TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tokoh Bali yang Memiliki Kesaktian Tinggi, Sangat Disegani

Gimana ya kalau kesaktian ini masih ada di zaman sekarang?

Patung Kebo Iwa di Tabanan. (YouTube.com/SING PENTING EXSIS)

Bali sejak dahulu sudah dikenal sebagai daerah yang memiliki kekuatan magis. Hal ini memunculkan beberapa orang atau tokoh yang memiliki kekuatan kanuragan yang sangat sakti.

Kesaktian yang dimiliki oleh tokoh-tokoh ini terkenal hingga ke Pulau Jawa. Bahkan Kerajaan besar Majapahit sangat kewalahan mengalahkan Kerajaan Bali, yang kala itu dikuasai oleh Raja Bedahulu dengan para patih saktinya seperti Kebo Iwa dan Pasung Grigis. Maha Patih Gajah Mada harus memutar otak dan strategi untuk mengalahkan kedua patih sakti tersebut. Berikut 6 tokoh Bali yang memiliki kesaktian tinggi.

Baca Juga: Makna Melukat, Ritual yang Pernah Dijalani Pevita Pearce

Baca Juga: Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada Bali

1. Maha Patih Kebo Iwa, patih sakti yang ditakuti oleh Maha Patih Gajah Mada

Maha Patih Kebo Iwa. (YouTube.com/Mankedik Channel)

Maha Patih Kebo Iwa merupakan maha patih sakti dari Kerajaan Bedahulu. Sebelum menjadi maha patih, Kebo Iwa ditempa kemampuan kanuragannya di Goa Garba daerah Pejeng, Kabupaten  Gianyar. Ia ditempa oleh seorang maha patih sakti yang bernama Ki Pasung Grigis.

Karena kesaktiannya di atas rata-rata, Kebo Iwa lolos menjadi maha patih di Kerajaan Bedahulu. Kebo Iwa sendiri memiliki janji, selama dirinya masih bernapas, kerajaan di Bali tidak akan tunduk dengan Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit dengan maha patih saktinya, Gajah Mada, tidak mampu mengalahkan Kebo Iwa. Karena itu, Gajah Mada memerlukan kecerdikan. Ia mengundang Kebo Iwa untuk datang ke Majapahit karena akan dinikahkan dengan seorang putri terhormat.

Sesampai di Majapahit, Kebo Iwa diminta untuk membuat sumur yang nantinya diperlukan oleh sang calon istri dan warga majapahit. Namun Gajah Mada beserta pasukannya malah mengubur Kebo Iwa hidup-hidup.

Namun Kebo Iwa berhasil keluar dari sumur tersebut, dan dengan kemarahannya ia bertempur melawan Gajah Mada. Pertempuran yang berlangsung sengit dan lama akhirnya meluluhkan hati Kebo Iwa. Ia kemudian menghentikan pertempuran karena takut memiliki dampak yang tidak baik bagi warga di sekitarnya. Sebab energi yang dikeluarkan oleh kedua maha patih sakti ini sangat kuat.

Ia lalu secara sukarela memberitahukan kelemahannya, yaitu ditimbun menggunakan kapur sirih (pamor), dan juga meminta agar dikubur dengan bunga yang wangi. Kebo Iwa kemudian diceritakan moksha di dalam sumur tersebut.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

2. Maha Patih Ki Pasung Grigis, pembimbing Kebo Iwa 

Ki Pasung Grigis. (srikarangbuncing.com)

Ki Pasung Grigis adalah seorang maha patih sakti dari Kerajaan Bedahulu pada zaman Sri Astha Sura Ratna Bhumi Banten. Nama maha patih ini sangat terkenal karena memiliki kecakapan, kejujuran, kesetiaan, dan kesaktian yang tiada tara.

Ia juga disebutkan sebagai pembimbing yang menempa Patih Kebo Iwa di Goa Garba dalam proses pemilihan maha patih Kerajaan Bedahulu. Ketika Kebo Iwa meninggal di tanah Jawa, Kerajaan Majapahit menyerang Kerajaan Bali dari segala arah. Peperangan ini menyebabkan gugurnya Pangeran Madatama, putra dari Raja Bedahulu. Hal ini membuat raja sedih dan meninggal dunia.

Walaupun raja telah tiada, Kerajaan Bedahulu tetap memberikan perlawanan di bawah pimpinan Ki Pasung Grigis. Untuk menghindari korban yang lebih banyak lagi, baik dari pihak Kerajaan Bedahulu maupun Kerajaan Majapahit, Gajah Mada berpura-pura menyerah kalah. Pada saat pihak Kerajaan Bedahulu lengah, pasukan Majapahit menyerang sehingga membuat Ki Pasung Grigis kalah dan menjadi tawanan perang Majapahit.

Setelah menjadi tawanan dan dibawa ke Majapahit, Ki Pasung Grigis diminta untuk tunduk di bawah Majapahit serta diberi tugas untuk menumpas pemberontakan Raja Dedela Nata di Nusa Tenggara Timur. Ki Pasung Grigis dan Raja Dedela meninggal dalam pertempuran tersebut.

3. I Dewa Manggis Kuning, tokoh sakti di balik sejarah Kota Gianyar

Potret Gianyar tempo dulu. (digitalcollections.universiteitleiden.nl)

I Dewa Manggis Kuning adalah ksatria yang menjadi cikal bakal Kota Gianyar. Ia adalah putra Raja Gelgel, Sri Dalem Segening dari permaisuri Ni Desak Ayu Cedong Artha asal Desa Manggis, Kabupaten Karangasem.

Karena memiliki kesaktian yang mumpuni, ia mendirikan sebuah pusat pemukiman di daerah Bengkel (Sekarang bernama daerah Beng, di sebelah Utara Kota Gianyar). Ia juga pernah membantu Kerajaan Gelgel untuk memukul mundur pasukan Karangasem dan Buleleng yang menyerang Kerajaan Gelgel.

Atas keberhasilannya tersebut, ia diberi hadiah berupa 40 orang pengikut dan Keris Pusaka Ki Baru Obag-Obag. Ia juga berhasil mengalahkan kekuasaan Gusti Agung Maruti di Istana Gelgel bersama laskar Sidemen.

Setelah I Dewa Manggis Kuning wafat, kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama I Dewa Manggis Sakti. Ia juga memiliki kesaktian yang sama seperti sang ayah karena ada tanda lahir berupa tapuk manggis di perutnya. I Dewa Manggis Sakti inilah yang nantinya mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Geriya Anyar (Rumah baru), yang kini berubah nama menjadi Gianyar.

4. I Renggan, tokoh sakti terkait keberadaan Nusa Penida

I Renggan dan perahu saktinya. (YouTube.com/april srip)

Kisah I Renggan sangat erat kaitannya dengan sejarah Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. I Renggan merupakan cucu dari Ki Dukuh Jumpungan, sosok sakti yang berkuasa di Nusa Penida.

I Renggan mendapatkan kesaktian dari kakeknya ketika melakukan tapa semedi di Puncak Mundhi, Nusa Penida. Walaupun sang kakek sudah moksha, namun ia tetap turun menemuinya untuk mewariskan semua kesaktian ke cucunya tersebut.

Ia mampu membuat senjata berupa keris, tombak, dan senjata lainnya. Ia pun diberi perahu sakti, hasil kekuatan semedi Ida Dukuh Jumpungan. Karena memiliki kesaktian tiada tanding membuat I Renggan menjadi sombong.

Ia kemudian berencana menabrakkan perahu saktinya ke Nusa Penida. Konon perahu tersebut bisa melenyapkan segala sesuatu yang ditabraknya. Nusa Penida adalah pulau yang ditabraknya menjadi dua bagian, di mana bagian yang paling besar diberi nama Nusa Gede dan bagian lainnya diberi nama Nusa Cenik.

Ia Renggan kembali berencana untuk menabrakkan perahu saktinya ke Pulau Bali, namun berhasil dihalangi oleh Ida Hyang Toh Langkir. Kesaktian Ida Hyang Toh Langkir membuat perahu sakti I Renggan terhempas ke Nusa Cenik. I Renggan memilih moksha di lokasi tersebut.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya