Makna Upacara Ngulapin saat Orang Bali Terkena Musibah
Prosesi ini untuk menuntun roh agar tidak tersesat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pulau Bali sangat lekat dengan kehidupan spiritual. Pulau Dewata ini memiliki upacara-upacara maupun tradisi yang terkait dengan hal-hal gaib maupun spiritual. Contohnya upacara yang diadakan karena ada musibah atau bencana. Seperti kejadian kecelakaan lift di resort mewah daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, yang menewaskan lima orang karyawannya. Keluarga korban melakukan upacara ini di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Upacara ini dikenal dengan sebutan Ngulapin. Seperti apa ya upacaranya? Berikut penuturan Jro Mangku Janji, seorang Praktisi sekaligus Instruktur Pelatihan Pemangku dan Serathi Banten (pembuat sarana upacara) dari Yayasan Dharma Acarya Denpasar.
Baca Juga: Orang Suci, 7 Jenis Pemangku yang Dikenal dalam Ajaran HinduÂ
Baca Juga: Perbedaan Desa Adat dan Desa Dinas di Bali
1. Upacara ngulapin untuk orang yang meninggal karena musibah atau kecelakaan
Upacara Ngulapin lebih sering dilakukan ketika ada seseorang, baik yang meninggal maupun tidak, karena musibah atau kecelakaan. Sekarang akan dibahas satu per satu, dimulai dari Upacara Ngulapin untuk orang yang meninggal karena musibah. Upacara ini dilaksanakan untuk menyatukan roh dengan badan kasar atau unsur Panca Mahabutha (lima unsur atau elemen dasar pembentuk alam) sebelum melaksanakan upacara penyucian seperti ngaben atau penguburan.
Jro Mangku yang ngayah (bertugas) di Pura Dalem Pejanji, Banjar Pelagan, Penatih, Kota Denpasar ini menyebutkan dalam ajaran Agama Hindu, badan manusia terdiri dari tiga bagian yaitu Stula Sarira (badan kasar), suksma sarira (badan halus), dan ananta karana sarira (atma). Dalam kehidupan ini, ananta karana atau atma ini terbungkus oleh maya yang disebut roh. Maka saat manusia hidup, badan dan rohnya masih menyatu. Unsur-unsur tersebutlah yang membentuk badan manusia, karena terdiri dari roh dan Panca Mahabhuta.
Saat mengalami musibah yang menyebabkan korban jiwa, masyarakat Hindu di Bali meyakini roh orang tersebut masih berada di lokasi musibah. Kalau meminjam bahasa umumnya di masyarakat, roh tersebut sedang gentayangan tanpa arah di lokasi musibah. Jadi dengan melaksanakan Upacara Ngulapin di lokasi musibah ini akan menuntun roh tersebut untuk kembali ke tempat asalnya.
"Agar roh tidak menjadi bhuta cuil atau roh gentayangan yang dapat mengganggu kehidupan di sekitar lokasi," ungkap Jro Mangku.
Upacara Ngulapin juga ditujukan kepada Catur Sanak atau saudara empat yang dibawa sejak lahir. Tujuannya agar keempat saudara ini turut menyertai roh kembali ke asalnya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.