Sate Susu di Bali Jadi Kuliner Ramadan Paling Diburu

18 Mar 2024, 10:10 WIB

Sate susu di Kampung Jawa, Kota Denpasar. (IDN Times/Imam Rosidin)

Ramadan memang punya daya tarik tersendiri ya. Apalagi kalau mendekati berbuka puasa. Sebab masyarakat banyak yang lapar mata ketika berburu kuliner. Beragam kuliner dari takjil, camilan, hingga makanan utama disajikan menjelang waktu berbuka puasa.

Walaupun di Bali adalah mayoritas pemeluk Agama Hindu, namun banyak juga pedagang kuliner yang menyediakan makanan dan minuman khusus untuk muslim. Satu kuliner yang paling dicari adalah sate susu.

Nah, ada nih video yang lagi ramai di TikTok, karena menampilkan antrean panjang di depan gerbang gang. Dalam narasinya, warga lokal harus saingan berburu takjil dengan warga negara asing (WNA). Kalau dilihat dari video itu, lokasinya ada di Masjid Baiturrahmah, Kampung Jawa, Kota Denpasar.

Apakah antrean panjang itu karena kuliner sate susu ya? Daripada berspekulasi, mending kita cari tahu tentang sate susu di Kampung Jawa, Kota Denpasar ini.

1. Sate susu merupakan kuliner khas Kampung Jawa di Kota Denpasar

Sate susu di Kampung Jawa, Denpasar. (Denpasartourism.com)

Dikutip dari Denpasartourism.com, sate susu ini bisa ditemui di Kampung Jawa atau Kampung Wanagiri atau Kampung Tangsi. Kampung Jawa dulunya terbentuk dari perkumpulan pedagang dari Jawa, Bugis, dan Madura di sebelah utara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya atau tepatnya Jalan Maruti dan Jalan A Yani Selatan, Kota Denpasar (kawasan Masjid Baiturrahmah).

Sate susu ini diciptakan oleh warga dari Kampung Jawa. Bude Karni merupakan keturunan kedua dari orang yang merintis sate ini pertama kalinya.

2. Bahannya dari kantong susu sapi

Ilustrasi kantong susu sapi. (Unsplash.com/Megumi Nachev)

Menurut Bude Karni yang dikutip dari Denpasartourism.com, sate susu ini terbuat dari kantong susu dari sapi. Bagian kantong susu sapi ini selalu dibuang, karena hanya daging, tulang, iga, lidah, dan jeroan saja yang digunakan.

Keluarga Bude Karni kemudian berpikir untuk memanfaatkan bagian kantong susu sapi ini agar tidak dibuang percuma. Karena sebagian orang menyukai sate, maka kantong susu sapi ini diolah sebagai sate.

Mereka membersihkan kantong susu sapi dari kotoran dan lemak. Kemudian direbus sekitar dua jam hingga empuk. Setelah selesai direbus kemudian dipotong-potong, ditusuk, dan dibakar seperti sate pada umumnya.

3. Bumbunya mirip sate padang

Sate susu di Kampung Jawa, Kota Denpasar. (IDN Times/Imam Rosidin)

Agar rasanya menjadi enak, tentu saja sate ini harus diberikan bumbu. Sate susu ini mirip dengan sate padang yang menggunakan kuah sebagai bumbunya.

Bahan bumbu kuah yang digunakan adalah bawang putih, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, jahe, kunyit, ketumbar, gula pasti, sedikit terasi, dan garam. Bumbu-bumbu ini dihaluskan dan digoreng. Satu kilogram kantong susu sapi ini bisa menghasilkan hingga 100 tusuk sate.

4. Hanya ada selama Ramadan

Sate susu di Kampung Jawa, Denpasar. (Denpasartourism.com)

Harganya sate susu sapi ini Rp2.500 per tusuk. Sate ini bisa ditemui di sekitar Masjid Baiturrahmah yang ada di Kampung Jawa. Penggemarnya sudah banyak dan dari berbagai kalangan. Dapat dikatakan, sate usus ini adalah sate pemersatu atau perekat umat. Untuk kamu harus datang lebih awal ya untuk mencicipi sate ini agar tidak kehabisan.

5. Kampung Jawa termasuk pusat kuliner berbuka puasa

Kampung Jawa di Kota Denpasar. (IDN Times/Imam Rosidin)

Selain sate usus, daerah Kampung Jawa juga menyajikan beragam kuliner ramadan di sore hari. Kamu bisa menemukannya di sepanjang Masjid Baiturrahmah.

Kuliner yang disajikan di antaranya sate usus sapi dan ayam, sate daging ayam, sapi, atau kambing, sate sumsum, sate babad, sayur urap, kue elo, dan lainnya. Harganya cukup bervariasi, dan terjangkau. Sore harinya, lokasi ini akan selalu ramai karena banyak pengunjung yang ingin mencoba kuliner di sini.

Sudah pernah berburu kuliner sate susu di Kampung Jawa? Kamu bisa meluangkan waktu untuk ngabuburit di Kampung Jawa, dan jangan lupa untuk mencoba sate susunya ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.