Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hari Baik Menurut Hindu Bali 18 April 2025

Ilustrasi Hukum (IDN Times/Fadillah)
Intinya sih...
  • Hari dauh ayu baik untuk membuat peraturan, undang-undang, dan membangun.
  • Kala sor tidak baik untuk bekerja dengan tanah seperti membajak dan bercocok tanam.
  • Sedana yoga adalah hari baik untuk memulai usaha dan berdagang karena akan murah rejeki.

Yuk mengawali hari dengan melihat rangkuman ramalan hari baik pada Jumat, 18 April 2025. Pertama, dibuka dengan hari dauh ayu. Hari ini dipercaya baik untuk membuat awig-awig, peraturan-peraturan atau undang-undang, serta baik untuk membangun.

Ada juga hari kala sor merupakan hari yang tidak baik untuk bekerja dengan dengan tanah seperti membajak, bercocok tanam, dan membuat terowongan. Bagaimana ramalan hari baik lainnya? Ini selengkapnya.

1. Baik memulai usaha

Ilustrasi jualan (pexels.com/Gustavo Fring)

Kala gotongan adalah hari baik untuk memulai suatu usaha. Namun, tidak baik untuk mengubur atau membakar mayat. 

Ada juga hari baik sedana yoga merupakan hari baik untuk membuat alat berdagang, tempat berdagang, mulai berjualan karena akan murah rejeki. 

2. Tidak baik membangun rumah

ilustrasi rumah (unsplash.com/Gustavo Zambelli)

Gagak anungsang pati artinya tidak baik melakukan upacara membakar mayat maupun atiwa-tiwa. Carik walangati adalah hari yang tidak baik untuk melakukan pernikahan atau wiwaha, atiwa-tiwa atau ngaben dan membangun rumah. 

Kala kutila manik merupakan hari baik untuk membuat ranjau, pagar, rintangan, lubang penghalang maupun pemisah, alat perangkap, dan upacara Bhuta Yadnya. 

3. Baik memuja leluhur

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Ada juga hari kala buingrau adalah hari baik untuk menebang kayu, membuat bubu, dan memuja pitra atau leluhur. Namun, tidak baik untuk membangun dan mengatapi rumah. 

Salah wadi artinya tidak baik untuk melakukan Manusa Yadnya (wiwaha, mapendes, potong rambut, dan lainnya) serta Pitra Yadnya (penguburan, atiwa-tiwa atau ngaben, nyekah, ngasti, dan lainnya).

Pararasan: Laku Bulan, Pancasuda: Wisesa Segara, Ekajalaresi: Kinasihaning Jana, Pratiti: Jaramerana

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us