Jenis Obat dan alat Pencegah IMS untuk Berhubungan Selain Kondom

Denpasar, IDN Times - Satu upaya untuk mencegah penularan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV adalah penggunaan kondom. Namun edukasi penggunaan kondom secara efektif belum dilakukan secara masif.
Pengelola Program HIV Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja, Dewa Nyoman Suyetna, mengatakan bagi warga yang berhubungan dengan risiko dan tidak mau memakai kondom, maka ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan.
1. Kondom cara praktis untuk pencegahan IMS dan HIV

Pengelola Program HIV Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja, Dewa Nyoman Suyetna, mengatakan bahwa beberapa upaya yang dilakukan adalah mendistribusikan kondom bagi klien yang datang ke layanan, mendistribusikan kondom di lapangan, dan mendistribusikan kondom ditempat tempat bergulir.
Kondom kini mudah didapatkan di toko-toko modern dengan berbagai variasi dan merek. Penggunaan kondom saat berhubungan menjadi cara yang praktis untuk mencegah penularan IMS dan HIV.
2. PrEP hanya bisa diakses kelompok tertentu

Layanan PrEP ini di mulai sejak Mei 2022 di Klinik Utama WM Medika. PrEP dapat mengurangi risiko terinfeksi HIV hingga lebih dari 90 persen jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat.
PrEP tidak untuk semua orang. Ada beberapa kelompok risiko yang bisa mendapatkan PrEP yaitu LSL (Laki Seks Laki), WPS (Wanita Pekerja Seksual), Waria, Penasun (Pengguna Narkoba Suntik), Pasangan ODHIV, Pasangan Risti (Pasangan Risiko Tinggi). Jumlah pasien pengguna PrEP aktif sampai Maret 2025 yaitu 117 orang. PrEP sudah banyak tersedia di puskesmas daerah Kota Denpasar.
"Kalau teman-teman ada yang tidak mau pakai kondom, boleh pakai PrEP. PrEP itu ada yang diminum harian. Ada yang diminum saat mau hubungan seks," ungkapnya.
3. PEP juga digunakan secara bersyarat

Sedangkan PEP direkomendasikan untuk seseorang yang mengalami paparan risiko tinggi terhadap HIV maksimal 72 jam setelah terpajan. Sebelum mengakses PEP, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu melakukan tes HIV dan IMS.
Apabila hasil tes HIV negatif, makabisa mengakses PEP dengan minum obat ARV selama 30 hari.
4. DVR digunakan oleh perempuan di vagina

Selain itu ada DVR atau Dapivirine Vaginal Ring atau dikenal sebagai cincin Vagina Dapivirine. DPR digunakan oleh perempuan berisiko tinggi terinfeksi HIV yang tidak dapat mengonsumsi PrEP oral, atau ketika PrEP tidak tersedia.
DVR berupa cincin silokon fleksibel yang mengandung Dapivirine atau sejenis ARV. Hingga saat ini Klinik Utama WM Medika, Yayasan Kerti Praja mencatat sudah 30 orang menggunakan DVR di Denpasar.
"DVR itu dimasukkan ke vaginanya perempuan. Bisa dipakai 28 hari baru boleh diganti," terang Dewa Nyoman Suyetna.