Pemilihan Ketua Osis Serentak di Tabanan Digelar Layaknya Pemilu
- Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS di Tabanan diselenggarakan layaknya Pemilu
- Sarana edukasi politik pada pemilih muda, inisiatif dari KPU Kabupaten Tabanan untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi sejak dini.
Tabanan, IDNTimes-Sebanyak 22 SMA/SMK dan 1 Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Tabanan, serentak menggelar pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS tahun 2025/2026. Pemilihan digelar dengan konsep Pemilu, mulai tahapan pendaftaran calon, kampanye, debat kandidat, pemungutan suara, hingga rekapitulasi hasil.
Suasana layaknya pemilu terasa kental di SMAN 1 Tabanan. Ruangan tempat pemilihan diatur mirip dengan pemilihan umum. Ada petugas yang memberikan kartu suara, hingga tersedia bilik suara untuk ruang pemilihan. Para pemilih juga mendapatkan cap jari sebagai tanda sudah mengikuti pemilihan.
Wakill Kepala Sekolah Kesiswaan SMAN 1 Tabanan, Agung Harry Sunjaya Sapanca mengatakan, pelaksanaan pemilu OSIS di Tabanan memang dirancang seserius mungkin. Tercatat 1.483 siswa dan 121 guru serta pegawai masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Sebanyak lima kandidat bersaing memperebutkan kursi Ketua OSIS. “Awalnya ada 30 calon, tapi setelah seleksi ketat tersisa lima kandidat. Semua tahapan dilakukan oleh siswa sendiri dengan pembina OSIS sebagai pendamping,” ujarnya, Selasa (21/10/2025)
1. Sarana edukasi politik pada pemilih muda
Komisioner KPU Provinsi Bali, I Gede Jhon Darmawan mengatakan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS dikonsep seperti Pemilu, merupakan inisiatif yang diinisiasi oleh KPU Kabupaten Tabanan. Tujuannya untuk memberikan edukasi politik dan menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada pemilih pemula sejak dini.
“Kegiatan ini menjadi proses pembelajaran bagi pemilih muda untuk memahami esensi demokrasi dan tahapan pemilu secara langsung,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).
2. Diharapkan pada Pemilu 2029 siswa sebagai pemilih pemula tidak canggung
Menurut Jhon Darmawan, pemilu OSIS yang dikemas secara serentak baru pertama kali dilakukan di Tabanan. “Model serentak seperti ini belum ada di daerah lain. Tetapi kalau pelaksanaan pemilihan mirip Pemilu sudah banyak yang melaksanakan,” ujarnya.
Pengalaman ini menurutnya penting agar saat siswa menjadi pemilih sesungguhnya pada Pemilu 2029, sudah siap dan tidak canggung dengan proses demokrasi.
3. Pemilih kelompok usia muda mendominasi jumlah pemilih di Bali
Berdasakan data KPU Bali, pada Pemilu dan Pilkada 2024, kelompok usia muda atau gabungan Gen Z dan Milenial, mendominasi hingga 53,8 persen dari total pemilih.
Adapun jumlah pemilih Gen Z mencapai 23 persen. Menurut Jhon Darmawan, meski tingkat partisipasi pemilih tinggi saat Pemilu 2024, antusiasme cenderung menurun pada Pilkada karena isu lokal dan nasional yang berbeda serta pengaruh media sosial tidak sebesar saat pemilu.
“Nantinya perkirakan sekitar 600 ribu orang pemilih pemula pada pelaksanaan Pemilu 2029. Karena itu, pendidikan demokrasi di sekolah menjadi sangat relevan,” pungkasnya.
