Rumah Kebanjiran, Puluhan KK di Desa Antiga Bertahan di Pengungsian

- Bantuan logistik disalurkan ke warga terdampak banjir
- Pemkab Karangasem akan berkoordinasi dengan BWS untuk normalisasi alur sungai
- Karangasem belum menetapkan status darurat bencana meski puluhan keluarga harus mengungsi
Karangasem, IDN Times - Hujan deras sejak Selasa (9/9/2]25) hingga Rabu (10/9/2025) membuat sungai di Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem meluap. Air pun merendam puluhan rumah warga.
Puluhan kepala keluarga di desa itu harus mengungsi. Kasur, perabotan, hingga pakaian terendam air. Jalanan desa berubah menjadi kubangan.
Kepala Desa Antiga, I Wayan Madra Arsana, menuturkan banjir kali ini merupakan yang paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Air tidak hanya meluap, tapi juga membawa material pasir dan batu, sehingga kondisi rumah warga makin parah terendam,” ungkapnya, Kamis (10/9/2025)
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, sedikitnya 56 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi. Sebagian menumpang di rumah saudara, sebagian lagi mencari tempat aman di rumah kerabat terdekat.
Namun, kepastian kapan mereka bisa kembali ke rumah masih menjadi tanda tanya, sebab hingga Kamis sore air masih menggenangi pemukiman.
1. Bantuan logistik mulai disalurkan ke warga

Untuk meringankan beban warga, BPBD Karangasem sudah menyalurkan bantuan dan logistik. Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa menyebut, makanan siap saji dan kebutuhan pokok menjadi prioritas.
“Sumur warga banyak yang terendam banjir, jadi air bersih kami suplai melalui tandon yang akan segera kami dropping. Fokus awal tentu pada kebutuhan dasar,” ujarnya.
Selain membantu korban banjir, BPBD bersama instansi terkait juga disibukkan dengan bencana lain. Material longsor menutup sejumlah jalan kabupaten, sementara pohon tumbang sempat memutus akses di beberapa titik.
“Pohon tumbang sudah kami tangani. Sekarang fokus ke pembersihan material longsoran agar jalan kembali bisa dilalui,” jelas Arimbawa.
2. Pemkab Karangasem akan berkoordinasi dengan BWS untuk normalisasi alur sungai

Bagi warga Desa Antiga, banjir bukan hal baru. Setiap kali hujan deras mengguyur dalam waktu lama, luapan sungai menjadi ancaman. Kali ini, dampaknya cukup besar hingga memaksa puluhan keluarga mengungsi.
Arimbawa mengatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) terkait langkah penanganan ke depan. Normalisasi sungai disebut sebagai salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan.
“Usulan ini nanti akan disampaikan lewat Dinas PUPR Karangasem. Dari sana bisa dikaji, apakah normalisasi atau langkah lain yang lebih tepat,” imbuhnya.
3. Karangasem belum tetapkan status darurat bencana

Meski banjir menyebabkan puluhan keluarga harus mengungsi, Pemerintah Kabupaten Karangasem belum menetapkan status tanggap darurat bencana. Arimbawa menegaskan, kondisi ini masih bisa ditangani dengan sumber daya yang ada.
“Belum ada status darurat. Namun kami akan bahas lebih lanjut dalam rapat bersama,” kata dia.