah atau merajan (tempat sembahyang umat Hindu Bali di rumah). Tempat sembahyang umat Hindu Bali itu termasuk dalam bangunan suci. Ada sejumlah pantangan yang membuat umat Hindu tidak boleh sembarangan memasuki pura maupun merajan.
Konstruksi bangunan suci di Bali terdiri dari berbagai material yang menyesuaikan dengan ketentuan Lontar Asta Kosala Kosali sebagai panduan arsitektur bangunan di Bali. Sejumlah material itu seperti bebatuan natural dari alam sekitar, kayu, ijuk (bahan atap), dan sebagainya. Pada material kayu, tidak sembarang jenis kayu dapat digunakan untuk membangun bangunan suci. Berikut lima jenis kayu yang baik untuk bahan bangunan suci Hindu di Bali.
Kayu Prabu

Kayu Prabu cocok untuk membangun bangunan suci di Bali. Ada beberapa pohon yang termasuk dalam golongan kayu prabu, di antaranya yakni cendana, wangkal, majagau, dan nangka.
Kayu Prabu bermakna sebagai kayu dengan keistimewaan dan keagungan, sehingga kerap digunakan untuk membangun pelinggih (bangunan suci) hingga pratima (arca dewa).
Kayu Patih

Kayu yang cocok atau baik untuk bangunan suci Hindu di Bali, yakni Kayu Patih. Penyebutan Kayu Patih karena beberapa jenis kayu di dalamnya punya karakter seperti patih, yakni kuat dan berperan penting dalam strategi.
Jenis Kayu Latih ini kerap digunakan untuk membuat tiang atau saka bangunan suci. Jenis pohon yang termasuk Kayu Patih di antaranya menengen, kutat, dan jati.
Kayu Arya

Kayu Arya punya karakteristik wangi dan keras. Jenis kayu ini digunakan untuk membuat lambang suci pada bangunan suci. Ada beberapa jenis pohon yang termasuk dalam golongan Kayu Arya, misalnya cempaka, albasia atau belalu, dan sentul.
Kayu Demung

Kayu Demung punya karakteristik sebagai pelindung sekaligus penopang bangunan suci. Ada beberapa pohon yang termasuk dalam Kayu Demung, yakni bentenu dan teep (sejenis pohon keluak).
Pohon teep misalnya, punya fungsi sebagai penolak bala, sehingga kerap digunakan untuk membuat pintu.
Kayu Temenggung

Terakhir adalah Kayu Temenggung bersifat ringan dan tidak sekuat jati. Beberapa jenis pohon yang termasuk di dalamnya yaitu suren dan kayu bayur. Kayu suren misalnya, kerap digunakan sebagai dinding, kosen, dan plafon pada bangunan suci. Kayu suren punya kandungan alami bernama surenon, yang membuat suren secara alami sebagai kayu tahan rayap dan serangga.


















