TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Arsitektur Asli Rumah Tradisional Bali, Indah dan Elegan!

Masyarakat Bali punya aturan dalam membangun rumahnya

Bangunan tradisional Bali. (instagram.com/budaukir_)

Kebudayaan Bali dapat dilihat dari rumah tradisional, yang jauh berbeda dari rumah pada umumnya. Proses pembangunan rumah tradisional di Bali memiliki aturan yang disebut Asta Kosala Kosali. Aturan-aturan ini wajib diikuti. Karena jika tidak sesuai, penghuninya berisiko mengalami bencana.

Dalam pekarangan rumah tradisional Bali atau yang sering disebut dengan nama rumah sikut satak, terdapat beberapa bangunan di dalamnya. Bangunan-bangunan ini wajib ada di dalam pekarangan rumah tradisional di Bali, di mana masing-masingnya memiliki bentuk dan ciri khas. Yuk mengenal 6 arsitektur asli rumah tradisional Bali.

Baca Juga: 10 Satuan Ukuran Untuk Membuat Bangunan Tradisional Bali

Baca Juga: 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali

1. Merajan atau sanggah

Mrajan atau sanggah. (instagram.com/inengah.gunawan_bali)

Merajan atau sanggah adalah tempat ibadah di rumah. Biasanya sering disebut dengan nama pura keluarga. Sanggah ini dipelihara atau disungsung oleh keluarga di rumah.

Merajan diletakkan di sebelah timur laut atau dalam Bahasa Bali disebut dengan istilah kaja kangin. Namun di beberapa daerah Kabupaten Tabanan, sanggah tidak diletakkan di arah mata angin. Melainkan berada di lokasi yang berdekatan dengan jalan atau pintu keluar.

2. Bale daja

Bale daja. (instagram.com/ay_arsitek)

Bale daja (utara) merupakan bangunan yang paling awal dibangun. Bale daja ini nantinya digunakan sebagai patokan ukuran dalam membuat bangunan lainnya. Letak bale daja sesuai namanya adalah di sebelah utara pekarangan rumah yang menghadap ke selatan.

Bale daja menggunakan sistem bangunan saka kutus (tiang pondasi dengan jumlah delapan). Sebagian besar bale daja memiliki kamar dan di depannya terdapat ruangan yang tidak tertutup tembok. Ruangan ini digunakan untuk bersantai maupun mengadakan pertemuan.

Bale daja juga disebut dengan meten, karena digunakan sebagai tempat tidur. Selain meten, bale daja juga sering disebut dengan gedong yang biasanya digunakan untuk menaruh benda keramat maupun tempat tidur orang yang dituakan.

Baca Juga: 6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura Negatif

3. Bale dangin

Bale dangin. (instagram.com/goshadeck_846035)

Bangunan rumah tradisional Bali yang berada di sebelah timur disebut dengan nama bale dangin (timur). Bale dangin dibangun menggunakan sistem saka nem (tiang pondasi dengan jumlah enam). Namun untuk rumah dengan pekarangan yang luas bisa menggunakan sistem sake roras (dua belas), yang sering disebut dengan bale gede (besar).

Bentuk bangunan ini tidak seluruhnya ditutupi oleh tembok, melainkan hanya di bagian timur dan setengah di bagian selatannya. Bale dangin juga sering disebut dengan bale upakara atau bangunan tempat melaksanakan upacara seperti upacara potong gigi, otonan, pernikahan, hingga untuk orang yang meninggal dunia.

Bale dangin terdapat bangunan seperti tempat tidur yang biasanya digunakan untuk menaruh sarana upacara, dan juga meletakkan jenazah orang meninggal. Jenazah ini diletakkan di sana setelah prosesi upacara memandikan.

4. Bale delod

Bale delod . (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Bale delod merupakan bangunan yang terletak di sebelah selatan. Bangunan ini menggunakan sistem saka kutus (delapan).

Bale delod merupakan bangunan berbentuk persegi empat panjang yang menghadap ke arah utara. Pada bagian depan terdapat saka atau tiang yang terlihat (tidak tertutup tembok). Bangunan ini memiliki kamar-kamar sebagai tempat tidur. Namun di antara kamar dan saka terdapat ruang terbuka, namun tidak sebesar bale daja.

5. Bale dauh

Bale dauh atau loji. (perwakilan.baliprov.go.id)

Bale dauh sering disebut dengan loji yang letaknya berada di sebelah barat (dauh) dari pekarangan rumah. Bale dauh dibangun menggunakan sistem tiang saka nem (enam), saka kutus (delapan atau astasari), atau saka sanga (sembilan atau sangasari).

Bale dauh ini lantainya dibuat lebih rendah dari bale daja dan bale dangin. Bentuknya persegi empat panjang dan mirip dengan bale daja, namun di dalamnya bisa terdiri dari beberapa kamar tidur serta ruangan untuk menerima tamu.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya