Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada Bali

Lontar ini sudah menjadi warisan budaya di Bali

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Lontar Usada Buduh merupakan warisan budaya Bali yang mengandung pengobatan tradisional berbasis kearifan lokal, khusus untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Lontar ini berisi ciri-ciri ODGJ dan cara mengobatinya menggunakan mantra.

Lontar setebal 13 halaman ini memakai Bahasa Jawa Kuno bercampur Bahasa Bali. Lontar ini disimpan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lontar Universitas Udayana (Unud). Berikut ini ciri-ciri ODGJ dan cara mengobati menurut Lontar Usada Buduh.

Baca Juga: Bedanya Spirit Doll, Jenglot dan Boneka Milik Ivan Gunawan

1. ODGJ yang bernyanyi-nyanyi dan menyebut-nyebut nama dewa

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliFoto hanya ilustrasi. (IDN Times/Daruwaskita)

Sarana pengobatannya menggunakan kunir atau kunyit berwarna kemerah-merahan, ketumbar, dan garam bercampur arang. Bahan ini diramu sebagai jamu. Jamu itu lalu diteteskan ke hidung dan telinga.

Pasien ODGJ diberikan minuman dari air kelapa muda sejenis mulung (Kelapa yang memiliki kulit berwarna hijau dan pangkal tangkainya berwarna merah).

2. ODGJ yang suka menangis siang malam sambil menyebut-nyebut nama seseorang

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliFoto hanya ilustrasi. (Pixabay/Free-Photos)

Sarana pengobatannya menggunakan putik kelapa mulung dan akar kelapanya yang masih muda, 2 biji pantat bawang merah, 2 biji adas (foeniculum vilgare MILL), dan ketan hitam. Bahan-bahan tersebut dicampur dan diberikan kepada pasien ODGJ untuk diminum.

Baca Juga: Tempat Melukat untuk Anak dengan Gangguan Bicara di Mengwi Bali

3. ODGJ yang suka pergi ke sana ke mari. Sakit ini memiliki nama sakit edan kabinteha

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliHasil jepretan foto Rudi Waisnawa tentang kondisi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dipasung. (Dok.IDN Times/Rudi Waisnawa)

Sarana pengobatannya menggunakan 25 biji ketumbar, asam tanek (Asam yang dikukus), gula enau, dan santan kane (Kental). Bahan-bahan ini kemudian dicampur dan diberikan kepada pasien ODGJ untuk diminum.

Bahan yang digunakan sebagai bedak atau borehnya adalah setangkai kelor munggi, setangkai kesawi, pala, tri ketuka (Terdiri dari 3 unsur berupa bawang merah, bawang putih, dan jerangan), dan air cuka. Bahan-bahan dicampur untuk dioleskan pada pasien ODGJ.

Mantra untuk mengobati secara boreh adalah:

Ong asta astu ya nama swaha,
ala ala ilili swaha,
sarwa bhuta wistaya,
sarwa guna wini swaha,
ah astu ya astu.
(Diucapkan sebanyak tiga kali).

Arti mantranya:

Ya Tuhan, semoga kami selamat,
segala penyakit hilang,
segala gangguan para bhuta hilang.

4. Orang gila yang suka tertawa dan melucu

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliHasil jepretan foto Rudi Waisnawa tentang kondisi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dipasung. (Dok.IDN Times/Rudi Waisnawa)

Sarana pengobatannya menggunakan paria lempuyang, ketumbar, tri ketuka (Terdiri dari 3 unsur berupa bawang merah, bawang putih, dan jerangan), air cuka. Bahan ini dicampur dan diminumkan kepada ODGJ.

Sarana untuk bedak atau borehnya adalah menggunakan kelor munggi, intaran bersama kulitnya, 9 pucuk daun liligundi, ramuan-ramuan umbi gadung, air cuka, dan tri ketuka. Bahan-bahan itu dicampur untuk dioleskan pada pasien ODGJ.

Mantra untuk obat dan borehnya adalah:

Ong edan edan anama swaha waras

(Ya Tuhan semoga penyakit gila ini sembuh).

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

5. ODGJ yang galak kepada semua orang

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliHasil jepretan foto Rudi Waisnawa tentang kondisi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dipasung. (Dok.IDN Times/Rudi Waisnawa)

Sarana pengobatannya menggunakan daun sirih tua temu ros, 3 biji ketumbar, 3 biji mungsi, dan 3 iris lengkuas. Bahan itu diramu sebagai jamu, kemudian diteteskan pada hidung dan telinga.

Sisa ampas dari bahan di atas digunakan untuk bedak atau boreh, yang dioleskan ke seluruh tubuh pasien ODGJ.

6. ODGJ yang suka menari dan bernyanyi

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliFoto hanya ilustrasi. (Pixabay/geralt)

Sarana pengobatannya menggunakan sembung bangke, sembung gantung, liligundi, daun intaran bersama akarnya, tri ketuka , dan air cuka. Beningan airnya dipakai untuk menetesi
telinga dan hidung.

Ampasnya digunakan sebagai bedak atau boreh untuk dioleskan ke seluruh tubuh pasien ODGJ. Mantra untuk obat dan borehnya:

Ong arah arah greha ah teka sidhi swaha.

Baca Juga: Sakralnya Tari Cupak di Bali, Ada Adegan Makan Babi Hingga Kerauhan

7. ODGJ yang suka tidur, tidak enak makan dan minum

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliHasil jepretan foto Rudi Waisnawa tentang kondisi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dipasung. (Dok.IDN Times/Rudi Waisnawa)

Sarana pengobatannya menggunakan 7 helai daun sirih temu ros (Urat daun kiri dan kanan bertemu di tengah), 7 butir merica, dan garam. Semua bahan dicampur dan diberikan kepada pasien ODGJ untuk diminum. Ampasnya disemburkan ke seluruh tubuh pasien tersebut.

8. ODGJ dengan ciri perutnya bengkak

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliHasil jepretan foto Rudi Waisnawa tentang kondisi Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dipasung. (Dok.IDN Times/Rudi Waisnawa)

Sarana pengobatannya menggunakan liligundi, kantawali (Tumbuhan jalar dengan rasa teramat pahit), mungsi, pala, dan air cuka. Semua bahan didadah (Direbus) dan diberikan kepada pasien ODGJ untuk diminum. Mantranya:

Ong arah arah ya atutur tutur namah swaha.

9. ODGJ yang selalu merasa ketakutan

Ciri-ciri ODGJ dan Cara Mengobati Menurut Lontar Usada BaliFoto hanya ilustrasi. (pexels.com/Joanne Adela Low)

Sarana pengobatannya menggunakan akar kekara yang merah dan putih serta sudah berumur tahunan (pada saat memetik jangan sampai kena bayangan kita), dan bawang adas. Kemdian bahan tersebut diperasi jeruk.

Beningannya teteskan pada telinga dan hidung, lalu diminumkan kepada pasien ODGJ. Sedangkan ampasnya dipakai untuk bedak atau boreh yang dioleskan ke seluruh tubuhnya.

Saat mengobati pasien ODGJ secara tradisional harus mengamati ciri-cirinya dulu. Karena masing-masing memiliki penanganan dan pengobatan yang berbeda-beda. Untuk memperkuat ramuan obat dan melindungi agar penyakitnya tidak kumat lagi, maka disertai dengan mantra agar memberikan kekuatan kepada sarana pengobatan yang diberikan.

Baca Juga: Menelusuri Pura Melanting Jambe Pole di Taman Festival Bali

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya