Sudah IPO, Anak Perusahaan Telkom Makin Gencar Bangun Ribuan Tower

Bali menjadi salah satu target 

Denpasar, IDN Times – Menyambut teknologi 5G, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui Mitratel fokus membangun tower. Pembangunan tower ini akan lebih banyak dilakukan di luar Pulau Jawa sesuai dengan permintaan para operator. Namun dalam pelaksanaannya, pembangunan tower ini ternyata menemui kendala.

Direktur Utama PT Telkom, Ririek Adriansyah, menyampaikan bahwa di tahun 2021 ini Mitratel memang masih mendapat tekanan. Akan tetapi pihaknya akan confident melakukan perbaikan.

Pihak Telkom juga melakukan perubahan strategi lebih kepada B2B yakni memperkuat infastruktur seperti fiber optic, tower, data center, cloud, yang memang ke depannya sangat diperlukan sebagai ketahanan terhadap digital nasional. B2B sendiri merupakan segmen Enterprises seperti layanan digital advertising, digital content, dan e-Commerce.

Baca Juga: Telkom Bakal Kembangkan Data Center Mulai 2023, Apa Saja Manfaatnya?

1. Terkumpul dana Rp18,8 triliun lewat IPO untuk ekspansi bisnis

Sudah IPO, Anak Perusahaan Telkom Makin Gencar Bangun Ribuan TowerDirektur Utama PT Telkom, Ririek Adriansyah ditemui di Sanur pada Kamis (2/12/2021) malam. (IDN Times / Ayu Afria)

Ririek Adriansyah, saat ditemui di Sanur pada Kamis (2/12/2021), menyampaikan Mitratel merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang fokus dalam bisnis menyewakan tower ke provider. Saat ini Mitratel disebut sebagai penyedia tower terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 28 ribu.

Mitratel juga sudah melakukan Penawaran Umum Perdananya (IPO) pada 22 November 2021 lalu. Dana yang sudah terhimpun mencapai Rp18,8 triliun yang akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi bisnis organik dan anorganik.

“Dana yang terkumpul kan Rp18,8 triliun. Itu akan digunakan sebagian besar itu untuk mengembangkan, menggelar tower. Tower dan turutannya, kayak fiber optic dan segala macam. Kemudian juga untuk akuisisi. Kalau di tower itu kami menambah tower bisa untuk membangun, bisa juga membeli towernya punya orang atau tower yang lebih kecil dibeli,” jelasnya.

2. Pembangunan tower untuk menyambut datangnya teknologi 5G

Sudah IPO, Anak Perusahaan Telkom Makin Gencar Bangun Ribuan Towerhttps://www.pexels.com/@olly

Ririek berharap ke depannya Mitratel ini akan lebih transaparan, terus berkembang, dan membangun lebih banyak tower. Tujuan membangun tower ini juga berkaitan dengan menyambut datangnya teknologi 5G yang saat ini diakuinya masih belum merata. Bali menjadi salah satu targetnya.

Dalam menyambut 5G ini, diperlukan banyak tower dan atu pole (menara satu kaki yang disamarkan sehingga tidak mengganggu pemandangan kota), terutama di kota yang padat. Pole ini bisa menyerupai bentuk pohon ataupun seperti tiang lampu jalan.

“Tentunya kami akan terus membangun tower, termasuk juga nanti kami mengantisipasi datangnya 5G. Spektrum 5G belum ada beneran. Sudah ada, tapi spot-spot masih belum merata,” ungkapnya.

3. Penambahan tower tergantung permintaan operator

Sudah IPO, Anak Perusahaan Telkom Makin Gencar Bangun Ribuan TowerDok. Telkom

Pihaknya menyampaikan untuk penambahan tower ini nantinya tergantung dari permintaan operator. Akan tetapi, ia perkirakan akan ada tambahan tower minimal di angka seribu. Satu tower bisa digunakan oleh dua operator. Kebutuhan tower terbesar ini disebutnya berada di luar Pulau Jawa.

Ririek mengakui bahwa ada kendala dalam pembangunan tower ini, di antaranya diperlukannya Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan membutuhkan persetujuan dari komunitas sekitarnya atau penyanding.

“Ada beberapa itu kan perlu IMB. Ada beberapa kota yang memang sudah nggak memungkinkan lagi untuk bangun tower. Artinya harus cari cara. Opsi lainnya itu bisa yang kami sebut rooftop, jadi kayak tower kecil di atas gedung. Ada macam-macamlah. Ada yang ditempel di gedung. Banyak,” jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya