6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura Negatif

Semeton Bali harus segera melakukannya, jangan ditunda

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Setiap orang tentunya menginginkan pekarangan rumah yang membawa aura positif dan berdampak baik bagi penghuninya. Namun tidak semua pekarangan seperti itu. Dalam Lontar Bhama Kretih tentang areal pekarangan rumah (Karang) yang memiliki aura baik (Positif) dan buruk (Negatif), menyebutkan mengenai karang panes. Yaitu pekarangan rumah yang memiliki aura buruk bagi penghuninya seperti sakit, boros, dan selalu mendapat bahaya hingga kematian.

Makanya setiap orang menghindari untuk membangun atau menempati pekarangan rumah yang mengandung unsur karang panes. Namun bagaimana dalam kondisi terpaksa harus membangun atau menempati rumah karang panes?

Berikut ini cara mengatasi pekarangan rumah karang panes menurut Lontar Bhama Kretih.

Baca Juga: 6 Kejadian Alam di Pekarangan Rumah yang Membawa Aura Negatif

1. Padma Andap sebagai penanggulangan karang panes

6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura NegatifPelinggih Indra Blaka. (Instagram.com/agoenkmahendra)

Iki Pamanes Karang salwiring panes, sane ngadakang panes karang, lwirnia, kapanjingan gelap mwang puhun, wenang ngadegang linggih Padma Andap, palinggih Sang Hyang Indra Blaka, tan pegat hamanggih lara bhaya yadin ping dasa caruning tan sidha purna dening caru ika. Apan Sang Hyang Indra Blaka dadi Sang Hyang kala maya dadi kala desti. Mangkana kajarnia.

Dari lontar tersebut di atas dapat dijelaskan, bahwa banyak sekali yang menyebabkan
karang panes. Satu di antaranya pekarangan yang kelihatan gelap di siang hari akibat asap muncul dari dalam tanah di pekarangan tersebut. Termasuk juga rumah bekas kebakaran. Untuk itu penghuni rumah harus membuat bangunan Padma Andap, atau yang disebut dengan Padma Capah.

Masyarakat Hindu di Bali mendirikan bangunan ini di sudut Barat Laut pekarangan menghadap ke tengah. Bangunan ini sebagai stana Sang Hyang Indra Blaka (Sang Hyang Dhurgha Maya). Bangunan yang seperti ini dikenal dengan bangunan Indra Blaka.

Bangunan Indra Blaka sangat penting dibangun di areal yang dianggap memiliki aura negatif (Karang panes).

Yan hana karang katumbak rurung, tumbak jalan, katumbak labak, katumbak jalinjingan mwang tukad, katumbak pangkung, panes karang ika, Sang Hyang Kala Durga hanglaraning, wenang ngadegang padma alit, palinggih Sang Hyang Durgamaya.

Selain dibangun di dalam pekarangan, pelinggih Indra Blaka juga dibangun di sudut pekarangan yang dianggap mendapatkan pengaruh negatif. Seperti karang tumbak rurung atau tusuk sate. Pekarangan yang kena tusuk sate wajib membangun Padma Andap atau Padma Capah sebagai stana Sang Hyang Indra Blaka untuk menetralisir area pekarangan tersebut.

Pelinggih Indra Blaka juga wajib dibangun di sudut pekarangan yang disebut karang
kalingkuhan rurung atau sula nyupi, karang apit rurung muah apit jalan atau kuta kubanda.

Selain itu, jika ada rumah yang berdampingan dengan pura, balai banjar, apalagi pekarangan tersebut berada di hulunya, wajib juga membangun pelinggih Sang Hyang Indra Blaka.

Baca Juga: Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Positif Versi Bali

2. Caru sebagai penanggulangan karang panes

6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura NegatifFoto hanya ilustrasi. (Dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pada tulisan IDN Times sebelumnya yang berjudul 6 Kejadian Alam di Pekarangan Rumah yang Membawa Aura Negatif, ada beberapa kejadian di pekarangan rumah yang memberi dampak kurang baik. Menurut Lontar Bhama Kretih, harus dilakukan upacara dengan sarana banten caru. Pelaksanaannya tidak boleh lebih dari tiga hari sejak tanda-tanda atau kejadian tersebut muncul.

Jika pelaksanaan caru kurang dari tiga hari, maka upacara dan upakaranya lebih sederhana atau kecil misalnya caru ayam brumbun, prayascita durmanggala, dan beyakaonan. Jika mampu membuatnya, maka buatlah caru yang disebut dengan caru pengasih bhuta. Ini dimaksudkan agar seluruh unsur alam (Bhuta) melindungi penghuni pekarangan tersebut.

Namun jika upacara dan upakara baru digelar lebih dari tiga hari sejak kejadian, maka upacara dan upakaranya lebih besar karena diibaratkan penyakit sudah mewabah. Ini memerlukan upakara yang lebih besar seperti caru panca sata dan sejenisnya.

3. Panca Tawur sebagai penanggulangan karang panes

6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura NegatifFoto hanya ilustrasi. (Dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Yan hana tabwan sirah, tabwan kulit mwang nyawan, ring salu, ring pahumahan, ring kubwan, pateh panese. Yan ring lumbung, ring kamulan hayu ika. Muwah yan hana ingon – ingon, patik, wenang – wenang, salu rupa wetune, panes karang ika, wenang rarung ka segara, tugel gulena, kawandaniya rewekan ring rwi walatung, talining dening budur, bwangen ring payonidi. Raris glarana Panca Tawur.

Artinya, jika ada tawon atau lebah bersarang di rumah, termasuk ada binatang yang
lahirnya berbeda wujud, itu disebut dengan karang panes. Untuk menetralisirnya harus
melaksanakan upacara yang disebut dengan Panca Tawur. Yaitu upacara sejenis caru yang lebih besar atau disebut Caru Panca Sata.

Di samping itu, binatang yang lahirnya berbeda wujud tersebut harus dibuang ke laut. Ini mengandung makna membuang segala kekotoran yang ada di pekarangan.

Baca Juga: 7 Mantra Penangkal Leak, Bisa Digunakan Sehari-hari

4. Caru Penganggihan sebagai penanggulangan karang panes

6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura NegatifFoto hanya ilustrasi. (Dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Iki Caru Panganggihan nga, yan ring karang paumahan karasa panes, maka cihna ing Karang panes yania; katiben kagringan tan pantara mwang kasusupan dening branti, ngimur – imur kalanan mwang sering kna wicara, manusania tan renga ring gagaman manusa. Yan mangkana cihnania, wenang hacaru ring pakarangan, lwirnia; ngadegang sanggar tutwan, munggah banjotan kelanan mwang canang lenghawangi, buratwangi, canang gantal. Ring sor ithik bulu sikep, hinolah hurap bang putih jajatah dadi 33 tanding, walulangnia winangun hurip, hangkebang ring caru ika. Ring sanggah kamulan ngaturang prayascita lewih malih nunas pakuluh pamuput caru ika. Ring natar genah carune, madhatengan ayam putih hingolah dadi 5 tanding, saha canang daksina, panyeneng. Di hulun dhatengane, banjotan kelanan, wusan maprayascita ring sanggah raris kepakubonan maprayascita. Yan wus puput ika, buncal ring pempatan agung.

Caru Penganggihan adalah sebuah caru untuk mentralisir pekarangan yang bersifat karang panes. Ciri-cirinya adalah penghuni tertimpa penyakit tanpa sebab dan tidak ada obatnya, sering terjadi pertengkaran, bingung, marah, serta tidak ingat akan kewajiban dalam hidupnya, itu diharapkan melaksanakan caru karang panes yang disebut dengan Caru Penganggihan.

Caru ini terbuat dari itik berbulu hitam yang diolah menjadi caru dan harus membuat upacara penyucian di tempat suci, lalu dilanjutkan di pekarangan rumah, termasuk para penghuni rumah tersebut.

5. Caru Karang Panes sebagai penanggulangan karang panes

6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura NegatifFoto hanya ilustrasi. (Dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Ketika ada seluruh binatang peliharaan terkena penyakit dan mati, maka harus membuat upacara Caru Karang Panes yang mempergunakan sarana ayam putih dibagi menjadi lima bagian, disertai dengan membuat tulisan dalam lontar (Rajahan). Lontar tersebut kemudian ditanam di pekarangan di akhir upacara, sambil membaca mantra:

pancha bhuta, raksasa raksasi, dustha durjana, henduh ta kita, yan tan kita weruh hamaca sastranku; yan sira tan wruh hamaca sastranku, lunghana kita, yan kita wruh palungha kita, tan wruh yen wruh, yen alumuh lungha kita, panger ngke pangraksante ri ngong, hana tadhah sajinta, pulawa sapunggel, susuruh putih hijo, saga rong penek, hayam winangun hurip, rinumbah gile, sasak mentah, jajatah calon tan winalik, twasanta hangraksa hulun.

6. Caru Rsi Ghana sebagai penanggulangan karang panes

6 Upacara yang Diperlukan untuk Pekarangan Rumah dengan Aura NegatifFoto hanya ilustrasi. (Dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Caru Rsi Ghana bertujuan untuk menyucikan areal tempat suci atau pekarangan. Tujuannya adalah menstanakan Dewa Ghana yaitu dewa penghalau segala rintangan, agar areal dan penghuninya mendapatkan keselamatan serta terbebas dari pengaruh negatif.

Caru ini biasanya dilaksanakan pada saat ada upacara besar seperti upacara ngenteg linggih atau pada saat pelinggih atau pura selesai dipugar.

Nihan Kaputusan Sang Hyang Resi Ghana, pamarisudhaning karang hangker salwiring panes. Yan mati salah pati, kalebon amuk, sinambering glap makrana sang adrewe humah kabhaya – bhaya kojarania, caru iki glarakna ring pomahan ring sanggar ring parhyangan mwang ring tegal sawah sagenahing Karang Panes, aheng mwang hangker, yadnya kapanjingan bhuta kala dengen, umahing dete, caru iki glarakna (maksudnya caru Rsi Ghana).

Dari isi lontar di atas, bahwa untuk menanggulangi karang panes diharapkan membuat upacara yang disebut dengan Caru Rsi Ghana. Tujuannya untuk menetralisir areal pekarangan tersebut agar terhindar dari pengaruh negatif.

Tulisan terkait Lontar Bhama Kretih ini hanya sebagai panduan agar masyarakat memiliki pekarangan rumah dengan aura positif, dan terhindar dari karang panes.

Jika pekaranganmu memiliki kesamaan dengan yang ada di tulisan ini, segera berkonsultasi dengan orang yang paham seperti Ida Pedanda ya. Agar Ida Pedanda dapat melakukan upacara-upacaranya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya