5 Aktivitas yang Dilakukan Umat Hindu Selama Galungan

Para perantauan pasti mudik ke kampung halaman

Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu, Kliwon, wuku Dungulan. Hari raya ini adalah simbol kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan). Dalam menyambut Galungan, umat Hindu disibukkan oleh berbagai aktivitas untuk membuat perlengkapan dan sarana upacara.

Kegiatan ini rutin dilakukan setiap 210 hari sekali. Seperti apa ya aktivitas umat Hindu detik-detik menjelang Hari Raya Galungan? Simak artikelnya ya!

Baca Juga: Perbedaan Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, Beserta Maknanya

Baca Juga: 4 Tips Aman Memasang Penjor, Hindari Dekat Kabel Listrik

1. Membuat penjor

5 Aktivitas yang Dilakukan Umat Hindu Selama GalunganWarga sedang membuat penjor. (Instagram.com/senipenjorbali)

Penjor adalah sarana penting yang wajib dibuat oleh umat Hindu pada Hari Raya Galungan. Penjor memiliki simbol keagungan kemenangan dharma melawan adharma, sekaligus sebagai simbol Naga Basuki dan Naga Anantaboga. Fungsi dari penjor adalah wujud ucapan terima kasih umat Hindu atas anugerah dari Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa.

Penjor menggunakan hiasan yang dibuat sesuai kreativitas pembuatnya. Batang bambu melengkung ini akan ditancapkan di sisi kanan rumah sehari sebelum Galungan. Umat Hindu akan memasang penjor ini selama 35 hari.

2. Ngelawar

5 Aktivitas yang Dilakukan Umat Hindu Selama GalunganTradisi mepatung. (instagram.com/adie.dev)

Ngelawar atau membuat lawar yang merupakan kuliner tradisional khas Bali. Tradisi ngelawar dilakukan pada saat Hari Penampahan Galungan yang jatuh sehari sebelum Galungan. Pada hari itu, umat Hindu biasanya memotong babi atau istilahnya nampah celeng.

Umat Hindu kemudian akan mengolah daging babi ini menjadi lawar, sate galungan, dan hidangan lainnya. Lawar dan hidangan yang dibuat tidak saja untuk dikonsumsi, tetapi juga dijadikan sebagai sarana persembahan pada Hari Penampahan Galungan. Menurut Lontar Sundarigama, Bhuta Amangkurat (simbol kekuatan negatif) turun di Hari Penampahan Galungan yang bermaksud untuk mengganggu perayaan Galungan.

Oleh sebab itu, umat Hindu membuat lawar dan sarana persembahan lainnya untuk dihaturkan kepada Bhuta Amangkurat. Hal ini bertujuan agar Bhuta Amangkurat atau kekuatan negatif tidak mengganggu pelaksanaan Galungan. Dalam ajaran Agama Hindu, kekuatan negatif tidak diusir, melainkan dinetralisir (somia) agar tidak mengganggu kehidupan manusia.

3. Metanding banten

5 Aktivitas yang Dilakukan Umat Hindu Selama GalunganIlustrasi umat Hindu mempersiapkan sarana upacara. (unsplash.com/Cok Wisnu)

Pada Hari Raya Galungan, umat Hindu akan disibukkan dengan kegiatan membuat sarana upacara (banten) untuk persembahan suci. Kegiatan ini sering disebut dengan istilah metanding banten (membuat banten sebagai sarana upacara). Jika penjor, nampah celeng, atau ngelawar dibuat oleh pria, maka para perempuan bertugas untuk metanding banten.

Banten yang dibuat untuk Galungan cukup beragam. Ada banten yang dibuat untuk upacara di tingkat rumah tinggal, dan banten yang dibuat untuk dihaturkan ke pura atau tempat suci di sekitar rumah. Jumlah banten yang dibuat juga cukup banyak. Berbeda dengan jumlah banten yang harus dibuat pada hari suci lainnya seperti Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, dan sebagainya.

4. Bersembahyang pada Hari Raya Galungan

5 Aktivitas yang Dilakukan Umat Hindu Selama GalunganProsesi Galungan di salah satu desa di Bali. (unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Umat Hindu akan melakukan persembahyangan sejak pagi pada Hari Raya Galungan. Dimulai dengan menghaturkan sarana upacara di tempat tinggal masing-masing, dan bersembahyang bersama keluarga di tempat suci yang ada di rumah masing-masing. Setelah rangkaian upacara di rumah itu selesai, dilanjutkan dengan menghaturkan sarana upacara ke pura-pura di sekitar rumah seperti Pura Desa, Pura Dadia/Kawitan, Pura Puseh, dan Pura Dalem.

Biasanya untuk persembahyangan di pura-pura ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Umat Hindu akan melakukan persembahyangan keliling ini hingga tengah hari. Pada sore harinya, umat Hindu akan ngelungsur (mengambil sarana upacara yang telah dihaturkan untuk dinikmati bersama keluarga di rumah.

5. Pulang ke kampung halaman

5 Aktivitas yang Dilakukan Umat Hindu Selama GalunganMenikmati perjalanan ke kampung halaman saat Galungan. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Khusus untuk di Bali, umat Hindu yang merantau ke luar kampung halaman akan memanfaatkan momen Hari Galungan untuk pulang kampung atau mudik. Pulang kampung ini dilakukan setelah umat Hindu menyelesaikan rangkaian upacara dan persembahyangan di perantauan. Seperti yang penulis rutin lakukan Pada Hari Raya Galungan, sejak pagi hari telah melakukan rangkaian upacara dan persembahyangan di rumah tinggal di perantauan.

Setelah selesai, kemudian lanjut pulang ke kampung halaman. Penulis memiliki dua kampung halaman, yaitu di Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli. Selain untuk bersembahyang dan bersilaturahmi bersama sanak keluarga, tentunya perjalanan pulang kampung ini bisa sebagai sarana rekreasi. Kami sering menyebut dengan istilah touring Galungan. Anak-anak pasti senang pada momen pulang kampung di Hari Galungan ini.

Sore hingga malam hari, biasanya digunakan oleh umat Hindu untuk berkumpul bersama keluarga dan beristirahat setelah seharian melakukan rangkaian persembahyangan Galungan. Keesokan harinya pada Hari Umanis Galungan, umat Hindu akan melakukan silaturahmi ke rumah kerabat maupun sanak keluarga. Selain itu, ada sebagian yang memanfaatkan momen perayaan Umanis Galungan untuk berekreasi bersama keluarga. Selamat Hari Raya Galungan.

Ari Budiadnyana Photo Community Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya