Setengah Abad di Jalan Sulawesi, Pedagang Bersaksi Ini Banjir Terparah

Denpasar, IDN Times - “Pak nanti kalau ada mobil Olympic (merek prabot rumah tangga), tolong suruh masuk ya,” kata seorang perempuan berhijab hijau. Sementara, seorang laki-laki berkaus tanpa lengan warna cokelat membalas, “Oke Bu, tunggu di sini juga ya.” Percakapan itu terjadi pukul 14.04 Wita saat IDN Times berada di ujung Jalan Sulawesi dekat Pasar Badung, Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat, Rabu (10/9/2025). Di bawah langit mendung, perempuan yang biasa dipanggil Bu Tum itu tak banyak berekspresi.
Gerak-geriknya tampak siaga menanti mobil yang akan mengangkut perabotan dagangannya. Bu Tum adalah pemilik toko perabot rumah tangga bernama Raja Meubel. Kepada IDN Times, Bu Tum bersaksi banjir pada Rabu (10/9/2025) adalah yang terparah sepanjang hidupnya. Seperti apa cerita Bu Tum? Berikut cerita selengkapnya.
1. Banjir terbesar sepanjang berdagang di Jalan Sulawesi

Bu Tum berjualan di Jalan Sulawesi sekitar 50 tahun lalu. Perempuan yang kini berusia 71 tahun itu sehari-hari tinggal di Jalan Gatot Subroto (Gatsu), Kota Denpasar. Menurutnya, banjir yang sekarang tak pernah separah ini. Kata Bu Tum, ketinggian banjir dulu hanya seukuran pembatas antara jalan dengan deretan kios di Jalan Sulawesi. Kini, banjir mulai surut dan Bu Tum harus segera bergegas mengangkut barang dagangannya ke gudang lain.
“Kalau zaman dulu belum modern. Banjir nanti ada lipi (ular) diangkut, hilang yehne (airnya). Jadi gak sampai ke sini (ke toko) dulu. Ini terbesar selama saya lahir di sini,” cerita Bu Tum di dekat tokonya.
2. Perkiraan kerugian usahanya sekitar Rp50 juta

Sambil menunggu mobil untuk mengangkut barang datang, Bu Tum memperkirakan kerugian yang dialami tokonya sekitar Rp50 juta. Bu Tum membandingkan dengan toko lainnya yang mengalami kerusakan lebih parah.
“Toko kain itu bisa satu miliar untuk di Jalan Sulawesi saja, belum di Jalan Gajah Mada,” kata Bu Tum memperkirakan kerugian yang dialami oleh toko tekstil di Jalan Sulawesi.
Bu Tum ingin bergegas memindahkan barang dagangannya. Sebab hanya itu yang dapat dilakukannya. Ia tidak bisa bersih-bersih tokonya karena air mati.
3. BBMKG Bali mengungkapkan curah hujan sejak 9 September 2025 tergolong ekstrem

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Luh Eka Arisanti, memaparkan hasil pencatatan Automatic Rain Gauge (ARG) atau Penakar Hujan Otomatis di wilayah Kecamatan Denpasar Barat. Curah hujan harian pada Selasa, 9 September 2025 tercatat 204,6mm (milimeter) dan di Stage of Sanglah tercatat 188,4mm. Angka curah hujan di atas 150mm dalam sehari masuk dalam kategori ekstrem.
“Kedua curah hujan tersebut tergolong ekstrem, untuk tanggal 10 September masih dalam proses,” ungkap Arisanti kepada IDN Times, Rabu (10/9/2025).