Tak Semua Peristiwa di Bali Juli 2025 Dijadikan Indikator BPS

Denpasar, IDN Times - Berbagai peristiwa banyak terjadi di Bali sepanjang Juli 2025. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, peristiwa itu seperti pembongkaran bangunan di Pantai Bingin, Kabupaten Badung; tenggelamnya KMP Tuni Pratama Jaya; sederet festival kebudayaan seperti Penglipuran Village Festival. Jatiluwih Festival, Festival Ulun Danu Beratan, Lovina Festival, hingga Medewi Festival; dan penundaan keberangkatan pesawat dari dan ke Australia dampak dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Namun, catatan peristiwa pada Juli 2025 tidak seluruhnya berpengaruh terhadap indikator strategis di Provinsi Bali.
“Catatan peristiwa yang ditampilkan bulanan, jadi bisa menimbulkan pengaruh ke indikator strategis, tapi bisa langsung maupun tidak langsung,” kata Ketua Tim Analisis Statistik BPS Provinsi Bali, Ni Nyoman Jegeg Puspadewi, saat dihubungi IDN Times via WhatsApp, Senin (4/8/2025).
Berikut ini deretan peristiwa di Bali Juli 2025, apakah memengaruhi kondisi perekonomian dan lainnya di Bali?
1. Pengaruh Pesta Kesenian Bali (PKB) dan festival lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi

Jegeg mencontohkan, pelaksanaan PKB ke-47 akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga. Ini karena analisis peristiwa pada Juli 2025 akan masuk ke pencatatan triwulan berikutnya. Namun, berdasarkan catatan pertumbuhan ekonomi Triwulan I di Bali, ada penurunan dengan nilai pertumbuhan sebesar 4,38 persen.
Sementara, peristiwa besar tapi tidak berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali adalah tenggelamnya KMP Tuni Pratama Jaya di Selat Bali. Kapal ini tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada 2 Juli 2025 lalu.
“Jadi catatan peristiwa lebih ke pengingat peristiwa-peristiwa apa yang ada di bulan bersangkutan,” kata Jegeg.
2. Pembongkaran bangunan di Pantai Bingin dan nasib ketenagakerjaan Bali

Sisi ketenagakerjaan, Jegeg mengungkapkan bahwa survei tenaga kerja berlangsung setiap Agustus dan Februari. Saat ditanya tentang pengaruh pembongkaran bangunan pariwisata di Pantai Bingin terhadap pekerja, Jegeg mengungkapkan tergantung situasi pekerja setelah peristiwa.
“Ketika pekerja masih belum mempunyai pekerjaan, seharusnya tercakup dalam hasil survei ketika pekerja tersebut menjadi sampel,” ujarnya.
Jegeg menyatakan, pekerja di sekitar Pantai Bingin yang terdampak belum tentu secara otomatis meningkatkan jumlah pengangguran. Sebab, walaupun ada tambahan orang yang tidak bekerja di Bali, tapi pihak BPS perlu mendata kemungkinan sektor selain pariwisata dengan peningkatan jumlah orang yang bekerja.
“Jadi intinya, tidak setiap catatan peristiwa tersebut berdampak langsung terhadap naik turunnya nilai indikator yang dihitung BPS,” kata Jegeg.
3. Ekspor di Bali menurun, impor terpantau naik

Catatan indikator strategis Provinsi Bali juga menunjukkan aspek lainnya, seperti neraca perdagangan. Neraca perdagangan di Bali pada Juni 2025 lalu terhitung surplus sebesar US$28,47 juta. Meski demikian, pendapatan dari ekspor menurun 14 persen lebih, menjadi US$40,27 juta. Sedangkan impor masuk ke Bali justru mengalami peningkatan sebesar US$ 11,8 juta. Peningkatan impor ini hampir menyentuh angka 6 persen.
Sektor pertanian di Bali juga tampak lesu dengan penurunan di sejumlah aspek. Misalnya penurunan produksi padi tahun 2024 tercatat sebesar 5,66 persen dengan jumlah 635 ribu ton lebih. Nilai tukar petani mengalami penurunan 0,77 persen dengan nilai 101,69. Pada Juli 2025, masih tetap turun meski tak serendah periode sebelumnya, yakni sebesar minus 0,46 persen dengan nilai 108,43.