Sejarah Baru Dagang Indonesia-Uni Eropa, Dikenakan Tarif 0 Persen

Badung, IDN Times - Indonesia dan Uni Eropa sepakat bermitra jangka panjang setelah perundingan sepanjang hampir satu dekade. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan kepakatan substantif Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada Selasa (23/9/2025). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, mengatakan capaian tersebut menjadi tindak lanjut konkret dari pengumuman kesepakatan mengenai kesimpulan CEPA yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto; dan Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, dalam pertemuan di Belgia pada Juli 2025 lalu.
“Dari putaran pertama perundingan di Brussels pada tanggal 20-21 September 2016 hingga hari ini di Bali, perjalanan sembilan tahun ini telah membawa kita pada sebuah tonggak bersejarah yang mencerminkan komitmen bersama dan berkelanjutan kita terhadap kemitraan ekonomi yang terbuka, adil, dan berkelanjutan melalui IEU–CEPA,” ungkapnya.
1. Kesepakatan akan berlaku pada awal 2027

Menurut Airlangga Hartarto, kesepakatan tersebut menempatkan Indonesia setelah Singapura dan Vietnam yang terlebih dahulu menandatangani CEPA dengan Uni Eropa, sekaligus menjamin terciptanya persaingan yang lebih adil (equal level of playing field) bagi produk dan investasi Indonesia, serta menegaskan posisi kuat Indonesia di kancah global. Kesepakatan tersebut diyakini dapat memberikan manfaat konkret bagi Indonesia, khususnya dalam memperluas ekspor dan mengamankan akses pasar yang lebih luas di Uni Eropa.
"Kami menargetkan efektif perjanjian ini berlaku 1 Januari 2027," terangnya.
2. Produk Indonesia langsung akan menikmati tarif 0 persen

Liberalisasi pasar di bawah IEU-CEPA akan mencakup bidang barang, jasa, dan investasi. Terkait dengan barang, kedua pihak telah berkomitmen untuk menghilangkan tarif lebih dari 98 persen jenis tarif, dan 99 persen dari total nilai impor. Saat implementasi kesepakatan tersebut, produk Indonesia langsung akan menikmati tarif 0 persen di 90,40 persen pasar Uni Eropa. Pengurangan tarif selanjutnya nanti akan menyusul secara bertahap.
"Komoditas utama ekspor Indonesia seperti minyak sawit, kopi, tekstil dan pakaian jadi, alas kaki, dan furnitur diproyeksikan akan mengalami peningkatan," terangnya.
3. Indonesia memiliki kesempatan ekspor produk berteknologi tinggi

Selain itu, IEU-CEPA juga akan membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk-produk berteknologi tinggi, termasuk ponsel pintar dan peralatan telekomunikasi. Sehingga mendorong diversifikasi ekspor dan meningkatkan daya saing industri nasional di pasar global. Terkait fasilitasi perdagangan, kedua pihak akan memperkuat kerja sama melalui penyederhanaan prosedur ekspor-impor, dan kolaborasi yang lebih erat antara otoritas pabean.