Hubungan Kopi, Kafein dan Anxiety! Bahaya Kalau Berlebihan

Ini bisa menjawab reaksi tubuh orang yang minum kafein

Berdasarkan data dari Mental Health Foundation periode tahun 2022-2023, anxiety atau gangguan kecemasan dilaporkan menjangkit 37,1 persen perempuan dan 29,9 persen laki-laki. Sedangkan pada 2021, sekitar 28,1 persen orang dari kelompok usia 16 hingga 29 tahun menderita beberapa gejala gangguan kecemasan.

Untuk kamu yang doyan mengonsumsi kopi dan minuman berkafein lain, ada kabar buruk. Menurut studi dari Journal of Abnormal Psychology, tim peneliti menemukan bahwa kafein meningkatkan kecemasan, depresi, dan sikap permusuhan. Sungguh tidak disangka, bukan?

Baca Juga: Mengenal Micro Sleep, Fenomena Remeh Namun Berbahaya!

Baca Juga: Membaca Psikologis Orang yang Malas Bersih-bersih

1. Dosis yang aman mengonsumsi kafein

Hubungan Kopi, Kafein dan Anxiety! Bahaya Kalau BerlebihanIlustrasi kopi (Unsplash.com/Raimond Klavins)

Konsumsi minuman berkafein seperti kopi adalah hal yang umum di masyarakat. Namun, seperti banyak zat lainnya, kafein juga perlu dikonsumsi dalam batas yang aman agar tidak menyebabkan masalah kesehatan.

Menurut hasil penelitian terbaru dari Journal of Turkish Sleep Medicine, dosis aman untuk mengonsumsi kopi atau minuman berkafein adalah sekitar 250 mg per hari. Untuk memberikan gambaran, sekitar 250 mg kafein setara dengan sekitar setengah liter minuman. Jadi, jika kamu  minum kopi atau minuman berkafein lain yang berukuran 500 mL, itu sudah mencapai dosis aman harian.

Mengonsumsi kafein dalam dosis aman membantu mencegah efek negatif pada kesehatanmu. Sebaliknya, mengonsumsi kafein dalam jumlah berlebihan bisa menyebabkan masalah tidur, jantung berdebar, gangguan pencernaan, dan bahkan masalah kesehatan mental termasuk anxiety. Lalu, bagaimana cara kopi atau minuman berkafein tingkatkan level anxiety?

2. Kafein ternyata menghambat reseptor adenosin

Hubungan Kopi, Kafein dan Anxiety! Bahaya Kalau BerlebihanIlustrasi anxiety (Unsplash.com/Nik)

Adenosin adalah zat kimia yang ada dalam tubuh setiap orang dan berperan dalam menenangkan sistem saraf pusat. Ketika adenosin berikatan dengan reseptornya, maka tubuh menjadi lebih rileks dan cenderung menenangkan.

Penelitian oleh jurnal General Hospital Psychiatry pada tahun 2022 menemukan, bahwa kafein bekerja dengan cara menghalangi reseptor adenosin, sehingga adenosin tidak dapat berfungsi dengan baik. Dengan adenosin terhambat, sistem saraf pusat kamu menjadi lebih aktif dan penuh semangat.

Hasilnya, kamu merasa lebih terjaga dan alert, tetapi juga menyebabkan tingkat kecemasannya meningkat. Ketika tingkat kecemasan meningkat, beberapa orang mungkin merasa gugup, anxiety, atau bahkan merasa seperti akan mengalami serangan panik. Efek kafein pada setiap orang dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat sensitivitas masing-masing individu terhadap kafein.

Karena itu bagi orang yang cenderung memiliki kecenderungan untuk mengalami kecemasan, disarankan untuk mengonsumsi kafein secara hati-hati, atau menghindari konsumsi berlebihan untuk mengurangi kemungkinan munculnya kecemasan yang tidak diinginkan.

3. Variasi gen ADORA2A

Hubungan Kopi, Kafein dan Anxiety! Bahaya Kalau BerlebihanIlustrasi kopi (Pexels.com/Sena)

Gen ADORA2A adalah gen yang memengaruhi bagaimana tubuh merespons kafein. Beberapa orang memiliki varian gen ADORA2A tertentu yang membuat mereka lebih rentan terhadap efek anxiety dari kafein.

Penelitian yang sama oleh jurnal General Hospital Psychiatry pada tahun 2022 menemukan, bahwa bagi orang dengan varian gen ADORA2A khusus, kafein dapat menyebabkan respon kecemasan yang lebih tinggi. Ini berarti, ketika mengonsumsi kafein, mereka mungkin merasa lebih gelisah dan cemas dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki varian gen ADORA2A tersebut.

Gen-gen seperti ADORA2A dapat bervariasi di antara individu, dan inilah sebabnya mengapa orang memiliki respons yang berbeda terhadap kafein. Beberapa orang mungkin dapat minum kopi tanpa masalah, sementara yang lain merasakan serangan anxiety setelah mengonsumsi kafein.

4. Kafein menyebabkan vasokonstriksi

Hubungan Kopi, Kafein dan Anxiety! Bahaya Kalau BerlebihanIlustrasi kopi (Pexels.com/Begüm Arıcı)

Vasokonstriksi adalah kondisi ketika pembuluh darah mengalami penyempitan. Dimana pada penelitian yang sama oleh jurnal General Hospital Psychiatry, ditemukan jika kafein ternyata memiliki efek yang mempengaruhi kondisi pembuluh darah berupa vasokonstriksi.

Kafein dapat membuat pembuluh darah lebih sempit, termasuk pembuluh darah di otak. Ketika pembuluh darah di otak menyempit, aliran darah menjadi terbatas dan tekanan darah bisa meningkat.

Kondisi ini dapat mempengaruhi cara tubuh kita merespons situasi tertentu. Ketika ada situasi yang menegangkan atau menakutkan, tubuh akan merespons dengan meningkatkan denyut jantung dan memompa lebih banyak darah ke otak untuk membantu kita menghadapi tantangan.

Namun, jika pembuluh darah sudah menyempit karena kafein, aliran darah mungkin terhambat, dan tubuh bisa merasa lebih gelisah atau cemas. Efek vasokonstriksi dari kafein bisa memperkuat gejala anxiety yang sudah ada, sehingga seseorang merasa lebih cemas atau gelisah setelah mengonsumsi kafein.

5. Kafein menyebabkan efek panicogenic

Hubungan Kopi, Kafein dan Anxiety! Bahaya Kalau BerlebihanIlustrasi anxiety (Unsplash.com/Annie Spratt)

Dalam penelitian oleh jurnal General Hospital Psychiatry, ditemukan bahwa kafein dapat memiliki efek panicogenic. Itu berarti dapat memicu anxiety ataupun panic attack pada beberapa kelompok orang tertentu.

Ketika kamu minum minuman yang mengandung kafein, kafein akan bekerja pada otak, menyebabkan pelepasan hormon dan neurotransmitter tertentu. Satu di antaranya adenosin, yang berperan dalam mengatur aktivitas saraf dan fungsi otak.

Kafein akan memengaruhi reseptor adenosin di otak kamu . Ini dapat mengubah cara saraf berfungsi, termasuk meningkatkan kadar hormon stres seperti epinefrin atau adrenalin dan norepinefrin. Hormon-hormon ini mempersiapkan tubuh kamu untuk menghadapi situasi berbahaya atau menegangkan.

Namun, jika seseorang sudah memiliki kecenderungan kecemasan atau gangguan kecemasan, reaksi tubuh terhadap kafein bisa menjadi berlebihan. Efek kafein yang meningkatkan kadar hormon stres dapat memicu respons "fight or flight" yang berlebihan, menyebabkan perasaan gelisah, takut, dan bahkan anxiety.

Untuk orang-orang yang sudah memiliki masalah kecemasan, mengurangi atau menghindari konsumsi kafein mungkin bisa membantu mengurangi gejala kecemasan. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan tentang konsumsi kafein.

Masrurotul Hikmah Photo Community Writer Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya