Sensasi Makan di Warung Bubur Alas Kedaton, Berasa Dikurung

Saat pertama kali datang ke sini tentu akan keheranan, kenapa warung tersebut ditutupi oleh pagar kayu. Ternyata pemagaran ini ada alasannya. Menurut Men War, pagar yang mengelilingi warung tersebut untuk mencegah kera yang ada di DTW Alas Kedaton masuk ke dalam dan mengganggu para pembeli.

Jadi ketika makan di dalam warung dan kebetulan ada kera di luar, justru berasa kamu yang dikurung. Lucu juga sih.

"Cuci tangan dulu ya."

Begitu sapaan pemilik warung bubur Alaska setiap ada pembeli masuk ke dalam warungnya. Imbauan cuci tangan ini memang harus dilakukan selama pandemik COVID-19 masih merebak. Men War mengaku belum kena imbas dari virus ini. Sebab selalu ada saja pembeli tetap datang ke warungnya untuk mencicipi bubur. Hanya saja jam bukanya dikurangi.

"Dulu buka dari jam 10.00 sampai jam 18.00 Wita. Sekarang maksimal jam 17.00 Wita sudah tutup," ujarnya, Selasa (6/5).

Ciri khas dari bubur alaska ini adalah ada campuran beras merahnya. Base genep dan sensasi pedasnya membuat lidah jadi bergoyang, keringatan sampai keluar air mata. . Tetapi kalau tidak kuat pedas, kamu bisa request kok.

Men War sendiri sudah berjualan hampir 30 tahun lebih. Cita rasanya tidak berubah dan tetap menjadi favorit masyarakat Tabanan sejak dulu. Bahkan ada juga warga dari luar Kabupaten Tabanan yang sengaja mampir, untuk sekadar melepas rindu akan rasa bubur Alaska ini.

Selain suwiran daging ayam, bubur ini juga dilengkapi oleh sayur urap. Jika mau tambahan ceker dan kepala ayam juga bisa kok. Harga per porsinya murah banget. Mulai dari Rp7000 per porsi. Jika kamu kebetulan melewati Desa Kukuh, Marga, Tabanan, mampir dulu ke DTW Alas Kedaton dan mencoba kuliner khas satu ini ya.