Denpasar, IDN Times - Petugas dari Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar melakukan penindakan dan edukasi tertib berlalu lintas terhadap pengguna jalan. Dalam kegiatan Ops Keselamatan Agung 2023 di hari ketujuh, penindakan berupa teguran mendominasi.
Tercatat ratusan pengendara yang melanggar mendapatkan teguran, baik lisan maupun tulisan.
Menurut Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, tercatat ada beberapa jenis pelanggaran yang dominan dilakukan pelanggar dan diberikan penindakan hingga hari ketujuh, Senin (13/2/2023). Pelanggaran tersebut di antaranya pengendara yang tidak menggunakan helm, melanggar marka dan rambu lalu lintas, kendaraan yang menggunakan knalpot brong, pengendara di bawah umur, serta kendaraan yang melebihi batas dimensi dan kapasitas muatan.
“Adapun pelanggaran masih didominasi pengendara sepeda motor, dengan jenis pelanggaran terbanyak tidak menggunakan helm dan melanggar marka serta rambu lalu lintas,” ungkap Sukadi.
Dari data yang masuk di Posko Operasi hingga hari ke-7 pelaksanaan Operasi, Polresta Denpasar telah memberikan tindakan penilangan melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) Statis sebanyak 83. Teguran sebanyak 441 pelanggar, terdiri dari teguran lisan 305 dan 136 teguran tertulis.
Menyikapi besarnya angka tersebut, pihaknya meminta masyarakat untuk selalu mematuhi aturan berlalu lintas dan tidak kebut-kebutan di jalan.
“Petugas operasi juga gencar menyampaikan imbauan agar masyarakat berlaku tertib di jalan raya sehingga bisa memberikan keamanan, keselamatan, baik bagi diri sendiri maupun para pengguna jalan lainnya,” ucap Sukadi.
Dalam kegiatan operasi ini, Sukadi mengatakan bahwa tindakan yang diberikan berupa penilangan melalui ETLE Statis, teguran lisan, dan teguran tertulis. Kegiatan ini diharapkan bisa mengurangi pelanggaran lalu lintas dan fatalitas kecelakaan, serta meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas.
Personel Ops Keselamatan juga melakukan sosialisasi dan edukasi tertib berlalu lintas, baik secara tatap muka dengan datang ke sekolah atau komunitas masyarakat, maupun melalui pembagian leaflet dan pemasangan stiker keselamatan serta melalui sarana media sosial dan media massa.